Tamu Tak Diundang

699 79 7
                                    

Hari ini, Darka sudah berangkat bekerja seperti biasa. Sementara Tiara masih berkutat sibuk dengan pekerjaan ibu rumah tangganya. Jika dibandingkan dengan pekerjaan Tiara di rumah ini dengan pekerjaan Tiara di panti asuhan jelas pekerjaan di panti asuhan lebih banyak dan lebih berat. Namun, entah kenapa Tiara merasa lebih lelah mengurus pekerjaan rumah ini daripada mengurus pekerjaan di panti. Tiara berpikir, jika mungkin ini ada kaitannya dengan masalah hubungannya dengan Darka yang bukannya semakin membaik seiring waktu berjalan, malah Darka semakin menekan dirinya seolah-olah tidak mau membuat Tiara merasa tenang hidup dengan berstatuskan istri darinya. Tiara pun menghela napas dan melangkah menuju area belakang kediaman minimalis yang terasa mewah bagi Tiara tersebut. Di sana, ad ataman kecil dan sebuah kolam renang. Kali ini, Tiara akan membersihkan kolam renang dari dedaunan kering yang jatuh ke dalamnya.

Baru saja Tiara memegang alatnya, Tiara sudah lebih dulu mendengar suara bel pintu. Tiara menoleh dan bertanya pada dirinya sendiri, "Siapa yang datang, ya? Apa Mama dan Papa?"

"Iya, tunggu sebentar," teriak Tiara sembari melangkah menuju pintu utama.

Tiara membukakan pintu dan melihat seorang wanita cantik dengan pakaian seksinya. Tentu saja, Tiara tidak mengenali wanita tersebut. Namun, sebaliknya. Wanita itu tampaknya mengenali Tiara. "Kau Tiara, bukan?" tanyanya dengan tatapan yang agaknya terasa merendahkan bagi Tiara.

Namun, Tiara mencoba untuk tidak mempedulikan tatapan tersebut dan balik bertanya, "Iya, saya sendiri. Ada urusan apa, ya?"

"Bolehkah aku masuk? Aku di sini seorang tamu. Apa mungkin, ini caramu memperlakukan seorang tamu?" tanya wanita itu sembari tersenyum sinis.

Tiara pun tersenyum tipis dan membukakan pintu dan berkata, "Silakan."

Wanita itu segera duduk di sofa ruang tamu tanpa dipersilakan terlebih dahulu oleh Tiara. Namun, Tiara tidak merasa tersinggung dan malah berkata, "Tunggu sebentar, biar saya buatkan minum dulu."

Setelah menghilang beberapa saat, Tiara pun muncul dan menyajikan teh hangat. Tiara duduk berseberangan dengan wanita yang dengan anggunnya menyesap teh yang sebelumnya sudah disajikan oleh Tiara. Hal yang paling mengherankan adalah, kenapa dia mengetahui nama Tiara bahkan ingin berbicara secara pribadi dengan Tiara seperti ini. Jelas, Tiara bisa menebak hal itu dengan tepat, karena wanita ini datang di waktu jam kerja. Itu artinya, ia memang datang bukan untuk bertemu dengan Darka, melainkan untuk bertemu dengannya. "Kau pasti penasaran dengan alasanku menemuimu, dan siapakah aku sebenarnya," ucap wanita itu setelah meletakkan cangkir dan menatap Tiara dengan senyum yang terasa mengganggu bagi Tiara.

Tiara tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja. Jadi, siapa Anda dan apa yang ingin Anda bicarakan dengan saya?" tanya Tiara dengan nada sopan. Meskipun dirinya belum mengetahui alasan dan siapa orang yang berada di hadapannya ini, berbicara sopan pada tamu adalah suatu keharusan. Walaupun sejak tadi dirinya merasa jika wanita yang berada di hadapannya ini terus berusaha untuk merendahkannya, melalui ekspresi dan tatapan yang ia berikan.

"Baiklah, mari aku perkenalkan diriku. Aku Vanesa, dan hubunganku dengan Darka adalah ... patner seks."

Perkaaan yang masuk ke dalam indra pendengaran Tiara tersebut terdengar menyakitkan. Namun, Tiara berusaha untuk mengenalikan ekspresinya. "Ah, begitu."

Benar, wanita yang datang bertamu secara tiba-tiba tersebut, tak lain adalah Vanesa. Tiara menatap Vanesa dengan riak emosi yang tidak terbaca. Jelas, Vanesa yang mendapati reaksi yang diberikan oleh Tiara tidak sesuai dengan apa yang ia bayangkan merasa kecewa. Ia kesal, karena usahanya membuat Tiara marah dan mengamuk ternyata gagal total. Namun Vanesa tentu saja tidak akan mundur begitu saja. Ia sudah datang jauh ke mari, dengan begitu banyak persiapan. Ia sudah bertekad untuk menghancurkan pernikahan Darka dengan Tiara. Jika Darka tidak bisa menceraikan Tiara, maka Vanesa hanya perlu membuat Tiara yang menceraikan Darka. Vanesa adalah wanita, dan ia tahu senjata apa saja yang perlu ia gunakan untuk menjatuhkan wanita lainnya.

Marrying the Young MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang