"Iya, jadi..gue sama dia itu sahabatan udah 3 tahun sih," terang Chelsea."Btw, lo kemana aja bego! Gue cariin juga 4 tahun udah ngilang aja lo," sinis Chelsea pada Dylan.
"Maaf sih, perasaan gue lo tambah galak aja deh" ujar Dylan membuat Chelsea melotot kearahnya.
"Datang datang bikin darah tinggi aja lo," ketus Chelsea, lalu ia berjalan mendekati Rafael sambil duduk dipangkuan cowok itu.
"Kenapa?" tanya Rafael pada gadis yang bernotabe sebagai adiknya itu.
"Capek gue, sumpah dah!" ujar Chelsea ia sedikit mengubah posisinya menjadi berbaring di pangkuan Rafael.
"Tired? Why?" tanya Rafael, tangannya mengelus rambut adik perempuannya, membuat Chelsea nyaman.
Chelsea tersenyum tipis. "Gak papa, i'm fine just calm down."
"Idihh..modus aja neng," ujar Dylan, memang semua sahabat Rafael tak mengetahui bahwa Chelsea dan Rafael adalah seorang adik kakak.
Chelsea menatap Dylan dengan tatapan membunuh, "Gue adiknya, apa salahnya? Dia kakak kandung gue, salah?" tanya Chelsea.
"Jadi..kalian berdua saudaraan? Gak nyangka sumpah," ujar Dylan, Kenzo dan Alvaro serempak.
"Tapi, kalian diam aja, sampe buka mulut, mau langsung ke kuburan atau ke rumah sakit dulu?" ujar Chelsea dengan aura dingin.
"Masih sama," gumam Dylan pelan.
Chelsea menatap Dylan datar, "Sama? Sama apanya?" tanya Chelsea membuat Dylan melongo tak percaya ia berbicara sangat pelan tadi.
"Gak!" balas Dylan singkat.
Chelsea mengangguk. "Gue duluan."
***
Chelsea, gadis itu menghempaskan dirinya ke kasur, ia sudah pulang sejak 20 menit yang lalu.
"Panas banget!" ujar Chelsea, "Mending ke bawah aja dah."
Chelsea segera berdiri dari kasurnya, langsung menghampiri pintu kamarnya.
Gadis itu berlari sambil menyusuri tangga rumahnya, Rafael menatap kearah adiknya.
"Jangan lari lari, ntar jatuh!" peringatnya.
Namun sama sekali tak digubris oleh gadis itu, membuat Rafael kesal, ia langsung menghampiri Chelsea.
"Gue dengar kak!" Chelsea yang mengetahui kakaknya mendekat langsung saja menjawabnya.
"Denger itu jawab juga kali!" seru Rafael, bola matanya menatap Chelsea dengan tatapan tajam, Chelsea justru balik menatapnya.
"Adek nggak ada akhlak," ketus Rafael.
"Bodo amat!" Chelsea langsung duduk didepan TV, Rafael? Ia mengikuti adiknya.
"Besok camping?" tanya Chelsea, tanpa melihat kakaknya.
"Gak tau," jawab Rafael asal.
Chelsea menatap Rafael, "Gimana sih? Lo ketua osis tapi nggak tau apa apa, aneh!"
"Iya, besok camping, lo ikut kan?" tanya Rafael yang hanya dibalas anggukan dari Chelsea.
"Gak tau juga sih, tapi kayaknya ikut deh" Chelsea sambil memakan camilannya.
"Ikut aja lahh, please!" tukas Rafael.
"Idih..siapa lo? Ngatur ngatur gue?" ketus Chelsea.
"Gue kakak lo, dan lo adik gue"
"Emang kenapa kalau gue nggak ikut?" tanya Chelsea.
"Ya..gue kesepian tanpa ada adik gue yang cantik ini," jelasnya.
Chelasea tersenyum tipis. "Iya, gue ikut kok."
"Nahh...gitu dong!"
"Bahas apaan nih??" tanya seseorang membuat Chelsea menatapnya.
Siapa lagi kalau bukan..
***
Bersambung..
Next??
Krisannya kakak..
Wajib vote..
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Mafia - On Going
Teen Fiction"Lo asik gue santai,lo ngusik gue bantai" Chelsea Queen Alberts. Kisah ini menceritakan seorang gadis yang dikenal sebagai 'LEADER' dari salah satu genk terkejam se-indonesia yaitu genk 'Black Angel'. Bagaimana jika musuhnya adalah kakaknya sendiri...