Karma

680 55 4
                                    

Darka tampak berkonsentrasi dengan semua pekerjaannya. Kini ia harus benar-benar fokus mengerjakan semua tugasnya, karena perusahaan memang akan membuat sebuah proyek baru yang tentu saja berskala besar. Ia sebagai seorang pemimpin perusahaan harus ekstra mencurahkan perhatian dan konsentrasinya. Namun, tiba-tiba seseorang membuka pintu dan masuk begitu saja ke dalam ruangan presdir yang tak lain adalah ruang kerja pribadi Darka. Jika saja hubungannya dengan orang itu tidak dekat, sudah dipastikan jika asbak yang berada di sudut meja kerjanya sudah melayang saat itu juga. Darka menghela napas dan mengendorkan simpul dasi yang ia kenakan. Pria itu bersandar dengan nyaman pada sandaran kursi kerjanya sembari menatap sosok pria yang kini duduk di sofa yang tepat berhadapan dengannya.

"Ada apa tiba-tiba datang ke mari, Jarvis?" tanya Darka pada sosok pria yang juga mengenakan setelan jas kerja mewah tersebut.

Jarvis mencibir pertanyaan yang ia terima dari Darka sebelum menjawab, "Ei, aku datang untuk mengucapkan selamat atas pertunanganmu. Selain itu, aku juga ingin melayangkan protes. Kenapa aku tidak mendapatkan undangan untuk menghadiri acara itu?"

Jarvis sendiri adalah sahabat dekat Darka. Bisa dibilang, Darka, Bayu dan Jarvis adalah tiga sekawan. Mereka terus bersama-sama dari masa kuliah hingga saat ini sudah bekerja dan memiliki kehidupan yang mapan. Ketiganya memiliki banyak kemiripan hingga membuat mereka bisa berteman cukup lama. Mungkin, hanya Bayu saja yang agak berbeda. Sejak dulu, Bayu tidak senang bermain dengan wanita. Ia tidak mudah tergoda. Bahkan jika ada wanita yang telanjang bulat di hadapannya sekali pun, Bayu tidak akan dengan tergoda untuk menyerang perempuan itu.

Bayu tipe orang yang setia. Bahkan, Bayu saat ini sudah bertunangan dengan gadis yang menjadi cinta pertamanya. Ya, wanita itu tak lain adalah Sulis. Jarvis dan Darka sendiri tidak menyangka jika Bayu dengan begitu mudahnya jatuh cinta pada Sulis dan dengan mantap menyatakan jika dirinya serius pada Sulis. Bayu bahkan tidak membuang waktu untuk mengikat Sulis sebagai tunangannya. Hanya saja, karena Sulis yang masih kuliah, Bayu tidak bisa segera menikah gadis itu. Bayu harus bersabar hingga ssatu tahun lagi, untuk meminang sang pujaan hati yang sudah lulus dan mendapatkan gelarnya sebagai seorang desainer.

"Aku tidak mengundangmu, karena acara itu tidak perlu kamu hadiri. Toh, saat itu kau tengah di luar kota," jawab Darka setengah kesal dengan apa yang tengah ia pikirkan saat ini.

Jarvis yang mendengar hal tersebut spontan saja mengernyitkan keningnya dalam-dalam. Ia memikirkan sesuatu sebelum menyimpulkan, "Jangan bilang jika kau di—"

"Benar, aku dijodohkan oleh orangtuaku," potong Darka cepat dan membuat Jarvis yang mendengarnya dengan spontan tertawa terbahak-bahak.

Bayu yang masuk dengan membawa minuman, melirik Jarvis dan berkomentar, "Jangan tertawa seperti itu, atau yang lain akan berpikir jika ada orang gila yang masuk ke dalam perusahaan ini."

Jarvis yang mendengar komentar tersebut barang tentu menghentikan tawanya dan menatap kesal pada Bayu. "Sebaiknya perbaiki dulu ekspresi wajahmu, sebelum mengomentari orang lain," ucap Jarvis sinis.

"Memangnya ada apa dengan wajahku? Aku rasa wajahku masih tampan seperti biasanya," jawab Bayu dengan nada menjengkelkan.

Rasanya, Bayu tidak merasa jika ada masalah pada. Ia juga tidak mengatakan sesuatu yang menjengkelkan atau menyinggung, jadi rasanya ia tidak perlu merasa rendah hati ata merasa buruk atas apa yang sudah ia katakan. Sayangnya, apa yang dirasakan oleh Darka dan Jarvis sebaliknya. Apa yang dikatakan dan ekspresi yang diperlihatkan oleh Bayu saat ini benar-benar menjengkelkan. Rasanya, Jarvis dan Darka ingin membuat Bayu tenggelam di lautan, atau membuat Bayu digoda oleh para waria yang memang banyak menggandrungi Bayu. Sepertinya, ide itu sungguh menarik. Mungkin, Jarvis dan Darka bisa melakukan hal itu di waktu luang nanti.

Marrying the Young MasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang