In Your Time (Extra Chapter ) 07

590 68 3
                                    

Adalah Seulgi dan Taeyong yang berjalan menyusuri jalanan Pyeongchang setelah turun dari bis. Tangan mereka saling mengenggam. Seulgi mendongkkan kepalanya, jujur saja ia masih tidak percaya dengan kehadiran Taeyong di sampingnya. Melihat tangan mereka saling mengenggam semakin membuat Seulgi tidak percaya.

"Apa kau akan terus memandangiku ?" Ucap Taeyong.
Seulgi tersenyum lalu kembali menatap jalanan.

Taeyong tersenyum, ia melirik Seulgi sekilas sebelum akhirnya kembali menatap jalanan.

Tidak berselang lama keduanya tiba di rumah Seulgi.

"Kau harus kembali ke penginapan." Ucap Seulgi mengambil posisi di depan Taeyong.

"Aku bisa lebih lama disini. Doyoung dan Jihoon pasti tahu alasannya." Ucap Taeyong mengamati sekitar rumah Seulgi.

"Meskipun begitu kamu harus segera kembali." Ucap Seulgi.

Taeyong beralih menatap Seulgi, ia menangkup wajah kecil gadis itu.

"Kau lupa bahwa aku bukan mahasiswa disana lagi ?" Tanya Taeyong.

Seulgi terdiam, ia lalu teringat bahwa Taeyong bukan lagi mahasiswa disana.

"Seulgi-ah" sebuah suara yang familiar terdengar. Taeyong segera membungkuk setelah menyadari itu adalah ibu Seulgi.

"Oh? Tuan Taeyong ?" Sang ibu yang terkejut berlari kecil menghampiri Seulgi dan Taeyong.

"Bibi apa kabar ?" Tanya Taeyong ramah.

"Kabar bibi baik."

"Bagaimana kalian bisa berada disini ?" Tanya ibu Seulgi menatap Seulgi dan Taeyong bergantian.

"Ah benar. Aku harus minta ijin." Taeyong menggaruk kepalanya.

"Nde ?" Ibu Seulgi mengernyitkan dahinya.

"Jika boleh saya ingin mengajak Seulgi keluar besok."

Seulgi membulatkan matanya. Ia pikir Taeyong tidak akan mengajaknya kencan secepat itu.

"Mwo? Astaga? Kalian -"
Seulgi menginggit bibirnya. Ia lantas memukup lengan Taeyong.

"Ibu kita baru jadian tadi." Ucap Seulgi tergagap.

"Apa Seulgi sering merajuk padamu ?"

"Apa dia sering marah marah ?"

"Ibu." Seulgi mempautkan bibirnya.

Sedangkan Taeyong hanya tertawa.

Sebuah suara dari ponsel Taeyong menyita perhatian sepasang anak dan ibu tersebut. Taeyong melihat nama Doyoung disana. Ia buru buru menjawab panggilan tersebut.

"..."

"Kau bisa jalan terus. Aku akan melambaikan tangan nanti." Ucap Taeyong berbalik. Tidak berselang lama Taeyong melambaikan tangannya. Dari kejauhan Doyoung datang dengan Yuta.

"Anyeong haseyo." Sapa Yuta dan Doyoung.

"Hai Seulgi." Seulgi mengangguk sambil tersenyum.

"Ayo masuk." Mereka semua naik ke atas. Duduk di teras rumah sambil melihat pemandangan.

"Kenapa kalian kesini ?" Tanya Taeyong pada Yuta dan Doyoung.

"YA! Jangan berpikir kita mengikutimu. Kita hanya tidak sengaja melihatmu melintasi jalan tadi dan ternyata kehilangan jejak jadi kita putuskan untuk mencarimu." Doyoung menggaruk kepalanya yang gatal.

"Dan kita melihatmu bergandengan dengan Seulgi." Yuta memainkan alisnya, bermaksut menggoda Taeyong yang sudah salah tingkah.

"Aigo. Jujur saja kau sudah jadian kan ?" Senangnya." Ucap Doyoung sambil duduk di tempat duduk besar yang ada di teras.

"Apa kalian tidak dicari nantinya ?" Seulgi muncul dengan nampan berisi potongan beberapa buah dan air putih.

"Besok itu libur. Jadi kupikir aku dan Yuta perlu keluar sebentar." Ucap Doyoung mengambil segelas air lalu meneguknya.

Seulgi yang berniat makan sepotong buah berhenti saat Taeyong yang duduk di sampingnya terus menatapnya. Seulgi menolehkan kepalanya, memberikan tatapan bertanya tanya.

"Aish. Dasar pasangan baru." Yuta menggelengkan kepalanya.

Seulgi bersikap acuh. Ia tidak menyuapkan buahnya pada Taeyong melainkan memakannya sendiri.

Taeyong yang kesal langsung mengambil satu gigit buah yang sudah setengah masuk ke dalam mulut Seulgi.

Yuta dan Doyoung dibuat terkejut akan hal itu. Begitu pula Seulgi. Sedangkan Taeyong memilih mengunyah buah yang berhasil ia curi.

"Ahh aku jadi ingin punya pacar." Gumam Doyoung.

"Bukankah kau sudah ada calon ?" Ucap Taeyong.

"Siapa ?"

"Jennie." Ucap Yuta. Lalu disahut tawa keras dari Taeyong.

Sedangkan Doyoung hanya mendecak lidah.

"Oh aku lupa ." Yuta menepuk jidatnya.

"Lusa kita sudah kembali ke Gangnam." Ucap Yuta.

Doyoung mengangguk paham

Seulgi menginggit bibirnya, perasaan takut kehilangan memenuhi dirinya. Ia mengunyah makanannya pelan.
Taeyong yang menyadari perubahan ekspresi Seulgi melirik gadis itu, sesekali ia mencuri pandangan pada Seulgi.

Doyoung dan Yuta pergi lebih dulu. Seulgi dan Taeyong kembali naik. Taeyong memutuskan untuk tinggal disana lebih lama. Saat keduanya sudah di teras, Taeyong mencegah Seulgi, menarii gadis itu untuk di peluknya dari belakang. Seulgi yang terkejut mencoba melepaskan karena takut dilihat orang lain.

"Kau baik baik saja ?" Tanya Taeyong menaruh dagunya di pundak Seulgi.

"Hm. Aku baik baik saja." Jawab Seulgi ikut mengenggam tangan Taeyong yang memeluk dirinya.

"Kau tidak ingin kembali ke Gangnam ?" Tanya Taeyong

Seulgi terdiam sesaat. Taeyong yang menyadari perubahan Seulgu melepaskan pelukan tersebut, membuat tubuh Seulgi menghadapnya.

"Aku tahu ini sensitif untukmu."

"Aku bisa tinggal disini lebih lama jika kamu mau." Seulgi menggelengkan kepalanya.

"Kau bisa ikut kembali ke Gangnam. Aku akan menunggumu." Seulgi menyentuh tangan Taeyong yang menyentuh pundaknya, membawa tangan laki laki itu untuk di genggam.

Taeyong tersenyum, ia membawa Seulgi ke dalam pelukannya, mengusap lembut rambut Seulgi.

"Aku janji akan kembali secepatnya." Ucap Taeyong mencium puncak kepala Seulgi.

Tbc
Akhir² ini aku jarang bngt nulis cerita yang panjang. Karena menjelas uas jdi sibuk belajar.

Hay! Seulgi. | Seulyong ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang