"Tetsuya.." aku menatap Tetsuya yang duduk di depanku. Wajahnya lembut. Membuat air mataku tidak bisa berhenti.
"Risa-chan." kata Tetsuya mendekat. "Mulai sekarang, kita akan tinggal bersama."
Hah?!
"Risa-chan.." Paman Tatsuya mendatangiku bersama Bibi Mayuki. Mereka berdiri di belakang Tetsuya.
"Paman.. Bibi..."
"Mulai sekarang, Risa jadi anggota keluarga kami, ya.." kata Bibi Mayuki tersenyum lembut dan memelukku dengan hangat.
Entah kebaikan apa yang dilakukan orangtuaku di masa lalu, saat ini aku menerima kebaikan yang melimpah dari Keluarga Tetsuya.
Hari ini genap 30 hari setelah kematian mama dan papa. Paman Tatsuya membantuku mempersiapkan setiap berkas yang diperlukan untuk menjual apartemen tempat aku dan orangtuaku tinggal. Selain itu Paman dan bibi membantuku mengurusi warisan kedua orangtuaku. Sepeserpun tidak mereka ambil. Semuanya mereka masukkan ke dalam rekening tabunganku.
Papaku adalah adik kandung Paman Tatsuya. Aku dan Tetsuya, anak Paman, sangat dekat. kami sering bermain bersama saat kecil. Karena aku dan Tetsuya sama-sama anak tunggal, kami sama-sama memiliki kehausan akan kasih sayang saudara. Itulah sebabnya kami saling melengkapi.
Tetsuya memiliki tubuh yang rentan. Dia gampang sakit. Akan tetapi, ia sangat menyukai basket. Mungkin ini dikarenakan sahabatnya, Ogiwara-kun yang melanjutkan ke sekolah yang berbeda dengan Tetsuya. Sampai sekarang, mereka cukup sering bertukar pesan.
"Risa-chan!"
Aku terkejut. Tetsuya memiringkan kepalanya dan wajahnya tepat di hadapanku.
"Hah--!"
"Kau melamun." katanya sambil berjalan menuju kasur dan duduk di atasnya.
"Maaf."
Aku berjalan menuju kursi belajarku dan duduk menghadap Tetsuya.
"Mulai besok, kita akan ke sekolah bersama-sama." Kata Tetsuya.
"Ah.. baik.."
"Jangan terlambat. Aku akan membangunkanmu setiap jam 5 pagi."
"Iya.."
"Teiko agak berbeda. Sekolah ini memiliki sistem belajar berbeda dengan sekolah pada umumnya." Lanjut Tetsuya. Aku hanya mangut-mangut.
"Yah, intinya, kamu harus belajar lebih keras di Teiko, dibandingkan sekolahmu yang sebelumnya."
"Oke.." jawabku lagi.
"Sayangnya, kita akan berada di kelas yang berbeda.."
"Hah?! Kukira kita akan satu kelas!" seruku terkejut dan berdiri dari kursi.
"yah..kau akan berada di kelas yang lain.." kata Tetsuya lagi tetap tenang. "Aku akan mendatangimu saat istirahat, jadi tenang saja.."
"Tetsuya..terima kasih.." aku tenang setiap kali mendengar perkataan Tetsuya. "Tapi..aku tidak sabar melihat Tetsuya bermain basket.."
"Setiap sore kami selalu latihan. Kamu bisa datang dan melihat kami."
"Oke!" Aku langsung duduk di samping Tetsuya.
Tetsuya tersenyum dan mengelus kepalaku dengan lembut. "Risa-chan, aku senang kau sudah bisa tersenyum lepas.."
"Ini semua berkat Paman, Bibi, dan Tetsuya.." Aku diam sebentar. "Kalau tidak ada kalian, aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan hidupku.."
"Syukurlah.."kata Tetsuya lagi.
"Tetsuya.."
"Hm~?"
"Kalau ada apa-apa, kamu juga harus janji ngga akan merahasiakannya dariku." Aku menatap matanya yang berwarna biru muda.
"Iya. Aku janji."
Malam itu, aku tidur dengan sangat nyenyak.
Mama, Papa, aku harap kalian bahagia di surga sana. Aku ngga sendirian. Aku masih punya keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Story about Us
FanfictionSebuah fanfiction! Kisah seorang gadis bernama Kuroko Risa yang tinggal bersama Kuroko, sepupunya, setelah kematian kedua orang tuanya. Hidupnya semakin berwarna setelah bertemu Kiseki no Sedai. Disclaimer: I don't own Kuroko no Basket story. Im jus...