Mau Tidak Mau

1K 82 2
                                    

Darka menatap tajam Bayu—bahawan setianya yang irit berekspresi. Pria itu baru saja meletakkan setumpuk pekerjaan di atas meja Darka, tanpa memperhatikan ekspresi yang terpasang pada wajah Darka. Pria berkacamata itu malah balas menatap Darka. "Apa Anda tidak melihat semua berkas itu? Kenapa Tuan malah menatap saya? Hari ini, kita benar-benar sibuk, Tuan," ucap Bayu dengan nada datar dan ekspresi datar yang membuat Darka ingin menyemburnya dengan vodka kesukaannya. Bayu sepertinya sudah terlalu lama hidup di jalan yang lurus.

Darka benar-benar heran dengan Bayu, pria itu sangat minim berekspresi. Sepertinya, Bayu berpikir jika berkespresi sedikit saja, bisa membuatnya bangkrut dan tidak lagi bisa mengemudikan mobil mewah kesayangannya. Darka yang mendengar semua perkataan Bayu tidak bisa menahan diri untuk mendengkus. "Ayolah, apa kau tidak melihat ekspresiku saat ini? Apa suasana hatiku tidak tercerminkan dengan baik oleh ekspresiku ini?" tanya Darka.

"Saya masih bisa menggunakan penglihatan saya dengan baik. Namun, saya rasa ekspresi itu tidak ada hubungannya dengan kerja otak, Tuan. Bukankah Tuan masih bisa berpikir dengan baik, walaupun suasana hati Tuan tengah buruk?" tanya Bayu masih dengan nada datar yang terdengar menjengkelkan ditelinga Darka. Jika Bayu sudah bertingkah seperti ini, Darka sangat ingin memecat Bayu saat ini juga. Sayangnya, Darka tidak bisa melakukan hal itu. Bayu sudah menemaninya sejak dirinya turun langsung untuk mengurus perusahaan. Jadi, sudah bisa dibayangkan seberapa lama, dan seberapa setia Bayu selama ini menemani dirinya. Jika mengenyampingkan sikapnya yang terkadang menjengkelkan, Bayu memang sangat bisa diandalkan.

Saat Darka akan membalas perkataan Bayu, saat itu pula Bayu membungkuk dan berkata, "Kalau begitu, silakan kerjakan tugas Tuan. Saya undur diri dulu, untuk mengerjakan tugas saya sendiri." Tanpa menunggu jawaban Darka, Bayu bangkit dan berbalik.

Meskipun bukan kali pertama melihat tingkah kurang ajar Bayu, Darka tidak bisa menahan diri untuk merasa begitu syok dan kesal atas apa yang ia terima. Darka menunjuk Bayu dan berseru, "Hei, aku bahkan belum selesai berbicara padamu! Apa kau ingin aku pecat?!"

Bayu menghentikan langkahnya. Darka pikir, Bayu akan berbalik dan meminta maaf. Darka sudah menyeringai dan berpikir jika anacaman pemecatan berhasil membuat Bayu berpikir dengan baik. Namun, Bayu ternyata berhenti untuk mengangkat telepon. "Halo, Sayang? Apa, pembalut tanpa sayap milikmu? Oh, carilah di laci ketiga," ucap Bayu sembari melangkah pergi meninggalkan Darka yang semakin syok. Jadi, Bayu tetap mengabaikannya walau sudah mendengar ancaman pemecatannya dan hanya fokus pada telepon sang kekasih.

Darka menghela napas panjang sebelum bersandar pada sandaran kursi kerjanya. Darka mendongak dan menatap langit-langit ruang kerjanya tersebut. Darka benar-benar tidak berminat untuk bekerja saat ini. Penyebab utama dari suasana hati buruk Darka ini tak lain adalah hukuman yang diberikan oleh kedua orangtuanya. Tadi malam, Darka menghabiskan semalaman tidur di atas bangku taman. Untung saja, malam itu tidak hujan, dan menambah penderitaannya. Jangan pikir, Darka mau-mau saja tidur di bangku taman, sementara sebelumnya ia juga datang ke rumah tersebut menggunakan mobil. Ya, Darka memang bisa tidur di dalam mobil. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan oleh Darka ketika mama dan papanya memang sudah berniat untuk memberikan hukuman. Jika Darka masih saja mencari jalan untuk melarikan diri dari hukuman tersebut, sudah dipastikan jika Darka akan mendapatkan hukuman yang lebih berat daripada tidur di bangku taman.

Darka tahu jika kedua orangtuanya tengah berusaha membuat mengubah gaya hidupnya yang terlalu bebas. Darka memang mencintai kebebasan. Darka tidak senang terikat. Contohnya saja, Darka tidak mau terikat dengan seorang wanita saja. Dalam sehari, Darka bahkan bisa berganti wanita sampai tiga kali. Jika bosan, Darka akan mencari yang baru, yang tentunya lebih menarik dan bisa membuatnya terbakar oleh gairah. Jika malas mencari wanita yang sesuai dengan seleranya, Darka akan kembali pada seorang wanita yang memang menjadi favoritnya. Wanita yang rela menjadi simpanannya dan menjadi tempat kembali Darka, setelah Darka bosan berkelana mencari wanita yang bisa memuaskan hasratnya.

Marrying the Young MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang