s e l e b

190 26 5
                                    

cie dighostingin 3 minggu:v


"Yem, udah kelar?"

"Hmm belum. Ini lagi kuis."

"Ohh yaudah, aku tunggu di depan."

"Oke."

"Love you."

"Hm"

bip.

Ayem menatap layar ponselnya yang sudah menggelap, adohh males banget, pikirnya. Seseorang menepuk pundaknya.

"Yem. Melamun bae, ga balik?" tanya Jooheon.

"A-anu, nanti. Bahas tugas kelompok dulu yok Joo." Katanya, gugup.

"Ya ayok." Lalu Jooheon menatap sekeliling, mencari keberadaan teman sekelompoknya yang lain. "Yahh udah pada ga ada Yem, di gc aja lah bahasnya."

"Gue bahas sama lo aja duluan." paksa Ayem.

"Kenapa sih? deadlinenya masih lama juga."

"Ya... gapapa. Gue lagi males pulang."

"Tumben, bukannya pacar lo yang famous itu biasanya nungguin di depan."

Tatapan Ayem mendatar. Jooheon bangsat, kenapa lu ingetin Umpatnya dalam hati. "Yaudah gue pulang." Kata Ayem sambil menyambar tasnya dengan kasar dan menyampirkan di bahu dengan asal-asalan.

Jooheon cengo.

Ayem berjalan tanpa minat keluar gedung perkuliahan. Di lihatnya segerombolan orang berdiri di sekitar pintu depan. Cih, mr. Chae dan fans bodohnya.

"Kak Hyungwon kan? foto dong kak."

"Hahah iya boleh."

Cekrek.

"Ngapain kesini kak?"

"Saya mau jem-

"Kakak collab sama ***** dong."

"Kalo dia nya mau ya Saya ayok aja."

"Wkwkwk baik amat dah kakak, jadi pacar Saya yuk kak."

Ayem tak mendengar sambungan percakapan itu lagi karena sudah menyumpal kupingnya dengan earphone. Bacot umpatnya. Di naikkannya tudung hoodie dan berjalan agak menyingkir, menghindari gerombolan itu.

"Dikit lagi." katanya pada diri sendiri ketika mata dan kakinya terfokuskan pada gerbang fakultas, tempat banyak ojek nongkrong.

Ayem bernafas lega ketika kakinya hampir melewati gerbang sampai tiba-tiba ada sebuah tangan yang melingkar di bahunya, membuat langkah Ayem terhenti. Badannya seketika lesu, bagai ketahuan mencuri angsulan belanja mama. Sial.

Ayem yang bagai lupa bahwa manusia memiliki dua tangan pun kaget ketika satu tangan Hyungwon yang lain menelusup ke dalam tudung hoodienya, melepas sebelah earphone.

"Pantesan dari tadi aku panggilin ga dengar." Kata si pemilik tangan.

"Ahahahah." tawa Ayem canggung sambil berusaha menurunkan tangan yang bertengger di bahunya, namun Hyungwon tetap tak mau melepas rangkulannya dari Ayem. "Turunin, berat." bohongnya.

"Oh, sorry. Ayok, aku parkir disana." kata Hyungwon setelah menurunkan lengan dari pundak Ayem, dan malah menggenggam telapak tangannya. Membuat Ayem jengkel setengah mati.

Ketika mereka dalam perjalanan kembali ke depan gedung fakultas, "Won, lepasin. Tangan aku keringetan." kata Ayem sambil mengangkat tangan mereka yang tertaut. Ekspresinya kesal, bahkan ia memanggil Hyungwon dengan nama, tanpa ada embel-embel kakak. Gue salah apa yatuhan batin Hyungwon yang dengan tak ikhlas melepas genggaman tangan mereka.

nasi goreng -(mostly) hyungkyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang