16. Curiga

81 5 2
                                    

"Karena dari awal, hubungan kami adalah hubungan yang tidak semestinya terjalin."

     Aku kembali ke Depok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Aku kembali ke Depok. Dengan membawa beban pikiran, sebab yang hampa hanyalah perasaanku saja. Aku seringkali menyalahkanku akan hal ini, apakah aku terlalu berlebihan? Apa aku terlalu lemah? Padahal hanya tidak bertemu beberapa hari; mungkin sekitar 3 minggu. Tapi memang seperti itulah rasa rindu dan ketakutan akan kehilangan jika dipadu-padankan.

     Kali ini aku benar-benar tidak akan menghubungi Arga lebih dulu. Rasanya tidak adil jika harus aku yang lebih dulu menghubungi terus. Aku juga penasaran, apakah dia akan merasa kehilanganku atau tidak, apakah dia akan merindukanku seberat aku merindukannya.

     Aku memfokuskan diri dengan berlatih Band bersama anak-anak. Setiap kegiatanku, aku posting pada Insta Story-ku. Anehnya, Arga selalu menonton videoku tanpa sepatah kata pun mengomentarinya, ataupun mengirimku pesan. Hal ini menjadi tanda tanya besar untukku.

🌈🌈🌈

     Tiga minggu berlalu. Sampai detik ini belum kudapatkan pesan dari Arga. Frustasi menguasaiku. Bosan, kesal, dan tercabik-cabik. Tapi aku cukup kuat untuk mengalihkan perhatianku dan tidak mengacuhkan tentang Arga. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah, kemana dia? bagaimana kabarnya? kenapa dia enggan menghubungiku? padahal kita tidak ada masalah apapun. Perasaan rinduku sudah terkubur dan menjadi rasa penasaran setengah mati.

Malam hari, aku melamun di balkon. Sementara anak-anak yang lain semua sedang tidak ada, di basecamp hanya tersisa aku, dan Rizky juga Bi Asih di lantai dasar.

Rizky menghampiriku, dan seraya bertanya—seperti biasa, "ngelamun lagi, Bro?"

"Hehe... iya nih," tukasku seperlunya.

"Bukannya lo udah pulang kampung? Pasti dong kalian ketemuan," tanyanya yang cukup menusukku.

"Sayangnya enggak, Ky."

Rizky mengambil satu batang rokok kemudian menyalakannya, lalu menghisapnya dalam-dalam—kemudian menghembuskannya dengan penuh perasaan lega.

"Rokok seenak itu ya, Ky?" tanyaku penasaran.

"Dibilang enak sih enggak, cuman—gimana ya jelasinnya," dia menghirup lagi kretek itu, "ada efek candu yang menenangkan. Meskipun gue agak nyesel sih," jelasnya.

"Gue gak bakal paham sampe gue coba," tukasku.

"Nah itu!" dia menjawab sambil terus menghisap rokok itu. "Lo pasti kangen banget ya sama pacar lo? soalnya katanya tadi lo bilang belum sempet ketemu," sambungnya.

[BL] Red VelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang