In Your Time (Extra Chapter)04

587 82 7
                                    

"Andai waktu dapat diputar kembali
Aku akan berdiri di sampingmu, selalu."

°
°
°

Taeyong menatap kosong ke depan. Ia mengabaikan semua orang yang masuk ke kamarnya. Yuta yang terakhir masuk kamar memilih diam setelah melihat isyarat Doyoung.

"Ada apa dengannya ?" Yuta bertanya pada Doyoung.

"Aku tidak tahu. Sejak masuk ke kamar Taeyong sudah seperti itu." Doyoung sibuk mengoleskan pelembab di wajahnya.

"Pasti ada sesuatu." Yuta menyikat giginya.

"Aku akan keluar sebentar." Doyoung menepuk pelan pundak Yuta. Membuat laki laki itu menganggukkan kepalanya.

Doyoung melirik Taeyong yang sudah tidur dengan tangan nya di atas kepala. Doyoung tidak bisa menjamim laki laki itu benar benar tidur. Namun, Doyoung tidak ingin memastikan. Ia memilih mengedikkan bahunya lalu menghilang di balik pintu putih kamar.

Berdiri mematung di depan pintu kamarnya. Doyoung melihat begitu banyak mahasiswa yang berlalu lalang di depannya.

Doyoung benar benar tidak tahu bahwa akan seramai ini, namun ia menikmatinya. Ia harus mengunjungi Jihoon dan yang lain untuk mempersiapkan agenda besok.

Sesampainya Doyoung di bawah. Ia mendapati Jihoon dan yang lainnya sudah sibuk mempersiapkan ini itu. Tanpa berpikir panjang Doyoung langsung membantu.

"Dimana bolpoinnya ?" Sungwoon berseru di balik mejanya. Ia sibuk mengubah posisi benda di mejanya. Mencari bolpoin yang sudah terbang tidak tahu kemana.

Semuanya sibuk menyentuh saku celana dan jaket. Namun tidak ada bolpoin lain yang dibawa. Lalu Doyoung menawarkan diri untuk meminjam bolpoin di kantor utama.

Tanpa berpikir panjang Doyoung setengah berlari menuju kantor utama yang tidak jauh dari posisi mereka.
Sebelum membuka pintu Doyoung memberikan ketukan. Dirasa sudah cukup Doyoung membuka pintu tersebut dan melihat sosok gadis yang familiar baginya.

"Ada yang- Seulgi menggantungkan kalimatnya. Melihat Doyoung berdiri diam di tempatnya. -bisa saya bantu." Seulgi bersikap profesional. Mengingat sekarang yang ada di ruangan tersebut tidak hanya dia dan Doyoung, namun karyawan yang lain juga.

"Oh maaf bisakah saya meminjam bolpoinnya?" Doyoung menyatukan tangan ke depan.

Saat itu juga Seulgi memberikan bolpoinnya yang tertata di meja. Ia berusaha mengulas senyum tipis. Begitupun dengan Doyoung.

Doyoung dengan kikuk membungkuk dan keluar dari ruangan tersebut. Sesekali ia menoleh untuk melihat Seulgi. Memastikan penglihatannya tidak salah.

Seulgi menjatuhkan tangannya bebas. Memejamkan matanya sesaat sebelum akhirnya kembali ke kenyataan bahwa situasi saat ini rumit. Sejak pertemuannya dengan Taeyong Seulgi jadi goyah. Dan sekarang Doyoung. Sulit untuk menyembunyikan diri di saat seperti ini. Untuk ke depannya Seulgi harus lebih kuat lagi.

"Apa Taeyong sudah bertemu dengannya?" Tanya Doyoung dalam hati di tengah tengah rapat yang sedang berlangsung. Ia memainkan ujung kertas miliknya.

"YA! Kau terus melamun sejak tadi. Ada apa?" Jihoon menepuk pundak Doyoung. Keduanya berjalan bersama gedung yang akan digunakan untuk acara.

"Benarkah ? Mungkin aku perlu istirahat." ini bukan saat yang tepat untuk memberitahukan Jihoon dan yang lain. Meskipun begitu semuanya akan tetap tahu. Tapi setidaknya ia harus berbicara dengan Seulgi.

•••

"Untuk semuanya, silahkan menuju gedung utama di lantai bawah." Suara Doyoung bergema di koridor. Semua mahasiswa berbondong bondong keluar termasuk Taeyong. Ia berjalan paling belakang. Menatap punggung teman temannya. Pikirannya melayang entah kemana.

Hay! Seulgi. | Seulyong ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang