BAB 3

146 15 0
                                    

     Pagi itu cuaca terlihat berkabut dan dingn, Jessy keluar ruang tamu di temani mbok Marni sambil membawa bekal sekolah. Saat Jessy membuka pintu mobil terlihat seorang remaja yang tinggal di kontrakan sedang berbicara pada Jono di area perkebunan. Dengan memakai jaket dan sepatu boots sesekali pria itu melirik bingung ke arah Jessy. Tubuhnya yang tegap, wajahnya yang manis dan mata yang indah, menambah kesan maskulin pada pria itu.

            "Non.. Hayooo.. Nanti terlambat loh." Kata mbok Marni.

           "Iya iya mbok, aku berangkat dulu ya mbok." Jawab Jessy sambil masuk ke dalam mobil. Kemudian Jessy membuka kaca mobil sambil melambaikan tangan pada mbok Marni. Tapi tayapannya terus menatap pria itu yang hanya melihat dengan tatapan dingin dan bingung. Mbok Marni pun melambaikan tangan kepada Jessy dan tersenyum. Sesaat mobil nya sudah pergi keluar mbok Marni melirik ke arah pria itu yang masih saja melihat mobil Jessy yang melaju ke jalan raya. Mbok Marni hanya terdiam, namun tak lama pria itu menoleh ke arah mbok Marni dengan tatapan datar. Kemudian mbok Marni pun masuk ke dalam rumah.





                             *********





           Jam pelajaran dimulai, bapak guru memanggil satu persatu murid yang kemarin mengerjakan tulisan di sebuah buku. Tibalah Jessy yang dipanggil dan ia berjalan ke depan dengan perasaan gugup.

           "Jessy…., diantara semua yang menulis tentang cerita, hanya Jessy yang mendapatkan nilai paling tinggi. Bapak yakin, kalian bisa belajar dengan Jessy bagaimana menulis cerita dengan baik." Kata Pak guru.

          "Ah.. Gimana gak pinter pak, orang dia suka berhalusinasi!" Celetuk seorang murid nakal yang duduk di belakang. Sementara smuanya hanya tertawa mendengar ucapan teman sekelasnya.

          "Maksud kamu gimana?" Tanya pak guru sambil berdiri di samping Jessy. Sementara Jessy hanya bingung dan sedikit sedih.

         "Ya dia kan suka ngomong sendirian pak,  tingkahnya aneh, mungkin dia saking kaya nya jadi setres kali pak! Hahahahahhaha!" ucap teman sekelasnya yang bernama Riki. Namun di saat yang bersamaan Jessy melihat ke arah jendela dan Eja berdiri menatap Riki.

Jessy seolah memberikan isyarat pada Eja untuk bersembunyi, namun Eja tetap saja menatap Riki.

            "Apa benar apa yang Riki bilang Jessy?" Tanya pak guru nya. Namun Jessy hanya terus memberi tanda pada Eja untuk bersembunyi.

           "Jessy?" Panggil pak gurunya sambil menyentuh pundak Jessy dan menatap Jessy.

          "Eh.. Iya pak.. Maaf.. Kenapa?" Tanya Jessy dan menoleh ke arah pak gurunya  Semua tampak tertawa melihat tingkah Jessy. Pak gurunya lantas melirik ke arah jendela, namun tak ada siapapun yang dilihatnya. Hanya pohon-pohon taman belakang dan kabut yang tipis.

          "Yah.. Baik.. Kita lanjutkan pelajaran ini, tolonh buka buku kalian halaman 36. Jessy.. Silahkan duduk kembali ke tempat mu." Ucap pak gurunya.

Jessy pun berjalan menunduk sambil nembawa buku dan hanya melirik teman-teman sekelasnya yang melihat Jessy dengan tatapan aneh. Akhirnya Jessy pun duduk di bangkunya dan hanya meletakkan bukunya di atas meja.

              "Tok.. Tok.. Tok.."

              "Oh ya silahkan masuk." Jawab Pak gurunya, terlihat karyawan kantor yang berjalan masuk ke dalam untuk berbicara pada pak gurunya. Tak lama karyawan itu seolah menjemput seseroang murid dari luar, terlihat seorang gadis berambut pendek sebahu yang membawa tas, kulit wajah yang terlihat tidak begitu putih berdiri samping pak guru.

AKU TAU KAMU ADA (Bab 1 - 22 Tamat) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang