Chapter 05

715 95 21
                                    

Taeyong dan Seulgi berjalan berdampingan. Seulgi yang terus diam sambil memikirkan perkataan Taeyong saat di taman, sedangkan Taeyong yang sibuk memandang lurus ke depan.

Seulgi terkejut saat Taeyong berhenti tepat di depannya. Seulgi mendongkakkan kepalanya, menatap Taeyong yang tersenyum tipis padanya. Apa dia mau membunuhku dengan senyumannya?

"Ada apa?" Seulgi menyilangkan tangannya.

"Kau tidak sibuk kan untuk 2 hari ke depan?" Seulgi menegakkan tubuhnya. Ia menoleh gusar, mempautkan bibirnya.

"Tidak." Seulgi menatap mata hitam tersebut,

"Baguslah. Datang ke taman dan aku akan memperkenalkan seseorang padamu." Taeyong berbalik, meninggalkan Seulgi yang mulai pusing karena begitu banyak pertanyaan memenuhi pikirannya.

2 hari dari sekarang Nayeon akan tiba di Korea. Dan Taeyong berencana mempertemukan Nayeon dengan teman - teman terdekatnya.

***

Hari ini Seulgi terlihat duduk di bangku lapangan basket. Gadis itu sibuk memperhatikan Taeyong dan teman sekelasnya Yuta bermain basket dengan fakultas lain. Saat Taeyong berlari untuk mencari posisi sebelum bola dilempar, pandangannya bertemu, Taeyong tersenyum tipis sebelum kembali berlari mengejar bola. Seulgi merasakan darah mengalir di pipinya, jantungnya berdetak kencang,

"Dia terlihat panas." gumam Seulgi sambil bertopang dagu.

"Siapa yang panas?" Doyoung sudah duduk disampingnya dengan sebotol minuman isotonik.

"Huh?" Seulgi menegakkan tubuhnya. Berusaha mengontrol dirinya agar tidak terlihat gugup.

"Aku tahu kau menyukainya Taeyong." Doyoung meneguk minumannya. Mengedipkan matanya pada Seulgi membuat gadis itu mencibir tanpa suara.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Doyoung pandai membaca semuanya. Sejak Seulgi berteman dengan Taeyong, dia otomatis juga berteman dengan Doyoung. Terkadang ketiganya menghabiskan waktu bersama. Dan setiap kali Seulgi kedapatan menatap Taeyong dengan senyum Doyoung selalu terkikik geli dan setelahnya dia dan Doyoung akan berdebat kecil.

"Kau datang kan malam ini?" Seulgi mengernyitkan dahinya. Apa yang dimaksud Doyoung tentang ajakan Taeyong 2 hari yang lalu.

"Hm tentu saja." Seulgi menguncir rambutnya ke atas, ia merasa sedikit risih dengan rambut yang digerai akhir-akhir ini.

Doyoung hanya berdehem sebagai jawaban. Pertandingan terus berjalan. Sesekali aku dan Doyoung berteriak saat fakultas kami memasukkan bola ke dalam ring.

"Ini melelahkan." Yuta menarik baju bagian lengannya, memperlihatkan otot-otot lengan yang mulai terbentuk.

"Hm. Jaehyun selalu bermain dengan baik." Taeyong meneguk minumannya. Ia memuji permainan Jaehyun dan fakultas lain yang bertanding tadi.

"Kita juga bermain dengan baik tadi." Yuta tersenyum. Menambah kharismanya sebagai laki-laki Jepang.

"Kenapa masih disini?" Haechan membetulkan letak tasnya. Ia duduk di samping Doyoung. Menjadi junior di kampus membuatnya sedikit kesulitan berkumpul dengan yang lainnya. Jam kuliah yang tidak sama terkadang membuatnya absen untuk berkumpul. Kecuali saat dia dan Doyoung latihan bersama untuk eskul vocal. Saat itulah dia bisa berkumpul salah satu dari mereka.

"Huh?" Taeyong menatap Haechan sekilas.
"Aku sudah menyerahkan semuanya pada Noona." Taeyong bermain dengan botolnya.

Yang lainnya hanya berdehem sebagai jawaban. Haechan menatap Seulgi yang ikut menganggukan kepalanya. Dia merasa asing dengan Seulgi.

Hay! Seulgi. | Seulyong ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang