Perempuan Pilihan

3.6K 129 15
                                    

Seorang pria dewasa yang tampak gagah dengan tinggi badan 190 sentimeter ditambah dengan bahu dan punggung yang tegap. Pria itu tampak menampilkan ekspresi kusut. Meskipun seperti itu, dirinya tetap saja terlihat tampan dengan netra sewarna laut dalam yang menyorot dingin dan tajam. Pria itu tidak berniat untuk merapikan pakaiannya. Ia kini berdiri di hadapan kediaman mewah dan menekan bel, tetapi tidak ada satu pun orang yang membukakan pintu. Ia lalu kembali menuju mobil mewahnya dan menatap pada staf keamanan yang kini sudah tidak terlihat lagi. Melihat semua itu, ia merasa semakin kesal. Ia bukan orang bodoh. Ia tentu saja bisa menyimpulkan jika semua orang tengah berusaha untuk menghindarinya. "Apa aku tengah ditelantarkan di rumahku sendiri?!" teriaknya dengan nada menyeramkan. Namun, tidak ada satu pun orang yang muncul dan memberikan respons.

Pria itu semakin geram saja dan berniat untuk mencari seseorang di rumahnya ini untuk ia pukuli sebagai pelampiasan kemarahannya. Namun sebelum dirinya melakukan hal tersebut, sebuah suara lembut tetapi membawa kesan tajam terdengar dari balkon bagian depan kediaman mewah tersebut. "Kenapa pulang?"

Pria itu segera mengubah ekpresinya menjadi memelas dan mendongak untuk menatap seorang perempuan berusia empat puluhan tengah bersandar di pembatas balkon dan menatapnya dengan tatapan datar. "Ah, Mama, sudah sewajarnya aku pulang ke rumahku, bukan?" tanya pria itu dengan ekspresi manisnya. Namun, ekspresi itu tampaknya tidak berpengaruh bagi sang mama yang hanya memasang ekspresi datar. Sepertinya ia sudah benar-benar kebal dengan tingkah putranya itu.

"Sayangnya, Mama tidak ingin membukakan pintu untukmu, Darka," ucap Puti—mama Darka. Ya, Darka adalah putra dari Puti dan Nazhan. Pasangan pengusaha yang menjadi contoh pasangan lainnya.

Darka mengernyit, ia tentu mengenali sifat mamanya. Jika sudah bertindak seperti ini, maka bisa ditebak bahwa sang mama memang benar-benar marah padanya. Namun, Darka tidak bisa menyerah begitu saja. Karena jika sampai Puti tidak membukakan pintu, maka Darka akan benar-benar tidur di luar bahkan jalanan. Sebelum datang ke sini, Darka sudah pulang ke apartemen pribadinya, tetapi ternyata Puti sudah lebih dulu datang dan mengubah semua password pintu apartemen yang dimiliki oleh Darka. Hal yang lebih menjengkelkan adalah, Puti juga membuat semua hotel dan semua pihak yang menyediakan tempat menginap, tidak menerima Darka. Semua tempat menginap yang Darka datangi, menolaknya dengan tegas atas perintah Puti dan Nazhan.

Jika sudah ditolak oleh semua hotel bahkan apartemen, Darka tidak memiliki pilihan selain kembali ke kediaman Risaldi. Ayolah, Darka tidak mungkin menginap di club malam atau bahkan di sebuah kontrakan kecil yang berada di lingkungan kumuh. Membayangkannya saja sudah membuat kepalanya pening. Sebenarnya, Darka bisa kembali ke kantor untuk tidur semalam saja di ruang istirahat yang terhubung dengan ruang kerjanya. Sayangnya, ruangan tersebut juga tengah dalam renovasi karena Darka ingin ruang istirahatnya lebih luas dan nyaman. Sayangnya, ternyata keputusannya itu tidak tepat. Darka pun harus kembali ke rumah dan menghadapi kemarahan mamanya yang mengerikan.

"Ayolah, Ma. Memangnya kesalahan apalagi yang sudah aku lakukan sampai Mama marah seperti ini? Jika Mama tidak membukakan pintu untukku, aku harus tidur di mana, sementara Mama sudah mengubah semua password apartemen, dan membuat semua hotel menolakku?" tanya Darka. Namun, Puti tidak tergerak dengan nada dan ekspresi memelas yang ditunjukkan oleh putranya tersebut. Puti tahu seberapa bulus putranya ini. Jadilah, Puti menopang dagunya dengan tidak peduli.

Melihat hal itu, Darka tidak bisa menahan diri untuk merengek, "Ah, Mama."

Saat itulah Nazhan muncul dan mencibir sikap yang ditunjukkan oleh putranya tidak mencerminkan namanya. Ya, Nazhan dan Puti menamai putra mereka sebagai Darka Parama Al Kharafi, dengan harapan jika putra mereka bisa tumbuh sebagai pria yang cinta damai yang bisa bertanggung jawab dan bijak sana. Hanya saja, Darka tumbuh jauh dari harapan Puti dan Nazhan. Bukan berarti Darka tidak tumbuh sebagai pribadi yang unggul seperti ibu dan ayahnya, Darka terlahir dengan kecerdasaan di atas rata-rata dan memiliki banyak kemampuan seperti kedua orang tuanya. Hanya saja, setiap hari Darka selalu membuat ulah yang membuat siapa pun menggeleng karena tingkahnya itu. Puti dan Nazhan bahkan sudah kehabisan cara untuk membuat Darka berhenti membuat ulah.

Marrying the Young MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang