Epilog

326 7 3
                                    

Tahun ini gue dan temen-temen seangkatan gue udah naik ke kelas 12 SMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahun ini gue dan temen-temen seangkatan gue udah naik ke kelas 12 SMA. Liburan tahun ini dimanfaatkan keluarga gue khususnya abang gue, untuk acara yang ingin digelarnya.

Pagi yang cerah dan semua orang sibuk dengan tugasnya masing-masing menyiapkan acara yang akan digelar hari ini. Ya hari ini abang kesayangan gua Izyan Farrel Agatha akan menggelar pertunangannya di tepi pantai.

Gue udah rapi dengan pakaian gue yang hari ini gue pakai, hari ini semua orang memakai baju warna putih karna tema dari acara hari ini memakai tema warna putih.

Senyuman dari sudut bibir gua terukir, kala membayangkan betapa bahagianya melihat abang gua ingin melamar gadis impiannya yang tak lain tak bukan dia adalah Michelle Chessy musuh gua yang kini berbalik menjadi teman karip dan juga calon kakak ipar.

Gue mengambil handphone diatas nakas membuka layar handphone mencari notif chat dari seseorang yang gue nanti dan yang kini gue cintai siapa lagi kalo bukan king tengil, "Dia sudah siap belum ya?" Gue membuka pintu kamar dan menuju kamarnya.

Para tamu undangan diberikan inapan dan menginap dihotel ini dari semalam, gue menghampiri ke kamar hotel yang ditempati Kenzo. Kebetulan kamarnya tepat di depan kamar gue, jadi mudah untuk menemuinya.

Gue berdiri didepan pintunya, ingin mengetuk pintu kamarnya, tapi gue urungkan.

Gue menepuk jidat lalu berkacak pinggang, baru ingat semalam dia ngasih kunci cadangan kamarnya. Gue kembali ke kamar yang gue tempati dan ngengambil kunci cadangan kamarnya yang semalam dia berikan.

Saat memasuki kamar yang dia tempati, mata gue menelusuri dari setiap sudut kamar. Namun tidak ada seorang pun di dalam kamar yang dia tempati, lalu pandangan gue tertuju ke arah seseorang yang tengah berkutik dengan dasinya didepan cermin panjang.

Gue bergeleng melihat aksinya dari belakang, Kenzo selalu begitu, dia bisa mengatasi semua masalah, tapi tidak dengan dasi. Gue menghampirinya dan menarik tangannya agar menghadap ke arah gue dan meminta dasinya agar gue yang mengambil alih membuatkan dasi untuknya. Karna Kenzo terlalu tinggi gue berjinjit menarik kerahnya agar bisa sejajar dengannya membenarkan dan memasangkan dasi.

Dia memegang kedua pergelangan tangan gue yang masih berkutik dengan dasinya, "Zo kamu lagi-lagi ceroboh, kenapa mengatasi masalah yang besar kamu bisa sedangkan memb-bu" belum juga selesai ucapan gue dia sudah mendaratkan satu ciuman dipipi gue.

"Masih manggil gitu?" Ucap Kenzo sambil menaikkan satu alisnya, haha iya Kenzo yang sekarang menjadi Kenzo yang sangat manja. Masalah pemanggilan saja bisa menjadi sebuah masalah kalo bersamanya.

Gue menelan saliva dengan susah payah, "I-iya by maaf, kalaupun aku ga manggil kamu bby, perasaanku ga berubah kok. Kamu tau itukan?" Gue mendaratkan pelukan ke dia agar dia percaya bahwa apa yang gue ucapkan ke dia memang benar apa adanya.

"Ekhmm! Maaf mengganggu. Kalian ada yang ngeliat Michelle?" Ucapan bang Farel sungguh mengagetkan kami berdua, Kami berdua hanya bisa saling pandang saat abang gue memergoki kita berdua.

King TengilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang