Budayakan Vote sebelum membaca!
Happy Reading
~~~~~~~~~~"Udah ih jangan terlalu tebal, nanti lo malah kayak tante-tante Erin!"
"Ih tapi kayaknya kurang dikit deh."
Jihan menghentikan Erin yang kembali mau mengoleskan lip cream miliknya. "Udah kak Erin, ini tuh udah pas, nanti malah ketebelan kaya kata kak Wendy.
Erin memanyunkan bibirnya, dia tiba-tiba jadi gugup sendiri. Padahal dia hanya ingin pergi ketempat Hanna, tapi bukan itu yang membuat dia gugup, setelah dari acar pertunangan itu, Erin harus memberikan jawaban untuk Virgo.
"Lo nggak perlu kebanyakan mikir Rin, karena lo sendiri udah tahu jawabannya apa," ucap Wendy.
"Gue nggak tau kak."
"Lo tau, tapi lo masih aja nolak. Lo suka Virgo dari dulu Rin, semua orang juga tahu kalau kalian sama-sama saling suka, apa lagi yang lo khawatirin?"
"Gue takut nggak bisa kayak dulu lagi sama Virgo."
"Semua pasti berubah Rin, termasuk perasaan. Putus atau lanjut ya itu semua proses, tapi untuk sekarang lo cuma bisa nerima kalau nyatanya lo suka sama Virgo dan lo sendiri mau kan hubungan kalian lebih dari sekedar teman kecil?"
"Kak Erin, kaka harus tahu kalau kak Virgo itu beneran tulus sama kakak. Setiap kita ngumpul terus kakak nggak ada dia pasti langsung nanyain keberadaan kakak, dia juga pasti langsung nelfon atau jemput kakak kan?"
"Tapi kan teman emang kayak gitu?"
Wendy menggelengkan kepalanya. "Kalau Virgo nganggep lo cuma teman dia nggak akan nembak lo, dia juga nggak akan mau nunggu disaat dia bisa cari orang lain. Dia nunggu lo udah lama, bahkan saat lo suruh dia buat nunggu lagi dia masih mau. Menurut lo aja gimana."
"Aku pengen denger kabar bahagia saat kalian pulang nanti, tapi kalau kak Erin memang berfikiran lain ya nggak apa-apa, toh semua keputusan memang ada di kak Erin."
Erin malah semakin kebingungan, dia punya dua pilihan yang sama-sama dia tidak tahu bagaimana akhirnya, menerima Virgo atau menolaknya.
~
"Udah goblok, minyak Wangi gue entar abis!"
"Bau lo kayak kembang tujuh rupa kak."
"Bau kuburan baru."
Cindy menoyor dahi Satriya. "Nggak ada kapoknya ya lo? Mulut tuh dijaga jangan asal aja kalau ngomong."
Satriya langsung bungkam karena mengingat apa yang pernah terjadi kepadanya, dia bahkan jadi takut buat keluar rumah di malam hari kalau tidak ada teman.
"Kata Jihan, kak Erin udah selesai dandan! Kak Erin di poles dikit aja udah cantik apa lagi beneran dandan. Kak Virgo jangan malu-maluin ya?"
"Eh Na, lo lama-lama jadi ngeselin ya? Ternyata lo beneran sedarah sama Jeremy, makin lama kalian makin sama ngeselinnya."
"Lah kan Nana emang adik gue, dasar bego."
Aluna menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan sang kakak, Jeremy.
"Terserah lah."
"Lu kalau ditolak jangan aneh-aneh kak, apa lagi sampai bunuh diri. Anggap aja karma."
"Untung cewek lo Cin, pengen banget gue ajak berantem."
Satriya sama Aluna ketawa melihat wajah kesal Virgo, sementara Jeremi hanya menggelengkan kepalanya. "Udah deh, sana pergi, ngapain coba lo masih di sini? Kan tadi kata Jihan, Erin udah selesai dandan."
"Iya, ini juga mau pergi," balas Virgo seraya bangkit dari sofa.
"Semangat kak Virgo, ditunggu kabar baiknya." Aluna agak sedikit berteriak.
"Kabar baik atau kabar buruk jangan lupa kasih tau kita."
.
.
."Udah cocok nih, kapan nyusul gue?" tanya Hanna kepada Erin dan Virgo.
Keduanya kelihatan salah tingkah padahal Hanna cuma nanya kayak gitu, Joy mengendikkan bahunya males banget lihat tingkah kedua orang itu.
"Cepet nyusul, jangan kelamaan. Sampai kapan lo mau ngejomblo terus? Nih udah ada yang nungguin."
"Joy apaan sih?"
"Virgo, udah nggak usah kasih kendor. Nih anak emang kelamaan ngejomblo, makanya jadi kayak gini."
Cowok itu cuma bisa memberikan cengiran saja, dia tidak tahu sebenarnya mereka ini benar-benar mendukung dia atau hanya menggoda saja, tapi tekat Virgo benar-benar kuat, dia serius dengan perasaannya.
"Hanna tahun depan nikah, abis itu lo nyusul kan?"
"Joy! Ngeselin banget sih?" cewek itu menepuk lengan Joy.
"Iya nanti Erin nyusul." Erin mengerutkan dahinya saat mendengar ucapan Virgo. "Kalau gue diterima, nggak usah nunggu lama-lama lagi."
"Cie, kayaknya acara nya Hanna bawa happy ending nih buat kalian. Eh tapi beneran happy ending nggak nih?"
"Nggak tau juga sih, terserah Erin aja. Semua ada di dia."
Erin memegangi ujung lengan kemeja yang di pakai Virgo, sementara laki-laki itu masih berbicara dengan teman-temannya. Tiba-tiba laki-laki itu. Menarik lengannya, sampai pegang Erin terlepas. Cewek itu mendongak, namun ternyata Virgo malah. Mengaitkan jemari mereka berdua, dan mengeratkan genggamannya.
Mungkin sekarang Erin tahu apa jawaban yang akan dia berikan kepada Virgo.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
Keknya sisa 2/3 part lagi deh wkwkwk
Abis ini mau lanjut Datang Untuk Pergi [Eunkook] dan publish Bentuk Cinta [Yumin] makasih banyak buat yang terus baca book ini, maaf kalau belum memuaskan hehehe, namanya juga manusia, masih banyak kekurangan dan masih harus terus belajar :)Btw jangan lupa mampir
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑪𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝑲𝒊𝒕𝒂 0.2 [𝑻𝑨𝑬𝑹𝑰𝑵 𝒇𝒕 𝑩𝑨𝑵𝑮𝑪𝑯𝑰𝑵] ✔
Fanfiction[𝑬𝒏𝒅] [Romance/Drama] [Bisa dibaca terpisah dari Series sebelumnya, tapi lebih baik dibaca dari awal Series, biar lebih paham] [End] Ini cerita dari Erin dan Virgo. Tentang mereka yang menahan perasaan masing-masing. "Diam lo! muak g...