༊ 1 : deja vu

600 78 13
                                    

༊⊹°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

༊⊹°.⋆

berpindah rumah adalah hal biasa bagi keluarga jeno. itu karena pekerjaan ayahnya menuntut mereka untuk selalu berpindah pindah tempat. walaupun begitu, keluarga jeno punya 1 rumah tetap di kota.

dan di tahun ini, keluarga jeno harus kembali pindah rumah. kali ini lokasinya di daerah pinggiran kota. jujur saja agak sulit menemukan rumah di daerah seperti ini. bahkan papa jeno yang biasanya langsung menemukan rumah tuk mereka huni sementara, kali ini butuh waktu 3 bulan untuk menemukan rumah hunian yang cocok untuk keluarganya.

tapi entah mengapa, jeno -agak- tidak menyukai rumah baru pilihan papanya kali ini. dari segi bangunan dan model rumah itu memang cocok dengan selera keluarganya, tapi tidak dengan lingkungan sekitar rumah itu.

rumah yang memiliki 2 lantai itu terletak hampir dekat hutan. juga agak jauh dengan kawasan pemukiman warga. kalau bukan karena libur semester genap kuliahnya, jeno akan menolak mentah mentah ajakan orang tuanya untuk ikut tinggal sementara.

hanya 1 bulan, pikir jeno. bukan waktu yang lama. toh, ketika perkuliahan kembali dimulai, jeno memiliki alasan untuk pergi dari sana.

tidak banyak yang bisa jeno lakukan di rumah itu, selain bersantai. harinya dipenuhi menatap layar ponsel dan pc. lelaki itu berhenti hanya untuk makan, mandi atau sekedar buang air.

bosan, keluhnya.

biar begitu, sedari siang jeno hanya bermain game di ponselnya. si adam tidak menyadari bahwa hari sudah selarut itu. dilihatnya jam yang sudah menunjukan pukul 2 pagi.

sedikit lagi, 1 jam lagi dia akan pergi tidur. batinnya, berjanji pada dirinya sendiri.

"defeat!" suara notifikasi game dari hp jeno. cukup mengagetkan telinga jeno yang disumpal earpods.

jeno mengacak rambutnya kesal. sang adam menggerutu pada kawannya di seberang sana, "ngeyel sih rav. kata gue juga ban estes, jangan wanwan." ujar jeno pada temannya, aarav.

aarav menyahut, "sorry deh, gak ekspek estesnya bakal nyusahin."

"estesnya jago cok."

"yaudah..." kata aarav pelan. "lanjut push gak?"

jeno mengangguk, reflek. walau tahu aarav tidak ada disana melihatnya. "bentar minum dulu."

"oke oke."

sebelum melanjutkan permainan, jeno turun ke bawah untuk meminum segelas air juga mengambil 2 toples kecil cemilan di atas meja makannya.

jeno kembali ke kamarnya dengan segelas air dan cemilan. menaruhnya di meja nakas, lelaki itu memandang sebentar pada toples cemilan.

"lah, kirain kerupuk bawang."

aarav tertawa kecil disana, "buruan eh."

"sabar, salah ambil gua. malah ambil nastar."

midnight talk ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang