Sikap mantan yang perhatian itu mirip arwah penasaran, bikin merinding.
–Kinanti Pratiwi–
-----------------------------------------------------------
Kehadiran Raya dengan segala kelebihannya tampak sepadan dengan Gibran. Tanpa ada rasa canggung, dia langsung mengamit lengan Gibran. Berbeda dengan Kinan yang tadi salah tingkah dan langsung melepaskan lengan Gibran. Mengulas senyum yang menawan, perempuan itu tampak cocok bersisian dengan Gibran. Tampan dan cantik, perpaduan pasangan sempurna yang seringkali diidamkan banyak orang. Perempuan itu lantas menyapa Kinan begitu menyadari kehadirannya.
"Sama siapa kesini?"
"Kinan!"
Kepala Kinan menoleh ke asal suara yang memanggil namanya. Matanya berbinar begitu menemukan Noe berjalan mendekat ke arahnya. Seolah baru menemukan oase di tengah gurun. Berlebihan memang, tapi kemunculan Noe sangat disyukuri Kinan. Tangannya langsung memeluk lengan Noe begitu lelaki itu berada tepat di sampingnya.
"Dicari kau dari tadi tak muncul-muncul. Ngumpet di mana kau?" tanya Noe yang hanya dijawab ringisan oleh Kinan.
Kinan tidak mau menceritakan kejadian memalukan yang telah dialaminya tadi. Noe juga tidak bertanya lagi alasan Kinan yang tidak kunjung muncul menyusul mereka. Lewat lirikan mata, Noe bertanya ketika menyadari Kinan tidak sendiri. "Ah, mereka klien gue. Sebentar lagi mau nikah."
Demi kesopanan, Noe mengulurkan tangannya kepada Gibran lalu Raya untuk berkenalan. "Noelan, pacar Kinan."
Begitulah Noe memperkenalkan dirinya. Entah apa yang mendasari Noe, Kinan tidak tahu. Hanya saja itu lebih baik daripada perkenalan Suta saat di pantai, yang memperkenalkan diri sebagai mantan Kinan. Terdengar tidak lucu juga kalau harus berkoar datang ke pernikahan bersama mantan pacar.
"Kalian serasi, semoga lancar sampai pernikahan," ungkap Noe kemudian.
Raya tersenyum, meski sudah sering mendengarnya, rasa bahagia itu tetap sama. Terlebih harapan yang terselip di ucapan Noe juga menjadi harapannya. "Kalian juga, semoga cepet nyusul ya."
Noe tersenyum sebagai tanggapan, di sampingnya Kinan menunduk lantas meringis pelan. Nyusul kemana? Hubungan mereka sudah berakhir berbulan-bulan lalu. Kemarin malam, Noe juga sudah menolak untuk menikah dengannya. Meskipun Kinan tidak serius saat meminta Noe menikahinya, tetap saja penolakan Noe pastilah serius.
Usai bercakap-cakap sebentar Raya pamit, mengajak Gibran untuk bertemu dengan entah siapa. Menyadarkan Kinan kedatangannya untuk memberi ucapan selamat kepada Jami. Maka mereka beranjak dari sana, mencari Neta dan Suta terlebih dahulu sebelum menemui pengantin yang punya pesta.
"Dia siapa?" tanya Noe tiba-tiba.
Kening Kinan mengernyit, Noe tidak sedang menanyakan Gibran dan Raya kan? Mereka barusan berkenalan, untuk apa Noe kembali menanyakan hal yang sudah diketahuinya. Yang agak mengganggu dari pertanyaan Noe ialah kata dia, bukan mereka. Berarti Noe bertanya tentang salah satu dari mereka. "Klien gue," jawab Kinan pada akhirnya.
Noe mendengus, Kinan sudah mengatakan itu sebelum dia berkenalan dengan mereka tadi. "Aku yakin kau tahu maksud ucapanku."
"Oh ...," Kinan tampak paham, "Itu Raya, artis yang diceritain Mbak Dian waktu itu. Yang dia ngamuk karena batal ngeliput acara pre-wed."
Ah! Noe mengerti kenapa wajah perempuan tadi tampak tidak asing, begitu pula dengan wajah Gibran. Dia juga jadi teringat Dian yang ngamuk beberapa hari lalu. Ternyata mereka klien Kinan–tunggu–Noe sontak menghentikan langkahnya, lalu menoleh menatap Kinan yang juga berhenti melangkah dengan tatapan horor. Berarti Kinan menjadi fotografer prewedding mereka dan dia tidak menceritakannya kepada Dian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Ex-Boyfriend! (End) ~ sudah terbit
Chick-LitSeri kontrakan jodoh ke-1 Judul sebelumnya : hai mantan Kinan tidak pernah menyangka, jika menerima tawaran pekerjaan dari temannya, berarti harus kembali berurusan dengan Gibran. Mantan pacar pertamanya satu dekade lalu. Yah, selama itu mereka tida...