Hari Ketiga di Malang

51 36 42
                                    

Keesokan harinya, aku terbangun di pagi buta. Kulihat mentari belum terbit dari ufuk timur. Langit masih gelap gulita dipenuhi bintang bintang yang mulai meredup. Rembulan pun masih asik bersemayam di balik awan awan yang malang melintang. Kubangunkan ragaku dan berjalan menuju toilet. Kubasuh tanganku dan mulai membaca niat untuk berwudhu. Kali ini aku bisa bangun lebih pagi untuk menunaikan ibadah. Tidak seperti kemarin, aku yang tertidur dengan pulasnya dan terbangun di siang bolong. Kutunaikan ibadah subuhku. Kupanjatkan doa agar aku dan kedua sahabatku dapat menjalani hari ini dengan karunia-Nya. Dan bisa kembali ke rumah dengan selamat.

Kali ini mentari sudah mulai menunjukan pesonanya. Aku yang sudah segar bugar bersiap untuk menyantap sarapan. Akan kuhabiskan semua santapan lezat yang ada. Karena kemarin aku hanya bisa memakan roti isi. Selesai sarapan aku pun beranjak keluar hotel. Aku memulai hari dengan joging di sekitaran hotel. Tak lama, Niko pun ikut keluar dari hotel dan langsung menyapaku.

"Woy, Sutan! Rajin amat olahraga dulu." Teriaknya padaku.

"Bangun kepagian sih, gara-gara kemarin nyampe sini langsung tidur. Jadi sekalian deh olahraga dulu. Hari ini kan kita bakalan nanjak nanjak. Pemanasan dulu sebelum entar nanjak." Aku berteriak menjawab Niko.

Aku pun selesai berolahraga. Kulihat Sevila sedang menyantap menu sarapannya.

"Eh, Via! Tumben bangunnya paling lama." Sapaku padanya sembari mengambil segelas susu di mejanya.

"Iya nih. Kemarin susah tidur, gara gara kesenengan liat indahnya air terjun. Ngebayangin kalo disana ada pelangi." Ujar Sevila padaku.

"Kan kemarin juga ada pelangi."

"Emang ada gitu? Perasaan aku gak liat."

"Yaiyalah kamu gak liat. Orang pelanginya ada di mata kamu." Ujarku padanya.

"Ihhh! Gombal! Emangnya lagunya Jamrud?" Ujar Sevila sembari mencubit lenganku.

Aku pun berjalan menuju ke kamarku. Aku bersiap untuk mandi dikarenakan badanku yang sudah basah kuyup dipenuhi keringat.

Setelah selesai mandi. Aku pun bersiap menggunakan carrier yang sedari Bandung tak kupakai. Tak lupa kusiapkan pula tenda yang sudah kubawa. Karena kami akan bermalam di sebuah bukit. Mencoba menyatu dengan alam. Dengan melihat keindahan sunset dan juga sunrise yang menanti disana.

Akhirnya kami pun bersiap menuju tujuan kami hari ini. Pak Yatno sudah menunggu kami di mobil. Kami pun bergegas menuju kedalam mobil. Dan kami pun mulai berjalan menuju destinasi kami kali ini.

Di tengah perjalanan Sevila bertanya.

"Kita beneran bakal camping disana?"

"Iyalah beneran. Kan udah bawa tenda." Jawab Niko.

"Aman kan disana?" Sevila kembali bertanya.

"Aman lah! Paling ada harimau entar." Jawabku sembari bercanda.

"Ihhh, Sutan!" Jawab Sevila sembari menjambak rambutku.

"Tapi tenang. Kan ada pawang harimau. Ya ga, Tan?" Ujar Niko sembari tersenyum padaku.

"Nahh tuh tau." Jawabku.

Kami pun tertawa bersama sama.

Setelah berkendara cukup lama kami pun sampai di sebuah dataran tinggi. Aku pun turun dari mobil. Dan langsung disuguhi pemandangan lautan awan yang begitu menggugah hati. Kukeluarkan kameraku. Kupotret sekelilingku. Betapa indahnya bumi ini. Aku pun bergegas menuju loket pembayaran tiket.

"Sutan!" Teriak Sevila padaku sembari turun dari mobil.

"Oy!" Jawabku teriak kembali padanya.

"Aku sama Niko nitip tiketnya yah." Jawab Sevila.

The Story From Bromo (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang