Darka tampak menggebu berharap untuk segera mendapatkan pelepasannya dengan bantuan Vanesa yang mengerang di bawah tindihannya. Namun, pikiran Darka terasa tidak nyawan. Rasanya, ada sesuatu yang salah di sini. Darka baru saja akan mendapatkan pelepasannya, saat dirinya melirik pada ponselnya yang tergeletak di atas nakas dan melihat nama sang ibu di sana. Seketika, gairah Darka padam. Darka melepaskan diri dari Vanesa begitu saja membuat Vanesa mengeluh kesal. Namun, saat melihat raut wajah Darka yang serius, Vanesa membungkam bibirnya rapat-rapat, sadar jika ada hal serius yang tengah terjadi.
Vanesa tentu saja harus menyadari batasan dan memahami situasi serta kondisi yang tengah berlangsung. Itu juga adalah nilai tambah bagi Vanesa sehingga dirinya bisa bertahan begitu lama di sisi Darka, dan berakhir menjadi wanita yang paling dipercaya oleh Darka sebagai seorang wanita yang bisa memuaskannya di atas ranjang. Darka mengenakan celananya sebelum mengangkat telepon dari sang ibu. Tentu saja, Darka berusaha untuk mengatur napasnya yang semula memburu untuk stabil agar tidak membuat ibunya curiga. "Di mana?" tanya Puti dengan suara dingin yang membuat Darka menelan ludahnya dengan kelu.
Suara dingin itu terasa menembus dan hampir membuat sekujur tubuh Darka menggigil karena merasakan sebuah ancaman mengerikzn. Sepertinya, inilah yang membuat Darka sejak tadi tidak bisa berkonsentrasi. Padahal, biasanya Darka tidak akan peduli dengan dunia saat tenggelam dalam gairah. Dan inilah yang terjadi. Sang ibu menghubunginya tepat saat dirinya tengah menggauli wanita lain selain istrinya, yang itu artinya ia sudah mengingkari perjanjian yang sudah ia sepakati dengan kedua orang tuanya. Jika Darka yang ketahuan mengingkari perjanjian, sudah dipastikan jika semua pengorbanan Darka untuk menikahi Tiara hanya akan menjadi hal yang sia-sia.
Darka berdeham. Ia tidak boleh membuat sang ibu membaca gelagat aneh dan pada akhirnya curiga padanya. Jika sampai itu terjadi. Maka Darka benar-benar akan tamat riwayatnya. "Di mana lagi, kalau bukan di rumah, Ma," jawab Darka santai. Lebih tepatnya berusaha untuk terdengar santai seolah-olah apa yang ia katakan memang hal yang sebenarnya.
Sikap santai Darka juga sangat berbeda dengan debaran jantungnya yang menggila. Tentu saja Darka agak cemas karena dirinya saat ini jelas tengah berbohong pada ibunya. Vanesa yang menyadari jika telepon yang diterima oleh Darka adalah telepon dari sang nyonya Puti yang terkenal dengan ketegasannya, segera menutup mulutnya rapat-rapat. Tentu saja ia tidak boleh mengatakan apa pun yang bisa membuat sang nyonya menyadari kehadarannya di sana. Meskipun Vanesa bisa melakukan hal gila untuk mendapatkan Darka, tetapi ia tidak segila untuk berhadapan dengan Puti yang terkenal bisa bertindak kejam pada orang yang membuatnya terganggu.
Jantung Darka berdebar kencang. Jelas Darka berharap jika sang mama percaya dengan apa yang sudah ia katakan. Jika iya, setelah menutup telepon ini, Darka akan segera pulang. Ia menimbang jika tindakannya untuk bersenang-senang terlalu cepat. Ini bisa membuat dirinya berada dalam bahaya. Sepertinya, pilihan yang paling tepat untuk saat ini adalah tetap menghabiskan waktunya di rumah sembari mempermainkan Tiara, hingga masa cutinya benar-benar habis. Setelah dirinya kembali bekerja nanti, pasti akan ada banyak waktu baginya untuk mendapatkan waktu untuk bersenang-senang dengan para wanita yang akan menghangatkan ranjangnya.
"Oh, ya? Padahal sekarang Mama sedang di rumahmu, tapi Mama tidak melihatmu di mana pun."
Bagai petir di siang bolong. Jantung Darka terasa berhenti berdetak. Ini benar-benar gila. Kenapa ibunya bisa mengunjungi rumah tanpa memberikan kabar sebelumnya? Atau mungkin, Tiara mengabari keduanya dan membuat kedua orang tuanya itu datang ke rumah? Darka takut, dan marah saat ini. Ia takut menghadapi kemarahan sang mama, dan merasa marah pada Tiara yang ia anggap sudah berhasil mempermainkannya. "Pulang sekarang juga, atau Mama coret namamu sebagai pemegang hak waris!"
Begitu sambungan telepon terputus, Darka menghela segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan jejak-jejak percintaannya dengan Vanesa. Meskipun sudah ketahuan basah ke luar dari rumah, tetapi Darka setidaknya harus menunjukkan jika dirinya tidak menyentuh wanita mana pun di luar rumah. Beberapa saat kemudian Darka ke luar dari kamar mandi dengan kondisi yang lebih rapi. Vanesa mendekat dan berniat untuk memeberikan ciuman perpisahan, tetapi Darka menatap tajam pada Vanesa. "Aku sudah susah payah menghilangkan semua jejak wanita di tubuhku, apa kau ingin menghancurkan usahaku?" tanya tajam Darka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying the Young Master
Romance[Karena mengandung unsur DEWASA maka SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Biar nyaman bacanya😄] Tiara terpaksa menjadi istri Darka, putra pemilik yayasan panti asuhan di mana Tiara tinggal sejak kecil. Tiara melakukan hal tersebut h...