Jangan lupa Vote & Comment
Happy Reading💛
~~~~~"Nonton apa?"
Erin masih melihat-lihat poster film yang berada di dinding area bioskop, menunjukkan film apa saja yang sedang diputar di sana.
"Nonton ini yuk? Mau nggak?"
"Horror? Bukannya lo takut?"
"Takut sih, tapi penasaran. Ayo nonton ini aja."
Virgo menganggukkan kepalanya. "Ayo beli tiket dulu sekalian beli popcorn."
"Rasa caramel ya?"
"Iya, tau."
Erin memberikan cengiran kepada Virgo, cowok itu tahu kalau Erin tidak suka popcorn rasa lain. Akhirnya mereka berdua antri untuk membeli tiket dan popcorn.
Sekitar lima belas menit kemudian teater untuk film mereka sudah dibuka. Jadi mereka langsung masuk dan mencari tempat duduk.
"Gue nggak di pinggir, takut kalau sebelahnya kosong."
Cowok itu hanya menghela napas lalu duduk. "Awas nyesel ngajak nonton ginian."
"Ih, gue penasaran."
Virgo mengangkat bahu tidak peduli dan mencoba menyamankan posisi duduknya.
Seperti yang sudah cowok itu juga, Erin histeris sendiri. Sepanjang film cewek itu berteriak seperti dia yang kesurupan. Untungnya orang lain juga sama seperti Erin. Sepertinya hanya Virgo yang tidak bereaksi apa-apa.
"Virgo, takut."
"Sini pegangan."
Padahal Virgo kira Erin akan mengomel, atau memukulnya. Tapi cewek itu benar-benar menggenggam tangannya, sesekali genggaman cewek itu mengerat karena mencoba menahan teriakannya, membuat Virgo tidak bisa menahan senyum karena hal itu.
~
"Eit, dari mana nih bosque."
"Kepo amat."
"Galak amat mba nya," ucap Jeremy.
Erin mendelik dan segera berjalan ke arah rumahnya, meninggalkan Virgo, Jeremy dan juga Cindy di sana.
"Rusuh amat lo, nggak bisa banget liat gue seneng." Virgo yang baru saja selesai memarkirkan mobilnya di garasi, langsung langsung menoyor dahi temannya itu.
"Jalan teros, kalau sampai jadian traktir lah," ucap Cindy.
"Virgo sama Erin jadian? Hah? Mana mungkin tuh cewek sudi jadian sama Virgo."
"Eh, gue diemin ngelunjak lo ya."
"Ampun bang jago."
"Makanya bang Jim, doain tuh yang baik-baik aja. Kenapa sih lo? Kak Yuna udah nggak mau sama lo?"
Jeremy menoleh kearah Cindy. "Eh, mana mungkin pesona gue ditolak, tunggu kabar baiknya aja."
Cindy terlihat berfikir sebentar. "Eh tapi ya, kemarin kan ada cowok nganterin kak Yuna balik, kira-kira siapa tuh?"
Wajah Jeremy langsung berubah panik. "Ah yang bener lo? Dia nggak ada ngomong apa-apa. Jangan solimi deh lo."
"Dih panique, santuy aja dong. Katanya pesona lo nggak mungkin ditolak. Sekarang kenapa lo panik?"
Virgo melirik Cindy, cewek itu memasang wajah datar, namun kalimatnya seolah meyakinkan. Membuat Jeremy langsung pergi gitu aja.
"Lo ngomong bener nggak sih?"
"Ngomong apaan?"
"Itu Yuna dianter cowok."
Cindy mengerutkan dahinya. "Lo percaya sama omongan gue? Lagian mana gue tau aktivitas kak Yuna kayak gimana."
"Parah emang, ngomongnya meyakinkan banget."
Cindy mengangkat bahunya. "Dah ah gue mau ke rumah Jihan. Oh iya kak Sonya tadi titip pesan, dia nginep di rumah temennya."
Virgo menganggukkan kepalanya. Lalu Cindy segera berjalan meninggalkan cowok itu.
.
.
."Kalau mau nginep tuh bilang dari tadi siang, jangan tiba-tiba dateng bilang mau nginep."
"Kalau gue nggak ribut sama suami gue, juga nggak akan ke sini."
"Eh tenang dulu tenang, ingat baby lo."
Cewek itu langsung menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya perlahan. "Emosi banget gue."
"Kenapa lagi suami lo si Joy?"
Padahal beberapa hari lalu cewek itu masih kegirangan karena kata dokter dia sedang mengandung.
"Ada mba-mba dateng ke rumah nyari suami gue, terus pas gue tanya ada urusan apa. Dia bilang kangen aja udah lama nggak ketemu, gitu masa. Pas gue tanya lagi, ternyata dia mantan pacar suami gue, sebelum sama gue."
Ya Tuhan ternyata yang kayak gini nggak cuma di sinetron, di kehidupan nyata juga ada. Batin Erin mendengar cerita dari temannya itu.
"Terus suami lo bilang apa?"
"Suami gue bilang, mereka habis putus langsung lost contact, dia kaget kenapa cewek itu bisa dateng ke rumah, padahal suami gue nggak pernah ngasih tau alamat rumah."
"Lah terus kenapa lo ke sini?"
"Bete gue, tuh cewek dateng lagi tadi, bilang mau ngomong berdua sama suami gue. Gue di suruh masuk ke kamar dong! Anjing banget kan."
"Eh, jangan ngomong kasar."
Cewek itu langsung mengusap-usap perutnya. "Maafin bunda ya dek."
"Tapi kan lo nggak tau maksud sebenarnya tuh cewek, siapa tau dia malu mau pinjem uang."
"Pinjem uang apaan? Itu tampilan nya aja udah kayak tante-tante girang."
"Siapa yang tahu?"
"Gue takut, suami gue nggak akan minta cerai gara-gara cewek itu kan ya?"
"Amit-amit dah Joy, jangan sampai."
.
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~
Ide datang lahhhhhhh~
Ku butuh kamuuuuu~
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑪𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝑲𝒊𝒕𝒂 0.2 [𝑻𝑨𝑬𝑹𝑰𝑵 𝒇𝒕 𝑩𝑨𝑵𝑮𝑪𝑯𝑰𝑵] ✔
Fanfic[𝑬𝒏𝒅] [Romance/Drama] [Bisa dibaca terpisah dari Series sebelumnya, tapi lebih baik dibaca dari awal Series, biar lebih paham] [End] Ini cerita dari Erin dan Virgo. Tentang mereka yang menahan perasaan masing-masing. "Diam lo! muak g...