2. Sapaan dari mantan

2.3K 181 15
                                    

Move on itu jadi kata sensitif ketika rasa masih ada, jadi hati-hati.

-Kinanti Pratiwi-

-----------------------------------------------------------

Kinan pertama kali bertemu dengan Neta sekitar pertengahan tahun 2014, saat usianya sembilan belas tahun. Bertepatan dengan Neta yang saat itu berusia dua puluh dua tahun, yang baru mengambil alih Memories of Photography. Vendor fotografi milik keluarga Neta yang telah berdiri sejak tahun 2000. Sebuah vendor fotografi yang sudah punya nama itu dirombak habis-habisan oleh Neta. Sehingga sekarang semakin terkenal dan tidak diragukan lagi hasil memukau dari bidikan para fotografernya.

Tepatnya enam tahun lalu, saat pengalaman Kinan sebagai fotografer baru menginjak tahun keempat. Namun namanya mulai diperhitungkan sejak fotonya terpilih menjadi pemenang dalam sebuah event berskala internasional yang diselenggarakan di negeri sakura. Pada tahun 2015 fotonya juga menjadi pemenang dalam event foto Hunting On The Spot yang menjadi event tahunan di Singapura.

Sejak saat itu Kinan tidak lagi bekerja dari satu studio foto ke studio foto lain. Dia mulai menerima job dengan pendapatan yang lebih tinggi. Keahliannya dalam memotret mulai diakui dan tawaran untuk merekrutnya sebagai fotografer tetap pun, datang silih berganti. Namun sejak awal Kinan memang tidak mau terikat dengan satu lembaga.

Termasuk dengan Neta dan vendor besarnya. Sejak Kinan menolak dengan tegas, Neta tidak lagi memaksa perempuan itu untuk bergabung dengan Memories of Photography. Namun tetap memaksa Kinan menerima job dari kliennya. Dengan rayuan dan segala macamnya tentu saja tidak bisa ditolak oleh Kinan.

Ditahun depan yang tinggal beberapa bulan lagi, Kinan akan menyelenggarakan pameran. Sebelumnya Kinan sudah pernah menyelenggarakan bebarapa pameran dengan berkolaborasi bersama fotografer ternama. Namun ini menjadi kali pertama bagi Kinan untuk menyelenggarakan pamerannya secara tunggal, setelah hampir sepuluh tahun berkecimpung dalam dunia fotografi.

Untuk itu, Kinan ingin istirahat dari rutinitasnya sejenak sebelum persiapan pameran yang akan diadakan di Jakarta. Rencana awal pameran yang akan digelar selama satu minggu itu berubah menjadi dua minggu. Pelakunya adalah Neta yang memaksa Kinan untuk menerima tawaran job dari kliennya. Dengan imbalan akan membayar sewa gedung untuk tambahan waktu satu minggu pamerannya.

Tidak akan ada yang menolak tawaran seperti itu, termasuk Kinan. Sedari awal Kinan memang merencanakan waktu selama satu minggu. Namun ketika ada yang mau mengeluarkan uang secara cuma-cuma untuk menyewa gedung, Kinan tidak bisa menolak. Dia bisa memanfaatkan hal tersebut untuk mengenalkan karyanya lebih lama. Meskipun secara teknis tidak cuma-cuma juga karena Kinan bekerja. Walaupun pekerjaannya tidak sebanding dengan bayaran sewa satu gedung. Terdengar berlebihan memang tapi Neta bilang anggap saja ucapan terima kasih karena selama ini sudah sering membantu.

Sayangnya tawaran itu membuat Kinan bertemu dengan masa lalunya. Salah satu orang yang pernah mengisi hatinya dimasa lalu. Orang pertama yang menjadi pacarnya sekaligus orang yang berhasil membuat Kinan patah hati berat. Tidak bisa kabur dan sudah terlanjur, maka Kinan berusaha bersikap profesional, menarik napas terlebih dahulu sebelum memulai pembicaraan agar pertemuan mereka cepat berakhir. Paling tidak untuk hari ini.

Pembicaraan mereka tentang konsep prewedding yang akan digunakan lebih mirip dengan perdebatan. Tidak bisa berjalan dengan cepat sesuai harapan Kinan. Raya dan calon suaminya yang bernama Gibran Revaldi, tampaknya belum mempunyai kata sepakat mengenai konsep.

"Saya sudah bilang semuanya terserah kamu, kenapa sekarang masih tanya terus?" Gibran bersuara karena sejak tadi Raya terus-menerus bertanya tentang pendapatnya.

Hello, Ex-Boyfriend! (End) ~ sudah terbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang