6. Hanya Kebetulan Nyaman

911 62 19
                                    

Happy Reading!!!😁


[ZOROBIN PART. 3]

(Flashback off)

Kalau di ingat kembali pertemuan kami sangat kacau. Dan sampai sekarang aku masih merasa pertemuan itu, hanya sebuah kebetulan.
Ya, sebuah kebetulan, yang mungkin sudah di rencanakan.

Jujur saja aku masih tidak tahu. Apakah ini hanya kebetulan? Atau ini memang takdir yang maha kuasa? Mempertemukan aku dengan seseorang yang membuat ku percaya bahwa hidup dengan berbagi kebahagiaan dengan seseorang yang kita cintai itu, hal yang indah.

Dengan kehadiran nya aku bisa tahu arti kata pulang. Kembali ke sisi orang yang berharga, kembali ke sisi orang yang akan menunggu mu entah sampai kapan. Dia seakan memberi ku rumah baru. Rumah yang bisa ku huni selamanya. Rumah yang akan ku tempati selama mungkin, rumah yang melindungi ku dari dingin nya malam dan kejam nya badai. Rumah tempat di mana aku dapat tertidur tanpa takut bermimpi buruk.

Kami mungkin tidak bisa terus-terusan bahagia. Namun jika suatu hari, sesuatu yang buruk datang pada kami, aku yakin kami siap menghadapi nya. apapun itu, selama kami bersama. Karna aku kuat dengan nya dan dia semakin kuat dengan ku.

"Jadi...? Mau melamun sampai kapan Bu Dosen?..."

Aku bisa mendengar nada geli di dalam kalimat itu. Aku segera menoleh.
Dan mendapati nya tengah menatap ku. matanya yang biasanya tajam kini memperlihatkan keteduhan.

Aku tersenyum di buatnya.

"Udah dari kapan sampai nya?"

Tanya ku.

"Hmm..... Tau juga yah, aku gak bawa jam sih..." Balasnya.

"Masa kamu gak bisa kira-kira?"
Aku tertawa kecil.

"Aku gak sepintar kamu, lagian aku paling malas hitung-hitungan."

Balasnya sambil menggaruk tengkuk.

"Iya deh. Mau jalan sekarang?..."

" Kamu bawa jaket gak?" Tanya dia.

Aku langsung menatap diri ku sendiri.

"Dari pagi cuma pake sweater ini aja"

Lelaki itu menatap sweater biru yang ku pakai, lantas menghela nafas kecil.

"Lain kali bawa jaket. Aku bawa motor dan kamu selalu pulang sore. Anginnya kencang, kamu bisa masuk angin." Katanya sambil melepas jaket.

Ia lantas memberi kan jaket nya padaku.
Aku lagi-lagi di buat tersenyum.

"Sejak kapan kamu jadi perhatian banget...? Di ajarin Sanji...?"

Aku tersenyum geli.

"Jangan bahas manusia sange itu. Aku jadi merinding." Balasnya.

Kami diam sesaat. Hanya suara langkah kami yang terdengar menggema.

"Jaketnya..."

Lelaki itu menoleh padaku. Dahinya berkerut menunggu kelanjutan kata-kata ku.

"Ini udah di cuci kan?"

Lelaki itu menatap jaket miliknya yang kini sedang ku pegang.

"Kenapa?....Bau keringat?"

Aku tersenyum geli mendengar nya berkata blakblakan seperti itu. Begitulah dia, tidak suka basa-basi.

"Fufufu...enggak kok, aku cuma pengen nanya..." Balasku.

Ia lantas ber-oh sambil terus berjalan.

Beberapa menit kemudian kami sampai di parkiran kampus. Lelaki yang kini hanya menggunakan kaos polos hitam itu tengah memasang kunci motornya.

One Piece Love Story [HOLD ON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang