Penolakan Kasar

795 61 7
                                    

Darka benar-benar dongkol. Darka tidak pernah berpikir jika kedua orangtuanya bisa bertindak hingga sejauh ini. Darka tidak bisa mengakses satu pun fasilitas keuangan yang ia miliki. Mau itu kartu debit, hingga akun rekening yang bahkan atas namanya sendiri tidak bisa diakses. Tentu saja, hal itu sangat menyulitkan Darka. Hanya untuk membeli secangkir kopi saja dirinya kesulitan, lalu bagaimana Darka bisa bersenang-sengan dengan para wanita jika dirinya bahkan tidak memiliki uang sepeser pun. Apakah begini rasanya jatuh miskin?

Darka mendengkus dan membuat Bayu yang tengah membereskan semua berkas yang sudah selesai dibaca dan disetujui oleh Darka, hanya bisa melirik singkat. Bayu sendiri, sudah memiliki banyak masalah, dan ia tidak memiliki niatan untuk menambah beban pikirannya dengan menanyakan masalah sang tuan. Bayu yakin, saat ini Darka tengah mendapatkan hukuman dari tuan dan nyonya besar. Karena pagi tadi, sang tuan besar memperingatkan Bayu untuk tidak meminjamkan uang sepeser pun pada Darka. Jika sampai Bayu meminjamkan uang untuk Darka barang sedikit saja, maka Bayu pun akan mendapatkan hukuman atas kelalaiannya. Tentunya Bayu akan dengan patuh mengikuti arahan tuan dan nyonya besarnya.

Darka yang sebelumnya masih berkeluh kesah karena masalah keuangannya, tiba-tiba mendapatkan ide saat Bayu menyajikan kopi untuknya. Darka berkata, "Bayu, aku pinjam kartu debitmu untuk beberapa hari. Nanti, aku akan mengganti semua pengeluaran bulananmu. Bahkan, untuk pengeluaran bulan depan, aku yang akan menanggungnya. Jadi, berikan kartu debitmu."

Tentu saja, penawaran Darka tersebut sangat menggiurkan. Bayu tidak perlu memikirkan pembayaran tagihan kartu debitnya. Namun, Bayu tidak tergoda. Ia masih ingat apa yang sudah diperingatkan oleh Nazhan sebelumnya. Bayu berdiri dengan tegap di hadapan Darka, dan menggeleng tegas. "Maafkan saya, Tuan. Saya tidak bisa meminjamkan kartu debit, kartu atm, atau bahkan uang tunai pada Anda," ucap Bayu tidak sungkan memberikan penolakan pada tuannya tersebut.

Darka yang mendengarnya jelas terkejut. Padahal, ia sudah memberikan penawaran menggiurkan. Lalu kenapa Bayu sama sekali tidak merasa tergiur dan malah memberikan penolakan tegas seperti itu? Karena itulah, Darka sama sekali tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Memangnya kenapa tidak bisa? Aku benar-benar akan memenuhi janji yang aku ucapkan. Tidak perlu cemas, kau bisa memegang janjiku." Darka tentu saja mencoba untuk meyakinkan Bayu. Saat ini, hanya Bayu yang bisa ia mintai bantuan.

Bayu memberikan tatapan seolah-olah dirinya baru saja mendengar hal terkonyol seumur hidupnya. "Saya tidak mungkin meminjamkan apa yang Anda minta. Karena saya tidak mungkin meminjamkan uang pada seseorang yang bahkan tidak memiliki uang untuk membayar wc umum. Tuan saat ini tengah dalam kondisi sangat miskin, bukan? Saya tidak mungkin meminjamkan uang pada orang yang tidak memiliki jaminan. Bank saja tidak bisa memberikan pinjaman pada orang yang tidak memiliki jaminan, apalagi saya," jawab Bayu membuat Darka hampir saja muntah darah.

Melihat jika Darka masih saja berniat untuk meyakinkan dirinya mengenai apa yang ia minta. Bayu pun tidak tinggal diam. Tentu saja, Bayu sudah memikirkan cara ampuh yang bisa membuat Darka tidak akan lagi meminta hal tersebut padanya. "Jika Tuan memang sangat membutuhkan uang dan kartu debit, saya tidak bisa menolak untuk membantu Tuan lagi," ucap Bayu seakan-akan membawa angin segar bagi Darka yang memang sangat membutuhkan uang saat ini.

"Nah, ini baru Bayu yang sangat bisa diandalkan. Jadi, mana kartu debitmu?" tanya Darka sembari mengulurkan tangan kanannya dengan penuh antusias. Ia sudah haus akan minuman keras berkualitas tinggi dan belayan wanita bayaran kelas kakap.

Melihat jika Darka terlihat sangat bersemangat, Bayu tersenyum manis dan agam membuat Darka merinding karena tidak biasanya Bayu berekspresi seperti itu. Bayu pun mengangguk dan berkata, "Tuan bisa memintanya dari Sulis. Karena keuangan saya saat ini secara resmi diatur olehnya."

Saat itulah Darka ingin sekali memukul kepala Bayu. Ayolah, apa Bayu tengah memintanya bunuh diri? Menghubungi Sulis yang tak lain adalah kekasih Bayu, untuk meminjam kartu debit, sama saja dengan cari mati. Sulis itu sangat pandai bicara dan suaranya itu sering kali melengking tinggi dan menusuk telinga siapa pun yang medengarnya. Selain itu, Darka dan Sulis tidak memiliki hubungan baik. Setiap kali bertemu, Sulis selalu memberikan tatapan tajam pada Darka, seolah-olah mereka memiliki masalah besar yang belum terselesaikan. Sulis memperingatkan Darka agar jangan sampai menularkan gaya hidupnya yang bebas dan tidak tahu batasan itu pada kekasihnya, Bayu.

Marrying the Young MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang