Tetangga Baru

1K 84 19
                                    

"Aku tidak mau melakukan pertemuan di hari liburku. Jika dia masih memaksa, batalkan saja kerja samanya," ucap Darka pada Bayu yang tengah berbicara dengan sambungan telepon.

Pagi-pagi, Darka sudah menerima telepon dari Bayu. Bawahannya itu mengatakan jika seorang klien memaksa untuk makan siang bersama sembari membicarakan pekerjaan. Sayangnya, Darka tidak ingin melakukan hal itu. Karena bagi Darka, waktu liburnya tidak boleh diganggu. Apalagi oleh masalah yang sama sekali tidak mendesak seperti itu. Darka rasa pembicaraan mengenai pekerjaan yang tidak mendesak itu, bisa ditunda hingga waktu kerja datang kembali. Bayu sebenarnya sudah mengerti masalah ini. Namun, orang yang dihadapi oleh Bayu sangat sulit. Jadi, pada akhirnya Bayu memilih untuk meminta jawaban dari Darka secara langsung.

"Baik, Tuan," jawab Bayu lalu mematikan sambungan telepon lebih dulu.

Darka yang menyadari hal itu benar-benar jengkel. Darka melemparkan ponselnya dengan kesal sebelum beranjak untuk turun ke lantai satu. Ia ingin meminum kopi. Tentu saja, pagi hari akan terasa sangat sempurna dengan secangkir kopi panas. Saat tiba di ruang makan, ternyata Tiara sudah menyiapkan sarapan dan secangkir kopi yang menguarkan aroma lezat. Darka tidak mengatakan apa pun dan duduk di kursi yang selalu ia tempati. Ia menyesap kopinya dengan nikmat. Tiara kembali ke meja makan dan menyajikan pisang goreng yang masih hangat pada Darka. Tentu saja, Darka yang melihat hal itu mengernyitkan keningnya dalam-dalam.

"Apa itu?" tanya Darka.

"Ini pisang goreng," jawab Tiara cepat sembari duduk di kursinya.

"Aku tau, itu pisang goreng. Maksudku, untuk apa kau menyajikan itu padaku?" tanya Darka.

"Untuk camilan. Kudengar, minum kopi hitam terasa sangat lezat dengan pisang goreng hangat," jawab Tiara sembari mengingat perkataan orang-orang yang didengarnya saat masih tinggal di panti asuhan.

"Aku tidak suka. Bawa pergi dari hadapanku!" seru Darka kasar.

Tiara pun menghela napas pelan dan menarik piring pisang goreng yang berada di hadapan Darka. Tiara mengambil satu potong pisang goreng dan menggigitnya hingga menimbulkan suara renyah yang terdengar menggiurkan. Darka melirik Tiara yang tampak menikmati goreng pisang tersebut dan bertanya-tanya, apakah goreng pisang tersebut terasa lezat? Kenapa bisa suaranya serenyah itu? Darka pun pada akhirnya merasa penasaran dan ingin mencicipi goreng pisang tersebut. Darka pun berdeham dan berkata, "Aku ingin sarapan. Buatkan aku roti panggang dengan isi telur goreng dan salad."

Tiara tidak membantah dan beranjak untuk membuatkan sarapan yang diinginkan oleh suaminya. Setelah tempo hari di mana Tiara mengatakan jika Vanesa datang ke rumah untuk bertamu, Darka memberikan peringatan tegas pada Tiara. Tentu saja, setelah mendapatkan peringatan tersebut, Tiara menyadarkan dirinya sendiri untuk lebih berhati-hati dalam bertindak. Tiara memilih untuk tidak mengungkit hal itu kembali di hadapan Darka. Tak lama, Tiara pun sudah mengenakan celemek dan menyiapkan bahan-bahan yang ia butuhkan untuk menu sarapan yang diminta oleh Darka. Saat Tiara memunggungi Darka dan sibuk memasak, saat itulah Darka mengulurkan tangannya dan meraih sepotong pisang goreng.

Ia mengamati makanan tersebut sebelum menggigitnya dengan ragu. Namun, begitu merasakan jika pisang goreng tersebut terasa gurih dan manis dalam sekali waktu, Darka tidak bisa menahan diri untuk menghabiskan potongan pisang goreng tersebut. Darka pun meminum kopi hitamnya sebelum kembali mengambil sepotong pisang goreng dan menghabiskannya dalam waktu singkat. Meskipun terlihat berminyak, tetapi setelah digigit, Darka tidak merasakan hal itu. Namun, Darka menahan diri. Ia tidak mungkin menghabiskan semuanya dan malah membuat Tiara senang. Darka tidak mau mempermalukan dirinya sendiri dengan bertingkah seperti itu. Pada akhirnya, Darka menghentikan kegiatannya saat dirinya sudah menghabiskan tiga potong pisang goreng lezat yang dibuat oleh Tiara.

Marrying the Young MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang