p r e t e n d d a t e

208 24 6
                                    

"Kita ke Bekasi." kata Papa Changkyun dengan tegas.

"Hahhhhh???"

Dan jadilah Changkyun sekeluarga berangkat ke Bekasi, rumah Kakeknya Changkyun. Ini akhir tahun, kangen natalan disana kata Papanya. Changkyun ngambek, padahal natal ini dia sudah berencana mau sleepover ke rumah Jooheon, goleran main game sambil makan snack seharian.

Di perjalanan, Changkyun kerap kali berdecak kesal, membuat Mamanya jadi jengkel juga. "Udahlah im gausah ngeluh gitu terus. Kita disitu ga bakal lama, paling 5 harian, ya kan Pah?" tanya Mama Changkyun.

Yang ditanya tetap diam, Papa sibuk menyetir, bikin Changkyun tambah sebel. "Kenapa mendadak banget sih Pah, Changkyun udah janjian sama temen mau natalan bareng." katanya merengek, lagi.

"Kamu mau Papa turunin disini?" kata Papanya dengan nada datar.

glek

Dan begitulah sisa perjalanan selanjutnya, Changkyun mendecak lalu di nasihati Mama dan kena tegur Papa sampai akhirnya mobil sudah keluar dari jalan tol, membuat Changkyun sadar bahwa mau tak mau pun dia tetap berakhir di Bekasi.

Mobil memasuki pekarangan rumah yang lumayan besar, namun penuh dengan mobil dan motor. Banyak orang pikirnya.
Papa menyuruh Changkyun menurunkan barang di bagasi, yang dibalas Changkyun dengan helaan nafas. Sabar.

Ia menarik 2 koper sekaligus dan satu tas di depan, malas bolak-balik. Lalu menyusul masuk ke dalam, mengikuti kedua orang tuanya. Dilihatnya ruang tamu penuh dengan anak kecil sekitaran umur 6 - 10 tahun, sedang mabar game online. Beberapa wajah mereka Changkyun kenali sebagai sepupunya (ya walaupun ga ingat namanya siapa), sisanya ia tak kenal dan bahkan tak peduli.

"Ini aku taroh dimana Ma?" tanya Changkyun pada Mamanya. "Kamar Papa yang diatas kamu ingat, kan?"

"Hmm"

Ia berjalan ke ruang tengah, menuju tangga. Dilihatnya tangga itu bagai menatap dirinya dengan tatapan ngajakin kelahi. Bagaimana tidak, kamar Papa itu di lantai 3, jarak tangga perlantai bisa sampai 20 anak tangga. Dulu kakek kerja apasih sampe rumah se gede ini otaknya mulai memikirkan hal tak jelas.

Lantas dipakainya tas ransel lalu mulai mengangkat kedua koper ditangan kanan dan kiri. Selama menaiki tangga dengan pelan, Ia mengeluh. "Kenapa juga si aku sendirian yang bawa, bantuin kek! ini kagak anaknya doang sendirian disuruh-suruh. Sekalinya ga nurut di marahin." Ia bersungut.

"Puahahahah."

Changkyun yang medengar suara orang tertawa pun mendongak ke atas, dilihatnya adik terakhir Papa yang umurnya mungkin hanya tua 9 tahunan sama Changkyun (kalau tidak salah namanya heungwon? yah sesuatu seperti itu) tertawa dengan kepala melongok ke bawah dari balkon atas. Changkyun menatapnya Omnya datar dan melanjutkan kegiatan ngangkat koper dengan bibir mencebik.

Ketika sudah sampai di lantai 3, ia dengan cepat menarik koper dan membuka kamar milik Papa. Di parkirkannya barang di sembarang tempat lalu ia menjatuhkan diri di ranjang, emang kalo liburan tuh enaknya tiduran.

Ia mengambil ponsel dari kantong, niatnya ingin membuka sosmed dan membalas beberapa pesan dari temannya sampai ia tersadar Gue kan ga ada paket, dirumah se gede gini ga mungkin gada wifi kan?

Ia mengecek server wifi dan benar saja, ada sekitar 3 disini, perlantai mungkin? udah kayak hotel aja batinnya. Tapi yang masalah lagi, ia tak tau passwordnya. Changkyun mengusak kepalanya kasar, berasa di negri antah berantah kalo gada internet.

Didengarnya seseorang membuka pintu kamar, membuatnya menengok. "Kak, dipanggil. Makan." ucap salah satu anak yang ada di ruang tamu tadi. "Eh bentar dulu," kata Changkyun sambil berjalan menghampiri anak itu. "Minta password wifi sini dong." katanya sambil menyodorkan ponsel pada si anak kecil.

nasi goreng -(mostly) hyungkyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang