Pagi itu, Taeyong duduk di bangku kayu. Menatap begitu banyak mahasiswa yang berlalu lalang di depannya. Ia mengalihkan pandangannya dengan cepat saat ponsel yang ada di sampingnya bergetar.
"Hyung, kembalilah dengan cepat." Haechan mengiriminya pesan. Taeyong dengan cepat membalas pesan tersebut.
Setelah selesai ia mengembalikan tampilannya, melihat begitu banyak pesan dari teman-temannya. Taeyong sesekali tersenyum saat scroll ke atas. Sampai akhirnya ia berhenti dan menatap layar ponselnya cukup lama.Nama Seulgi tercetak disana. Taeyong terus menerus mengirim Seulgi pesan, menghubunginya. Namun, tidak ada balasan. Meskipun satu tahun sudah berlalu. Tidak ada kabar soal gadis itu, bahkan bibi Kang pun tidak ada kabar. Terakhir kali, sebelum Taeyong berangkat menuju Inggris. Dia mendengar sebuah berita bahwa bibi Kang memutuskan untuk berhenti. Namun sayangnya, Taeyong tidak bisa mendapatkan berita lebih jauh lagi.
"Satu tahun sudah berlalu. Apa yang sedang ia lakukan sekarang? Dimana dia sekarang?"
Taeyong menatap langit, awan kelabu mulai berkumpul. Tepat saat itu, sebuah tetesan air mengenai pipi Taeyong."Hai Seulgi?" gumam Taeyong.
***
"Aku mencintaimu. Memikirkanmu sekarang, memejamkan mata lagi"
Seulgi duduk di kursi kayu tua, menatap tulisan rgapat dihadapannya. Ia mulai sibuk membaca akhir-akhir ini. Ia akan mengikuti tes untuk pekerjaan. Menjadi pemandu tour adalah yang terbaik di Pyeongchang. Meskipun ia tidak menyelesaikan kuliahnya ia akan berusaha keras. Saat ini Seulgi sedang bekerja paruh waktu. Ia akan mulai di jam 3 sore di restoran BBQ. Pukul 10 malam ia akan bekerja di mini market sampai pagi.
Seulgi melirik layar ponselnya, ia bisa melihat nama Sehun tertera disana. Sahabatnya itu benar-benar menyebalkan.
Sejak setahun yang lalu, Seulgi selalu sendirian, namun sejak pertemuannya dengan Sehun, Seulgi tidak sendiri. Ia bertemu dengan Sehun di restoran BBQ. Laki-laki itu bekerja disana sama dengan Seulgi.
"Cih." Seulgi mengumpat dalam hati saat Sehun mengirim stiker.
Seulgi tidak membalas pesan tersebut, ia kembali fokus membaca bukunya. Namun suara angin dan hujan membuatnya tertegun. Ia menolehkan kepalanya, menatap hujan yang turun, percikan air terlihat di kaca jendela di samping Seulgi. Suara angin mulai menghilang perlahan. Menyisakan suara hujan.
Beberapa kursi ditarik, suara sepatu mulai terdengar menyisiri lorong perpustakaan.Seulgi menopang dagunya. Fokus pada kaca jendela. Percikan air hujan membuat pemandangan depan perpustakaan sulit dilihat. Ia memejamkan mata meniknati suara hujan. Tiba tiba bayangan wajah Taeyong muncul saat Seulgi memejamkan mata. Ia membuka matanya dengan cepat. Menghela nafas berat.
"Hai Taeyong. Aku mencitaimu." gumam Seulgi. Ia kemudian tersenyum. Tidak terasa sudah satu tahun ia pergi dari Gangnam dan memulai semuanya dari awal di Pyeongchang.
Seulgi memutuskan untuk mengakhiri segalanya. Ia sengaja membeli ponsel baru dan mengganti nomernya. Semuanya itu ia lakukan untuk menyembuhkan dirinya. Egois memang. Namun tidak bisa dipungkiri, Seulgi masih mencintai Taeyong.***
Nayeon dan Taeyong duduk diam di kursi belakang. Menyaksikan guru nya menjelaskan setiap materi. Taeyong melirik Nayeon yang sibuk mencatat materi. Ia tersenyum. Ia menyentuh tangan Nayeong yang bebas di sebelahnya. Membuat gadis itu berhenti menulis dan menatap Taeyong, membuat bibirnya bergerak bertanya.
Taeyong menulis di kertas Nayeon. Lalu tersenyum setelahnya.
"Aku ingin jalan-jalan" Nayeon menatap Taeyong penuh perhatian. Sedetik kemudian Nayeong menganggukkan kepalanya. Taeyong tersenyum, tangannya terangkat untuk mengacak singkat rambut Nayeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hay! Seulgi. | Seulyong END
FanfictionSeulgi yang pembangkang dan suka pergi ke klub malam tiba-tiba saja berubah untuk mendapatkan Taeyong. Lalu bagaimana dengan Taeyong? yuk kepoin ceritaku ini.