Menghayal sebentar gak masalah asal jangan keterusan, soalnya sakit waktu di ingetin.
-Kinanti Pratiwi-
-----------------------------------------------------------
Bukan satu dua kali Kinan menjadi fotografer prewedding. Dari mulai konsep paling sederhana sampai konsep mewah yang cukup menguras budget. Foto prewedding sendiri merupakan sebuah genre dalam dunia fotografi, yang merupakan perkembangan dari fotografi pernikahan. Tidak ada sumber yang menyebutkan secara pasti kapan tepatnya, yang jelas foto prewedding mulai merebak di Indonesia sejak tahun 2000-an. Istilah prewedding yang berasal dari bahasa Inggris itu, juga hanya dipakai di Indonesia. Di Singapura foto sejenis ini disebut wedding photoshot, sedangkan di Amerika dikenal dengan nama engagement photoshot. Meskipun memiliki nama yang berbeda ketiganya sama-sama mengabadikan momen calon pengantin sebelum menikah.
Untuk foto prewedding itu sendiri tidak ada keharusan bagi setiap pasangan untuk melakukannya Namun sampai saat ini, hal itu menjadi salah satu standar bagi masyarakat Indonesia dalam proses pernikahan. Tidak jarang juga yang berpikir kalau foto pre-wed ini tidak penting dan memilih mengabaikan. Menganggap kalau kebahagiaan mereka tidak harus di gambarkan dengan foto, cukup dirasakan oleh mereka saja. Berbeda dengan kebanyakan pasangan yang melakukan foto pre-wed, berpikir untuk mengabadikan sebanyak mungkin peristiwa bahagia mereka untuk bisa dilihat saat hari tua nanti.
Biasanya juga untuk fotografer prewedding ini sudah satu paket sampai acara pernikahan berlangsung. Tapi itu kembali lagi bagaimana dengan kesepakatan awal. Karena ada juga yang vendor yang memang berbeda antara fotogafer untuk prewedding dan untuk pernikahannya sendiri.
Kembali lagi dengan konsep dari foto pre-wed yang cenderung berbeda-beda untuk setiap pasangan. Kinan sudah pernah melihat berbagai jenis konsep yang dipakai, dari yang mudah sampai rumit. Dari lokasi yang mudah dijangkau sampai lokasi ekstrem yang butuh usaha keras untuk sampai di sana. Jadi kalau untuk mengambil gambar di pantai, yang menjadi konsep pertama Gibran dan Raya tentulah tidak sulit.
Berhubung momen yang mau di ambil adalah saat matahari terbit, maka para kru sudah bersiap sejak jam tiga pagi. Sementara untuk pasangan calonnya datang sekitar jam empat untuk persiapan make up dan lain sebagainya. Kinan jadi orang terakhir yang datang.
Sudah setengah jam lalu sejak Kinan tiba di lokasi. Saat ini Kinan sedang mengecek semua peralatan yang diperlukan bisa digunakan dengan baik. Mulai dari properti yang akan digunakan sampai kameranya sendiri. Walaupun mengecek properti bukanlah tugasnya dan sudah dilakukan oleh kru dari memories of photography, tetap saja Kinan tidak mau ada masalah saat proses pemotretan nanti.
Terlalu fokus dengan kamera membuat Kinan tidak sadar dengan kehadiran seseorang di sampingnya. Hingga sapaan yang sudah tidak lagi Kinan dengar selama satu minggu ini mengejutkannya.
"Hai, mantan."
Kinan terperanjat, kameranya nyaris jatuh sementara Gibran berdiri di sampingnya dengan wajah tanpa ekspresi. Seolah sapaannya itu sebagai ajakan perang. Menyadari jaraknya yang terlalu dekat dengan Gibran, kaki Kinan bergeser dua langkah ke kiri.
"Lo hampir buat kamera gue jatuh."
"Sorry," kata Gibran tanpa beban.
Sekitar lima menit keduanya hanya diam tanpa ada yang bersuara. Sampai akhirnya Gibran melirik Kinan dari ekor matanya. Membandingkan sejenak wajah Kinan dengan rupa perempuan itu sepuluh tahun lalu. Sebelum bibirnya terbuka untuk bersuara, "Kenapa kamu tidak pernah menjawab sapaan saya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Ex-Boyfriend! (End) ~ sudah terbit
Chick-LitSeri kontrakan jodoh ke-1 Judul sebelumnya : hai mantan Kinan tidak pernah menyangka, jika menerima tawaran pekerjaan dari temannya, berarti harus kembali berurusan dengan Gibran. Mantan pacar pertamanya satu dekade lalu. Yah, selama itu mereka tida...