"Aku masih tak bisa menghapusmu"
"Aku masih berdiri termenung di tempat itu"***
"Seulgi-ah." Pak Choi berseru dari mejanya. Menunjuk meja di depannya. Seulgi segera mengambil buku pesanan dari saku celemeknya, sedikit berlari menuju meja pelanggan."Mohon tunggu sebentar." Seulgi menuju dapur, ia mengulas senyum tipis di pintu saat berpapasan dengan Xiumin. Seulgi merobek kertas pesanan dan memberikannya pada koki utama. Setelah itu ia kembali sibuk mengantar pesanan.
"Hari ini pelanggannya begitu banyak." pegawai di belakang Seulgi berbicara dengan nada lelah. Seulgi hanya tersenyum tanpa menoleh. Ia dan pegawai lainnya sedang berbaris untuk mengambil gaji. Di depannya ada Sehun yang terus bercanda dengan Xiumin.
"Terimakasih." Seulgi pergi dari barisan dengan amplop di tangannya. Ia segera menyimpannya di tas ranselnya dan sibuk menuruni tangga di pintu keluar. Mengambil sepedanya.
Ia melambaikan tangannya kepada Sehun yang berada di depannya. Laki-laki itu akan makan bersama Xiumin dan Onew. Itu adalah tradisi ketika mendapatkan gaji pertama. Sebenarnya Seulgi juga mendapat tawaran dari Sehun untuk bergabung, namun ia menolak. Ia harus bekerja lagi setelah ini, menurutnya lebih enak duduk santai di balik kasir dari pada bermalam di kedai seharian.
"Hati hati di jalan." Sehun setengah berteriak pada Seulgi yang berlalu pergi. Seulgi hanya melambaikan tangannya sebagai balasan.
"Uh dingin sekali." Pyeongchang terus menerus diguyur hujan di pagi hari dan sore hari. Mau tidak mau Seulgi terus membawa jas hujan dan payung kemana mana.
Seulgi segera memakai rompi silver tepat setelah pegawai yang sebelumnya bekerja keluar dari mini market."Anyeong haseyo." Seulgi menyapa pelanggan yang baru saja selesai memilih barang, Seulgi segera memindai barang tersebut.
"Terimakasih. Hati-hati dijalan." Seulgi tersenyum lebar sebelum duduk di kursi. Menepuk pelan pundaknya. Meredakan rasa pegal yang memenuhi punggung belakangnya. Ia melirik jam dinding. Menghembuskan napas kasar. Dengan cepat ia keluar dari mini market. Duduk di kursi depan.
"Hari yang melelahkan." Seulgi mengeluarkan ponselnya. Ia melihat grup chat nya begitu ramai.
"Kenapa ramai sekali?" Seulgi tidak habis pikir kenapa grup chat nya begitu ramai. Grup chat yang diisi oleh para pegawai di restoran BBQ itu jarang sekali ramai.
Seulgi terus men-scroll layar ponselnya. Terkadang ia terkekeh saat teman-teman yang lain membuat lelucon atau mengirim stiker.
"Aku dengar Universitas di Gangnam akan melakukan perjalanan kesini." Seulgi memperhatikan layar ponselnya cukup lama. Dalam hati ia bertanya. Apakah yang dimaksud Universitas tempat ia sekolah dulu.
Seulgi terus men-scroll, --"Mereka akan menginap. Dan aku rasa mereka akan datang ke restoran kita." Xiumin membuat semua anggota grup mengirim stiker. Memuji cara berpikirnya. Namun Seulgi hanya diam. Dan menunggu pesan apa lagi yang akan muncul.
"Dulu Universitas XX itu pernah melakukan perjalanan ke sini. Mungkin untuk generasi terdahulu. Mereka sering melakukan permainan bahkan pertunjukan bebas. Dimana warga Pyeongchang bisa berpartisipasi." So-Hyun memang diketahui sebagai senior di restoran. Dan ia sudah lama menetap di Pyeongchang. Otomatis ia mengetahui semuanya.
Seulgi terdiam. Nama Universitasnya tercetak jelas disana. Ia tidak salah lagi. Yang dimaksud adalah Universitas tempat ia sekolah dulu. Perasaan Seulgi menjadi tidak karuan. Di satu sisi ia berharap bisa bertemu Taeyong, namun di sisi lain ia takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hay! Seulgi. | Seulyong END
FanficSeulgi yang pembangkang dan suka pergi ke klub malam tiba-tiba saja berubah untuk mendapatkan Taeyong. Lalu bagaimana dengan Taeyong? yuk kepoin ceritaku ini.