Cerita Kita #1

1K 187 19
                                    


"Rin."

"Kenapa?" cewek itu mendongak, namun wajahnya sama sekali tidak bersahabat.

"Kok gue ngerasa akhir-akhir, kayaknya lo ngejauhin gue ya?"

"Itu bukan cuma perasaan lo aja, gue emang sengaja ngejauh dari lo!"

Cowok itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kok tiba-tiba temannya ini bersikap sangat aneh?

"Gue ada salah sama lo? Kenapa lo sengaja ngejauh?"

Cewek itu memasukkan ponselnya ke dalam saku rok nya. "Karena gue muak sama tingkah tengil lo, gue nggak pernah ingat punya temen yang suka mainin perasaan cewek, kayak lo."

Ah, sekarang dia paham. "Tapi Rin ...."

"Mulai detik ini, gue nggak lagi ngizinin lo buat manggil nama gue. Gue nggak paham sama jalan fikiran lo Go. Lo pikir bisa bersenang-senang dengan cara kayak gini?"

"G-gue ...."

"Lo pikir selama ini gue diam karena nggak peduli? Gue mantau lo, tapi ternyata lo nggak ada perubahan."

"Rin, please dengerin gue dulu."

Cewek itu menepis tangan Virgo yang menahan lengannya. "Sekarang kita bukan teman lagi! Jangan pernah ngomong sama gue lagi!"

Virgo masih kebingungan, kenapa cewek itu sangat marah? Awal mula Virgo kayak gini kan untuk menarik perhatian dia? Kalau kayak gini usaha bukan hanya sia-sia, tapi juga menghancurkan hubungan mereka.

"Erin."

~

"Masih sakit?"

Cewek itu menganggukkan kepalanya, Virgo sedang menyuapi Erin. Belum lama ini cewek itu mengalami kecelakaan. Sampai membuat dia harus berada di rumah sakit untuk waktu yang agak lama.

"Mau minum?"

Lagi-lagi Erin hanya menganggukkan kepala, Virgo sebenarnya nggak tega ngeliat Erin kayak gini, lebih baik dia aja yang terluka.

Virgo menyodorkan botol air kemasan yang sudah ada sedotannya, jadi Erin tidak perlu terlalu banyak bergerak. Setelah merasa cukup cewek itu melepaskan sedotan yang dia apit dengan dari bibirnya.

"Napas nya pelan-pelan nanti sakit lagi."

"Mau minum aja sakit banget."

"Iya gue tau, makanya pelan-pelan aja."

Erin memejamkan matanya, mencoba menghilangkan rasa sakit itu. "Gue udah cukup makannya. Gue mau istirahat aja, biar nggak ngerasain sakit."

"Tapi baru beberapa suap loh Rin? Lo yakin? Nggak lapar?"

Cewek itu tersenyum. "Udah cukup Go, makasih udah nyuapin gue."

Virgo tidak membalas ucapan Erin dan hanya membereskan nampan yang berisi makanan Erin dari rumah sakit.

"Nanti kalau nyokap gue udah dateng lo pulang aja Go, gue nggak enak sama lo. Kalau sampai harus cuti lagi."

"Ya elah Rin, santai aja kali. Lagian kayak sama siapa aja."

"Ya tetep aja, pokoknya lo harus pulang, istirahat. Nyokap gue bentar lagi juga datang."

"Hm." cowok itu hanya bisa menuruti ucapan Erin.

Erin melihat temannya itu sibuk membereskan barang-barang, sebenarnya nggak ngeganggu juga sih, tapi Erin seneng aja liat cowok ini bersikap sok sibuk.

Mungkin sekitar lima belas menit Virgo masih aja kayak gitu, bahkan sampai mamanya Erin datang.

"Ya udah gue pamit pulang dulu Rin."

"Iya."

Lalu Virgo mengarah kepada mama Yerin, yang tersenyum ke arahnya. "Makasih ya Virgo, udah jagain Erin. Tante jadi nggak enak sama kamu, kata Erin kamu sampai ambil cuti buat jagain Erin."

Virgo memberikan cengiran khasnya. "Nggak apa-apa tan, kan itu gunanya teman."

"Teman, apa teman nih? Dari dulu cuma temenan aja kalian?"

Erin menoleh ke arah mamanya. "Apaan sih ma, Erin kan sama Virgo emang cuma temenan."

"Kalem dong Rin, mama kan cuma bercanda. Kamu aja yang panik banget."

"Lagian mama, aneh-aneh aja bicaranya."

"Hati-hati di jalan ya Virgo."

"Iya tante, Virgo pamit."

Virgo segera keluar dari kamar rawat Erin, sebenarnya dia nggak masalah kalau memang harus nunggu Erin seharian ini. Tapi Virgo takut kalau Erin nggak suka.

Langkah cowok itu terhenti, saat melihat Aluna, datang sendirian namun dengan wajah murung, jadi dia memutuskan untuk mendekati cewek itu.

"Nana."

Cewek itu mendongak. "Kak Virgo udah mau pulang?"

"Iya, lo mau ketempat Erin?"

Aluna menganggukkan kepalanya, lalu menunjukkan kantong plastik yang dia bawa di suruh antar ini sama mama. "Kak Virgo aku boleh ikut pulang sekalian nggak? Aku cuma mau antar ini aja."

"Ya boleh lah, ya udah sana gue mau ke parkiran dulu, nanti lo langsung ke sana."

Jeremy

Nyet <
Jer <
Jeremy <

> Apaan
> Tumbenan ngechat
> Biasa juga langsung nge gedor pintu kamar gue

Gue mau nanya <
Adek lo kenapa dah? <
Aneh banget <

> Lah kenapa?
> Perasaan biasa aja?

Serius jing <

> Ya gue serius, nggak ada yang aneh

Mata nya bengep kayak abis nangis <
Udah gitu lemes banget lagi <
Ya gue tau sih emang dia lemah gemulai <
Tapi serius<
tadi dia nggak kayak biasanya <

> Ah masa sih?
> Ya udah nanti gue tanya
> ngomong-ngomong lo di mana?

Di parkiran rumah sakit <
Nungguin adek lo <

> Loh dia nggak kerja ya?
> Ya udah nanti gue introgasi
> Gue mau meeting dulu.

.
.
.
.
.
~~~~~~~~~~
:))))))))
Kalau ada typo di maklumi aja ya
Namanya juga manusia nggak ada yang sempurna

𝑪𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝑲𝒊𝒕𝒂 0.2 [𝑻𝑨𝑬𝑹𝑰𝑵 𝒇𝒕 𝑩𝑨𝑵𝑮𝑪𝑯𝑰𝑵] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang