BAB 21

31 9 6
                                    

     Jessy berdiri depan makam kedua orang tuanya, ia meneteskan air matanya, wajahnya sangat terpukul, bahkan ia juga melihat makam kembarannya yang bersebelahan dengan kedua orang tuanya. 

Andre hanya bisa mengusap punggungnya dan tetap mendampingi Jessy disaat sedih. 

      "Maaf, hari sudah semakin panas, kita bisa duduk di bilik dekat jalan itu." Kata bapak tua itu. 

Jessy dan Andre pun berjakan mengikuti bapak tua yang terus menyusuri jalan kecil samping makam. 

Sampai di bilik Jessy duduk dan sesekali mengikat rambutnya, sementara Andre duduk di sampingnya. 

      "Bapak sudah lama bekerja di makam ini?" Tanya Andre. 

      "Iyaa lama sekali, dari zaman ayah saya masih hidup, dan saya masih kecil, dulu ayah saya juga penjaga makam ini. Saya suka bantuin ayah saya membersihkan rumput, menyapu dedaunan." Kata bapak tua itu. 

      "Bapak tau kenapa ayah, ibu, dan kembaran Jessy meninggal?" Tanya Andre. 

      "Tau.. Dulu sempet ada kecelakaan, lalu mobil yang di tumpangi orang tua dan kembaran adek Jessy di celakai orang, hingga mengalami jalan oleng, sampai akhirnya mobil nya terlempar ke jurang dan meledak di sana. Semua yang melihat ikut membantu mengevakuasi korban. Tapi pelaku nya kabur begitu saja." Ucap bapak Tua. 

       "Sampai hari ini belum ditemukan siapa pelakunya pak?" Tanya Andre. 

        "Waktu itu sempat di usut, tapi akhirnya diberhentikan karena…"

        "Karena apa pak?" Tanya Jessy. 

        "Karena eyang adek kan di bunuh sama seseorang di rumahnya." Kata bapak tua itu. 

Sontak Jessy terdiam, selama ini apa yang ia curigai benar, bahwa eyang Ratmi sudah meninggal, dan ia masih bisa berkomunikasi pada eyangnya. 

        "Jadi apa yang Tio bilang itu benar ya?" Ucap Andre. 

       "Loh memang waktu itu gak ada yang cerita sama adek tentang kematian orang tua dan kembarannya? Trus yang saya bingung, adek bisa selamat dari masalah itu?" Tanya pak tua itu. 

       "Saya juga gak tau pak, mbok Marni pun semasa hidup gak pernah menceritakan keberadaan orang tua saya dan masalah yang terjadi. Bahkan sebelum kematiannya mbok Marni sepertinya ingin menyampaikan sesuatu tapi…" Ucap Jessy. 

       "Kenapa dek? Apa mbok kamu sakit jantung? Atau kenapa?" Tanya bapak tua itu. 

       "Nggak pak…  saya merasa itu ulah eyang!" Kata Jessy. 

       "Oh.. Maksudnya adek bisa melihat mahluk astral?" Tanya bapak tua itu. 

Jessy hanya mengangguk terdiam dengan wajah penuh amarah dan bingung. 

        "Dek.. Saran saya, kunci dari masalah ini masih ada di rumah adek, coba cari tau, mungkin ada bukti yang akhirnya menjelaskan kenapa orang tua kamu di di celakai orang. Atau bisa jadi ada orang lain yang mau bantu masalah ini." Kata bapak tua. 

         "Iya pak.. Saya akan selidiki.. Trimakasih banyak pak sudah menceritakan keadaanya." Ucap Jessy. 





                                    ********


      Malam itu Jessy masuk ke dalam kamar ibunya  bersama Andre, lampu kamar pun dinyalakan dan Andre hanya melihat sekeliling kamar yang besar. 

AKU TAU KAMU ADA (Bab 1 - 22 Tamat) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang