Hai!! Seperti biasa sebelum membaca cerita ini diharapkan sudah tekan tombol bintang yang berada di pojok kiri bawah yah!! 😉
Kalau perlu comment juga bestiee!!
Dan!! Bakal ada Fakta Sejarah di akhir chapter kali ini! Aku harap kalian baca yah!
Okee.. I hope you enjoy this story
Happy Reading 💞
---
Mojokerto, Candi Bajang Ratu.
Makanan yang mereka santap telah habis. Merekapun membereskan kotak makanan mereka beserta bungkusan makamnya. Karena Bu Reni memperingatkan mereka agar tidak membuang sampah bekas makan sembarangan.
Sehabis makan mereka memang memutuskan untuk mengeskplor tempat ini. Bu Reni sedari selesai makan pun pamit untuk pergi ke Toilet karena perutnya sedikit bermasalah seusai menyantap makanan Wulan yang pedas.
Bu Reni juga berpesan kepada mereka untuk tidak pergi terlalu jauh-jauh dari Awal tempat mereka makan tadi. Karena setelah selesai dengan urusannya di Toilet, Bu Reni akan menyusul mereka.
"Parah lo Wulan Bu Reni sampai sakit perut gitu!"kata Dina mengompori.
"Eanjir! Gua ngga tau kalau Bu Reni ngga terlalu kuat sama Pedes!" Elak Wulan.
"Alasnya mau di lipet ngga Ra?" Tanya Ezra.
Aura menggelengkan kepalanya, "ngga usah Ja! Kan kita mau keliling sebentar doang. Nanti bakal balik lagi kesini kok!"
Ezra hanya ber'oh ria.
"Lo berdua pada mau ikut kita ngga?"tanya Aurel.
"Gua engga," Jawab Alden datar.
"Dih! Maksud lo apa yah? Kan ini buat tugas kita juga! Awas aja kalau misalkan lo ngga bantuin!" Oceh Rahma yang tak Terima dengan jawaban Alden.
"Santuy woy! Santuy, Ma! Kan ada Meli nich." Ucap Meli menenangkan. Meli sangat tau kalau Rahma memang sangat sensitif dengan sesuatu yang berhubungan dengan tugas yang menyangkut nilai.
"Ahahhahaha! Maksud Alden. Alden ngga bakal mau ikut kalau ngga ada Arland," Bela Ezra
"Yaudah kalau gitu panggil temen lo yang satunya lagi sono dah."Ucap Dina.
Ezra merangkul pundak Alden yang menatap lainnya dengan tatapan yang datar dan tajam.
"Dah yuk Den! Kita cabut aja dari sini. Yang ada malah bakal kalah telak ngelawan mereka." Bisik Ezra di telinga Alden.
"Ngga mau." Jawab Alden datar.
"Heh! Ada masalah hidup apasi lo? Biasa aja kali ngeliatinnya!" Sewot Aurel. Dia sangat tidak suka dengan tatapan Alden yang terus menatap mereka seperti itu.
"Tau lo! tatapan lo tuh ngga ada apa-apa nya sama tatapan Aurel!"Canda Meli.
Putri yang mendengar hal itu tertawa, "Ahahaha! Tunjukin rel tatapan maut mu!"
"Elah Bambang! Di tatap Aurel kicep lo!" Timpal Meli ikutan meledek.
Aura memijat pelipisnya. Dia memberikan kode untuk Sepupunya itu--Ezra. Agar segera membawa Alden pergi.
"Ahahahaha! Udah kaya tatapan Nazwa yah?" Ezra juga ikut tertawa terpaksa.
"Kuy lah Den! Kita cabut panggil Arland dulu!" Ezra menarik tangan Alden agar pergi dari situ. Asli kepalanya tiba-tiba merasa penat menghadapi kedua tingkah temannya itu.
"Dah yuk! Kita juga pergi eksplor tempat ini!" Ajak Vina.
"Nah hayu weh! Sekalian healing!" Ucap Aura yang mengiyakan ajakan Vina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlempar ke Majapahit-(Tahap Revisi)
Ficção HistóricaSemua ini berawal dari Sekelompok Anak Remaja yang melakukan perjalanan Studytour ke Mojokerto. Di dalam Studytour ini mereka diberikan sebuah tugas untuk mencatat sejarah-sejarah pada salah satu situs yang ada di Trowulan. Awalnya mereka pikir tug...