Aomine-kun menepati janjinya. Dia cukup sering menemaniku berlatih gitar, sebelum dia latihan basket atau di sela-sela jam istirahat. Kami cukup sering menghabiskan waktu berdua. Kecanggunganku perlahan hilang. Aku merasa bisa berkomunikasi bebas dengannya. Semakin bertemu dengannya, aku semakin terbiasa.
"Akashi-kun, kapan kita bisa mengerjakan tugas bahasa Inggris ini?" Aku berdiri di depan pemuda berambut merah yang sedang mengutak-atik coretan di atas buku kosongnya. Dia menoleh dan menatapku. Dia tampak berpikir. Kami satu kelompok untuk tugas bahasa Inggris. Kebetulan pemilihan kelompok langsung dengan yang duduknya bersebelahan.
"Bagaimana kalau akhir minggu ini? Siang saja, di ruang kelas setelah latihan basket?"tanya Akashi. Aku mengangguk setuju.
"Oke.. aku plotkan waktunya. Aku akan cari bahan untuk tugas kita, ya.."
Dia hanya tersenyum kecil, mengangguk dan kembali memusatkan perhatian pada coretan di depannya. Tampaknya berhubungan dengan tim basket dan pertandingan latihan yang akan mereka hadapi.
Menjelang pertandingan nasional mereka semakin sibuk. Meskipun tidak semua bermain (karena senior-junior status), mereka tetap berlatih keras. Tetsuya juga beberapa hari ini pulang lebih larut. Katanya latihan tambahan dengan Aomine-kun.
Aku harus juga sepertinya harus mencari kesibukan lain.
Akashi POV
Saat sadar, kelas sudah cukup sepi. Sudah waktu istirahat. Midorima dan Risa-san tidak ada di kelas. Mungkin aku terlalu berkonsentrasi sampai tidak mendengar suara mereka.
Sepertinya tadi Risa-san mengatakan sesuatu tentang tugas bahasa Inggris. Aku melihat bukuku yang penuh coretan. Memikirkan berbagai strategi yang memungkinkan permainan bisa berjalan seefektif dan seakurat mungkin cukup melelahkan. Aku menghela napas panjang.
Tiba-tiba, aku melihat ada sekotak Soybean Milk di pinggir mejaku dengan notes:
<<Akashi-kun. Jangan sampai lupa makan. Soybean itu bahan utama untuk membuat tahu. Jadi, kamu pasti suka dengan rasanya. :P ~ Semangat!---K.R.>>
Aku tertawa kecil melihat catatan itu. Hal kecil seperti ini, entah mengapa bisa membuat perasaan menjadi ringan.
Tapi, tadi kami membahas apa mengenai bahasa Inggris ya? Aku lupa...
Hari Sabtu.
Aku menunggu Akashi di kelas dengan setengah mengantuk. Untung aku membawa gitarku, sehingga aku bisa bermain untuk menghilangkan kebosananku. Aku bahkan membawa beberapa cemilan.
Sudah lewat jam 1 siang. Mungkin latihan mereka diperpanjang.
Akashi POV
Gymnasium Ring 1.
"Akashi-kun!"
"Ada apa, Momoi."
"Bisakah menunggu sebentar, tidak pulang dulu?"
Aku mengangguk. Sementara yang anggota yang lain pulang, aku duduk di pinggir gymnasium. Aku melihat jam yang menunjukkan pukul 5 sore. Latihan hari ini lebih lama daripada sebelumnya. Di luar sudah gelap, mengingat ini musim dingin.
Gymnasium sudah sepi, lalu Kuroko tiba-tiba muncul dihadapanku.
"Akashi-kun."
"Ku..Kuroko?" Aku masih belum terbiasa dengan Kuroko yang kehadiran sangat susah dirasakan.
"Selamat ulang tahun." Dia menepuk kedua tangannya, dan Momoi beserta anggota Kiseki no Sedai yang lain memasuki Gymnasium dengan kue di tangan mereka. Mataku membesar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Story about Us
FanfictionSebuah fanfiction! Kisah seorang gadis bernama Kuroko Risa yang tinggal bersama Kuroko, sepupunya, setelah kematian kedua orang tuanya. Hidupnya semakin berwarna setelah bertemu Kiseki no Sedai. Disclaimer: I don't own Kuroko no Basket story. Im jus...