BAB 5

126 15 0
                                    

     Pagi itu Jessy masuk ke dalam kelas, beberapa mata memandangnya dengan tatapan dingin. Jessy mulai bingung dengan sikap mereka. Sampai akhirnya Jessy meletakkan tas nya di atas meja. Namun teman-teman yang lainnya berusaha menghindar dan keluar dari ruangan. Jessy mengerutkan dahinya dan berfikir keras, apa yang membuat teman-temannya bersikap dingin padanya. Tak berapa lama bel pun berbunyi, akhirnya semua teman-teman Jessy masuk ke dalam kelas bersamaan dan hanya memandangnya dengan tatapan nanar. Tia pun akhirnya datang, dan menyapa Jessy.

             "Hai Jess.." kata Tia.

             "Hai Tia.." Jawab Jessy singkat.

             "Ehh.. Mita tadi menyuruh ku untuk duduk sama kamu. Gak apa-apa kan?" Tanya Tia.

             "Kenapa dia minta pindah duduknya? Emang ada salah apa sih Jess aku sama yang lainnya?" Tanya Jessy yang mulai sedikit kesal dengan sikap teman-temannya. Akhirnya Mita pun masuk ke dalam kelas dan duduk bangku Tia. Jessy hanya memandangnya sinis. Sementara Mita pun dengan tatapan takut tak berani memadang Jessy lama-lama, ia pun membalikkan badan dan berbisik pada teman-temannya.

            "Aku gak bisa tinggal diam!" Guman Jessy. Namun saat wali murid nya masuk ke dalam Jessy menatap Eja yang berdiri di luar jendela sambil melambaikan tangan ke Jessy. Ia pun hanya tersenyum kecil dan berusaha menjaga Eja agar tidak terlihat oleh teman-temannya.

           "Pagi semua." ucap wali kelasnya.

           "Pagi Bu….." Jawab mereka bersamaan.

           "Hari ini kita mendapat kabar yang sangat tidak menyenangkan. Teman kalian yang bernama Riki meninggal dunia. Nanti pulang sekolah kita akan datang ke pemakamannya.

Sontak semua nampak sedih mendengar berita itu. Jessy hanya terkejut bukan main. Ia lantas beranjak dari duduknya dan berjalan ke depan. Tia sempat menahan tangannya, namun Jessy tak memperdulikannya. Akhirnya Jessy berdiri di depan kelas.

               "Iya Jessy.. Ada yang ingin kamu sampaikan?" Tanya wali kelasnya.

               "Sa.. Sayaa cuma mengucapkan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya, dan turut sedih atas meninggalnya Riki, tapi saya juga mu menyelesaikan masalah ini." Kata Jessy sambil menatap Tia. Di luar jendela Eja hanya berdiri menatap Jessy.

               "Trimakasih atas ucapannya. Kita semua menghargai dan turut sedih, tapi apa yang kamu mau selesaikan Jess?" Tanya Wali kelasnya sambil tetap berdiri di sampingnya.

                "Pertama Riki pernah menghina saya waktu itu, ia mengatakan bahwa saya dibilang saking kayanya saya jadi stres, dan berhalusinasi. Awalnya saya kesal dengan apa yang dia katakan. Tapi saya tidak pernah dendam dengannya. Yang ke dua mengapa teman-teman yang lain selalu menghindar dari saya? Jujur saya sakit hati dan Sedih bu! Kenapa semua bersikap itu pada saya, hanya Tia teman baru saya yang mau berbicara pada saya. Saya cuma mau tanya, apa yang membuat kalian semua takut dan menghindar dari saya? Salah saya apa? Jika kalian tidak ingin berteman dengan saya, lebih baik saya berhenti sekolah saja…!!" Ucap Jessy dengan geram sambil menatap teman-temannya, namun ia juga masih melihat Eja yang berdiri di luar jendela.
    
          "Jessy.. Mohon tenang dulu, kita bisa selesaikan baik-baik dan dengan kepala dingin." Kata wali kelasnya. "Coba tolong katakan sama Ibu, apa yang membuat kalian memperlakukan Jessy seperti ini?"

Semua anak awalnya nampak diam dan tak berani menyampaikan pendapat mereka. Jessy masih saja terus geram melihat teman-temannya.

             "Coba Mita, kenapa lu pindah duduknya dari gua? Sebegitu takutnya lu sama gua? Apa selama ini gua pernah jahat sama lu da kalian semua?" Tanya Jessy dengan nada emosi. Akhirnya Mita pun mulai terpancing emosi.

AKU TAU KAMU ADA (Bab 1 - 22 Tamat) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang