Bab 5

729 97 32
                                    

Undead
Ateez horror romance fanfiction





•••••

Maaf untuk Typo!
And
Selamat membaca !

•••••









Mingi dan yang lain sangat lelah, bahkan Yunho dan Wooyoung sudah terlelap sekarang. Mingi melirik ke kaca spion tengah, Wooyoung terlihat sangat nyaman tidur dengan memeluk San yang ada di sampingnya. Setelah itu Mingi melirik ke sampingnya, Yunho terlihat tidak nyaman sejak tadi. Akhirnya Mingi menghentikan laju mobilnya, San tidak berkomentar apapun dan hanya melihat apa yang akan di lakukan temannya itu. Mingi menegakkan tubuh Yunho yang sebelumnya bersandar pada kaca Mobil, lalu setelah itu dia menurunkan sandaran kursi, sekarang Yunho sudah terlihat nyaman. Mingi tanpa sadar mengelus surai Yunho pelan.

"Anda dia juga memahaminya" Mingi segera menoleh ke belakang, menghela nafas sebentar lalu segera menjalankan mobilnya.

"Tidak, seperti ini saja cukup. Dia sahabatku yang terbaik, jika sampai dia mengetahui perasaan ini dan pergi.....Aku tidak tau apa yang akan terjadi pada hidupku selanjutnya," San mendengus pelan, padahal Mingi punya banyak kesempatan untuk mengutarakan perasaannya. Tapi memang Yunho menyukai perempuan, mungkin itu yang membuat Mingi menjadi ragu. Sama seperti Hongjoong yang memilih diam, Mingi pun sepertinya lebih memilih bungkam tentang perasaannya.

"Aku tidak mengerti dengan kalian, apa yang sebenarnya kalian lakukan ha ??" Mingi tidak mengatakan apapun, prinsipnya adalah diam menjadi pilihan di banding harus kehilangan hanya karena satu perkataan.

Mingi memegang teguh prinsipnya sendiri, Mingi tanpa sadar selalu bergantung pada sang sahabat, dalam artian Mingi selalu melibatkan Yunho dalam hal kecil dalam hidupnya. Bahkan ibunya terkadang menyerahkan putranya pada Yunho saat di rasa dirinya tidak bisa mengatasi Mingi sendiri.

"San, jika nanti aku harus pergi, tolong katakan padanya perasaan ku yang sebenarnya"

"Kau bicara apa ha ?? Kita semua akan selamat ...." Mingi terkekeh pelan, di saat krisis seperti ini keyakinannya menjadi goyah, jika memang dia harus mati di sini setidaknya dia harus bisa melihat Yunho baik-baik saja.

"Semua bisa terjadi San dan aku sangat ingin menepati janjiku pada Jeong Eomma" San hanya menghela nafas pelan, tidak tau apa yang sebenarnya di pikirkan oleh Mingi saat ini. 

" Apa kau menyerah ?? Sekarang ??" Mingi tersenyum tipis lalu berkata dengan lirih, " aku tidak ingin menyerah sekarang, keluarga ku menungguku, Eomma, Appa...hanya aku yang mereka miliki. Apa kau pikir aku akan tega meninggalkan mereka sendirian ?? Tidak, tidak akan pernah. Aku menyerah saat aku mati, saat jantung ini tidak lagi berdetak saat itu lah aku menyerah. Tapi San di saat seperti ini, apa kau pikir aku tidak merasa khawatir ?? Semua bisa terjadi, dan aku hanya menitipkan pesan ku saja. Hahahaha..... tenanglah kita semua pasti akan pulang"

"Tapi apa yang kau katakan sebelumnya membuat ku hampir mati, bodoh" Mingi terkekeh lagi, Mingi sudah memikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi, tidak mungkin semua orang bisa selamat di tengah  kekacauan ini. Mingi hanya merasa ragu, tidak salah bukan ?? Menjadi ragu wajar bukan ? Ya menurut Mingi itu wajar saja, karena dia hanya manusia biasa yang tidak mungkin bisa selalu optimis bisa melakukan apapun dengan sempurna.

.

.

.

Hongjoong terus menggenggam tangan Seonghwa, Seonghwa sudah tidak kuat lagi untuk berlari kepalanya begitu pening saat ini, saat Seonghwa baru saja memejamkan mata Hongjoong membangunkannya dan meminta Seonghwa membawa barang-barang berharga mereka. Seonghwa yang tidak mengerti hanya menurut saja. Saat semua sudah selesai di bereskan Hongjoong segera menyerahkan sebuah pisau pemotong daging babi, sementara Hongjoong sendiri membawa pisau biasa.

UNDEAD (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang