7. Cake Red Velvet

231 14 0
                                    

"Aku menggilai caranya membuatku tersenyum"

"Aku menggilai caranya membuatku tersenyum"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Aku belum memiliki Arga. Namun kenapa terasa sudah menyesakkan? Ah! Aku memang lemah dalam mengendalikan diri sendiri. Aku sudah menahan harapan, tapi aku tenggelam dalam prinsipku sendiri untuk tidak cepat terbawa perasaan.

    Selepas pulang bertemu Nandha, aku lekas pergi ke tempat tidur. Namun mengundang rasa kantuk sungguhlah sulit. Yang hadir hanya bayang-bayang Arga.

     Aku memikirkan hal yang tidak perlu. Memikirkan mimpi yang kurajut setelah berpacaran dengan Arga, sampai memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan kudapatkan. Aku benar-benar bodoh karena begadang hanya untuk memikirkan hal itu. Pikiran tentang Arga mengantarku pada lelapnya tidur.

Pagi harinya, aku langsung membuka handphoneku. Kau pasti tahu apa yang kuharapkan. Ya, pesan dari Arga. Aku pikir, daripada begini terus, akan aku coba menghubunginya terlebih dahulu.

Aku: "Selamat pagi, Bang.😁"

Arga: "Hei.."

Tak kusangka dia akan membalas secepat itu.

Aku: "Hari ini ke kantor kah?"

Arga: "Ke kantor. Kamu sih enak Sabtu libur. Ini baru mau apel."

Aku: "Kapan apelin aku?"

Arga: "Emang mau?"

Aku: "Becanda. Hehe"

Arga: "Oh becanda."

Aku: "Kapan apelin aku?"

Arga: "Nanti."

Aku: "Yakin mau?"

Arga: "Yang bilang gak mau siapa?"

Aku: "Abis sikapnya kayak mau-gak mau gitu."

Arga: "Emang kamunya mau? Aku jelek gini."

Aku: "Apaan sih. Suka merendah untuk meroket gitu!"

Aku terus mendesaknya. tak peduli jika harus terkesan murahan. Aku hanya merasa tidak tahan jika harus ditarik-ulur seperti ini. Aku lelah menerka-nerka apa maunya.

Arga: "Aku mau tanya!"

Aku: "Silahkan..."

Arga: "Serius kamu mau pacaran sama aku?"

Aku: "Kenapa emang?"

[BL] Red VelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang