Part 8

521 43 4
                                    

Haii..maaf ya kalau aku jarang update soalnya aku banyak tugas, thanks udah baca cerita aku vote yaa...


Happy Reading!

___________________

Orang itu adalahh...Revan, tangan kiri Chelsea, Chelsea menatap Revan dengan tatapan malasnya.

"Apaan?" tanya Chelsea kesal, matanya menatap lelaki itu terdapat raut kesal yang terpampang di wajahnya.

"Kesini dulu deh, soalnya gue mau ngomong serius," ujar Revan mengisyaratkan Chelsea untuk mendekatinya.

Chelsea berjalan kesal, umpatan demi umpatan keluar dari mulut Chelsea, lelaki ini sangat menganggu aktifitasnya.

"Gue mau bilang, tadi gue liat ada bom di sebelah kiri markas kita" bisik Revan pelan.

"Ya terus apa hubungannya dengan gue? Seharusnya bang Rey kan yang ngatur strateginya?" bisik Chelsea cuek.

"Yee, lo kagak pedulian amat dah, bang Rey udah ngatur Strateginya, nih!" Revan menyodorkan hp nya kepada Chelsea supaya Chelsea membaca strategi yang dibuat oleh Rey.

Chelsea melotot kaget, "Panggil bang Rey sekarang, 5 menit harus datang kesini, cepetan!" titah Chelsea.

5 menit kemudian, Rey sudah sampai di sekolah Chelsea, ia menatap Chelsea dengan tatapan seolah olah bertanya.

"Ngapain lo rubah strateginya, lo mau semua anggota mati, hah?!" Chelsea menaikan oktaf suaranya.

"Lo mikir nggak sih resikonya, lo seharusnya mikir resikonya dulu bang," Suara Chelsea mulai menurun.

"Maaf, tapi gue nggak mikir resikonya" ujar Rey sambil menatap sepupunya, sepupu? yaps! Rey memang sepupu Chelsea.

"Semua anggota nggak akan selamat kalau itu strateginya bang, gue harap lo ganti strateginya" Chelsea menatap Rey dengan serius.

"Sekarang ganti strateginya, gue nggak mau tau!" ujar Chelsea dengan suara meninggi.

"Kalau 1 hari strategi itu nggak selesai, mati lo di tangan gue!" ucap Chelsea sambil menatap Rey sinis.

"Kalau gue mati gak bakal ada sepupu lo yang ganteng ini," Rey menoel pipi adik sepupunya itu.

"Amit-amit! Kalau lo mati pun, masih ada kak Rafa yang ganteng, baik, gak nakal, pintar, pengertian, lembut!" ujar Chelsea bermaksud menyindir sepupunya ini, memang Rey memiliki kepintaran dibawah rata rata, nilainya pun pasti dibawah KKM.

"Ouw, merasa tersindir gue" sinis Rey kesal.

"Yaudahlah! Pulang sana, ganggu aja, ingat kalau 1 hari strategi itu nggak selesai MATI lo di tangan gue" ujar Chelsea sedikit menekan kata MATI.

"Galak amat neng! Dahlah, byee!" ujar Rey berlalu.

"Lo? Ngapain? Pulang!" ujar Chelsea sambil menuding Revan dibalas anggukan dari Revan.

"Bahas apaan sih?" tanya Rafael  yang sedari tadi memperhatikan Chelsea.

"Kepo kek dora!" ujar Chelsea sambil melengos pergi.

"Mampus!" teriak seseorang dengan kencang, membuat Rafael menoleh menatap orang itu.

Terlihat raut kaget dari wajah Rafael menyadari orang yang berada di hadapannya.

***

Bersambungg...
Next??
Vote..

Queen Mafia - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang