Taeyong mendengarkan pembicaraan Joy dan rekannya dalam diam. Ia mulai memutar ingatannya. Tepat saat Seulgi berdiri di sana, di koridor rumahnya dengan wajah sedih. Taeyong masih ingat betul bagaimana Seulgi pergi begitu saja. Mengabaikannya,Apa perasaannya berubah padaku? Taeyong bertanya dalam hati. Seulgi mengetahui Taeyong berciuman dengan Nayeon, dan setelahnya gadis itu pergi.
"Aku merindukannya." Joy bergumam. Rekan nya menganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuan.
"Aku harus pulang. Sampai jumpa." Rekan Joy berpamitan pada Joy yang sibuk mengatur penampilannya kembali.
Saat itu juga Taeyong bangkit dari duduknya menghampiri Joy. Ketiga teman Taeyong terkejut saat Taeyong menghampiri Joy
"Taeyong." Yuta yang duduk di samping Taeyong ikut berdiri. Begitu pula dengan Doyoung dan Jihoon. Ketiganya tahu bahwa Taeyong amat terpukul dengan kepergian Seulgi, karena selama ini yang dilihat ketiganya berbeda dengan dugaan Taeyong.
Jika Doyoung menyadari perasaan Seulgi, lain hal nya dengan Yuta dan Jihoon yang mulai paham akan perasaan Taeyong pada Seulgi."Siapa-
"Apa benar dia di Pyeongchang? Seulgi? Kang Seulgi." Taeyong memotong perkataan Joy. Membuat Joy memicingkan matanya, siapa dia?
"Tolong beritahu aku " Taeyong menatap Joy dengan mata berkaca kaca. Joy menatap Taeyong penuh prihatin. Ia bisa melihat mata laki laki itu memerah.
Selama 1 tahun ia terus merindukan gadis itu. Karena kehadirannya yang sudah terbiasa.
Selama 1 tahun ia mengurungkan niatnya untuk kembali pada Nayeon. Semua itu karena, Seulgi selalu menghampiri mimpinya. Taeyong merasa bahwa setengah dari dirinya tidak terisi Nayeon.•••
Seulgi menatap langit di malam itu. Ia duduk di balkon kamarnya. Melihat langit dari lantai atas adalah impiannya. Merasakan langit begitu dekat, sampai ia bisa meraihnya.
"Apa yang sedang ia lakukan sekarang?" Seulgi meluruskan kakinya, mengambil posisi terlentang sambil berbantalkan tangannya.
Akhir akhir ini ia terus merindukan Taeyong, seolah olah Taeyong sedang memanggilnya di sana.Tangan Seulgi berpindah tempat menyentuh dada kirinya. Ia kembali merasakan detak jantungnya. Detak jantung yang sama saat Taeyong mengobati lukanya.
Wajah Taeyong begitu menawan, mata bulatnya yang hitam, begitu tajam namun lembut. Dan senyum tipisnya yang selalu Seulgi kagumi.
Seulgi masih ingat dengan jelas saat Taeyong memberikan senyum tipisnya di sela-sela presentasinya. Ia merasa mendapatkan kekuatan dari senyuman Taeyong."Taeyong-ah mianhe." Seulgi memejamkan matanya. Kembali mengingat wajah terkejut Taeyong, mengingat bagaimana ia pergi tanpa berpamitan. Seulgi merasa begitu jahat pada Taeyong, tapi ia tidak bisa melihat semuanya. Benar. Dia terlalu takut untuk menghadapi semuanya.
Seulgi merasakan seseorang duduk di sebelahnya. Wangi parfum yang tercium begitu familiar. Perlahan Seulgi membuka matanya, melalui ekor matanya ia melihat punggung seseorang yang selama ini ia rindukan. Punggung yang selalu ia lihat dengan senyum nya.
"Taeyong." laki laki itu menolehkan kepalanya, tersenyum tipis sebelum akhirnya kembali menatap lurus ke depan. Seulgi segera bangkit dari tidurnya. Menatap Taeyong dari samping, mencoba menebak siapa yang ada di sampingnya. Benarkah Taeyong ada di sampingnya?
"Wae? Kau terkejut?" Taeyong melirik Seulgi sekilas. Terkekeh pelan.
Seulgi masih tidak percaya dengan yang dia lihat. Tidak mungkin Taeyong bisa menyusulnya ke sini.
"Berhenti menatapku seperti itu " Suara Taeyong begitu jelas terdengar di telina Seulgi. Membuat ia hampir menangis.
"YA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hay! Seulgi. | Seulyong END
FanfictionSeulgi yang pembangkang dan suka pergi ke klub malam tiba-tiba saja berubah untuk mendapatkan Taeyong. Lalu bagaimana dengan Taeyong? yuk kepoin ceritaku ini.