Chapter 04

666 86 5
                                    

Pagi itu Seulgi terlihat sibuk di dapur. Memasak untuk sarapan, sang ibu yang baru saja membersihkan rumah terlihat kaget saat mendapati Seulgi.

"Kau tidak pergi kuliah?" tanya sang ibu, mencuci tangannya di wastafel.

"Aku baru saja menyelesaikan ujian. Jadi hari ini aku dapat libur." Seulgi memotong omelet yang sudah digulung. Menyusunnya dengan rapi di atas piring.

Selama sebulan ini Seulgi terlihat senang setiap harinya. Setiap malam Seulgi akan pulang lebih awal, terkadang ia juga menolak tawaran dari kliennya dengan alasan yang beraneka ragam.
Seulgi akan bangun lebih awal, bersiap kuliah. Karena dia menyukai kuliah secara tiba-tiba. Seminggu yang lalu Seulgi dan Taeyong mengerjakan tugas bersama, dan Seulgi merasa begitu senang, dan setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing mereka akhirnya Seulgi dan Taeyong mempresentasikannya. Harus diakui, beberapa mahasiswa sempat tidak percaya dengan Seulgi dan bersamaan dengan itu desas desus tentang dirinya yang merayu Taeyong bermunculan.

"Ibu ayo sarapan." Seulgi meletakkan supnya di meja. Menarik kursi dan duduk, begitu pulan dengan ibunya. Melihat putrinya yang perlahan berubah membuatnya senang. Seulgi yang dingin perlahan menghilang, meskipun terkadang tidak ada pembicaraan antara keduanya saat duduk bersama.

Baik Seulgi maupun ibunya menikmati makanannya dalam diam.

***

Sore itu Seulgi baru saja selesai mandi. Ia mengeringkan rambutnya, berjalan menuju meja riasnya. Menatap pantulan dirinya dengan posisi berdiri. Sampai akhirnya ia mendengar ponselnya berbunyi, ada sebuah pesan masuk.

"Malam ini aku akan berolahraga. Kau mau ikut?" sebuah pesan dari Taeyong membuat Seulgi mengulas senyum. Ia pun dengan cepat mengetik balasan.

"Hari ini aku berencana menyatakan perasaanku." ucap Seulgi yakin.

***

Seulgi sudah tiba di taman. Beberapa orang terlihat berolahraga malam itu. Seulgi menatap sekeliling. Ia belum mendapati kehadiran Taeyong. Ini semua karena ia datang terlalu awal. Mungkin karena ia terlalu bersemangat.

"Hai, Seulgi." Sedetik kemudian Taeyong sudab berdiri di belakangnya. Seulgi sedikit terkejut namun dengan cepat tersenyum.

"Apa kau sudah menunggu lama?" tanya Taeyong yang memulai pemanasan.

"Tidak. Aku baru saja datang." inilah yang dinamakan orang lagi kasmaran.

"Begitu. So, sebaiknya segera kita mulai." Taeyong mengetuk sepatunya bergantian. Seulgi menganggukkan kepalanya, sedetik kemudian keduanya sudah berlari.

Sebanyak 5 kali putaran sudah mereka lalui. Seulgi menghentikan larinya, menunduk mencoba mengatur napasnya. Ia bisa merasakan keringatnya mengalir. Taeyong yang melihat itu ikut menghentikan langkahnya. Berkacak pinggang, ia juga sibuk mengatur napasnya.

Seulgi dan Taeyong duduk sambil meluruskan kakinya. Seulgi meletakkan botol minumannya yang tinggal setengah. Ia menatap Taeyong yang duduk di hadapannya. Laki-laki itu terlihat begitu menawan dengan rambutnya yang basah.

Seulgi tidak menyangka bahwa hubungannya dan Taeyong akan sepert ini. Semenjak kejadian malam itu, keduanya sering mengobrol bahkan saling bercanda lewat pesan. Dan tentunya keluar bersama, entah menemani Taeyong ataupun sebaliknya.

Seulgi merasakan bahwa ia nyaman dengan Taeyong. Laki-laki itu seperti pelindungnya. Akhir-akhir ini Seulgi bahkan sering menolak tawaran dari klien hanya untuk Taeyong, untuk menemani laki-laki itu. Atau sekedar menemani Taeyong berbalas pesan, meskipun begitu Seulgi juga butuh uang. Jadi disaat tertentu ia akan kembali bekerja. Namun yang berbeda adalah pakaian yang ia gunakan tidak seperti dulu. Bahkan Seulgi sudah lepas sepenuhnya dari rokok, hal itu sempat membuat temannya Joy bertanya tanya.

"Taeyong aku ingin bertanya sesuatu padamu?" Seulgi meletakkan tangannya di samping tubuhnya.

Taeyong menolehkan kepalanya, ia berdehem sebagai jawaban.

"Apa kau punya tipe ideal?" Seulgi tidak perlu terburu buru menyatakan perasaannya. Ia harus mengontrol perasaannya.

"Hm tipe ideal? Tayeong mengalihkan pandangannya. Ia kemudian tersenyum.

"Aku suka gadis yang imut, gadis yang banyak tertawa. Gadis yang bisa menjaga dirinya. Dan pintar. Berbicara dengan gadis yang pintar itu menyenangkan. Dan aku suka gadis dengan rambut pendek." tanpa Taeyong sadari ia membayangkan Nayeon. Benar. Ia masih menyukai gadis itu sampai kapanpun.

Seulgi terdiam. Dia tidak termasuk di dalamnya dan juga Taeyong terlihat sedang membayangkan seseorang saat mengucapkan bagaimana tipe idealnya.

"Bagaimana denganmu?" Taeyong balik bertanya pada Seulgi, membuat gadis itu mengerjapkan matanya berkali -kali.

"Aku? Aku suka laki-laki yang bisa menjagaku. Dan menerima aku apa adanya. Dulu. Sekarang.  Dan dimasa mendatang." Seulgi memelankan suaranya. Ia merasakan matanya mulai memanas. Ia mulai pesimis akan perasaannya. Mendengar tipe ideal Taeyonv membuatnya merasa rendah. Ia bahkan tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Dan dia tidak pintar.

Taeyong yang menyadari perubahan pada Seulgi, menjilat bibirnya gusar. Ia mengubah duduknya, jongkok di hadapan Seulgi dengan tumpuan satu kakinya.

"Aku yakin. Tuhan telah menyiapkan seseorang untukmu." Taeyong mengelus puncak kepala Seulgi. Dan itu berhasil membuat Seulgi mendongkkan kepalanya. Ia merasakan jantungnya berdegup kencang. Ia merasa waktu berhenti, dan ia berharap selamanya waktu akan berhenti. Membiarkannya menikmati suara Taeyong yang menenangkan dan sorot matanya yang tajam namun lembut.

TBC
Anyeong? Jumpa lagi dengan Hay!Seulgi. Maaf yaa lama updatenya eh sekalinya update gak panjang. Akhir" ini tugas kuliah lagi numpuk dan udh antri. Hehehe dan aku juga lagi bagi waktu buat nulis Everything To You.
Tolong berikan vote dan komen.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya...


Hay! Seulgi. | Seulyong ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang