Adalah Sehun yang menatap kosong ke depan, ia mengunyah teobokki nya dengan wajah datar. Xiumin yang menyadari perubahan Sehun ia menuangkan soju di gelas Sehun.
"YA! Kau bisa dirasuki hantu." Gumam Xiumin.
"Aku tidak percaya yang begituan." Jawab Sehun, ia meneguk segelas soju.
Xiumin mengangguk paham.
"Kenapa ? Kenapa dengan wajah bodohmu itu ?" Xiumin menunjuk wajah Sehun.
"Aku ditolak." Sehun menatap teobokki nya.
Xiumin yang terkejut tersedak. Ia menepuk dadanya pelan sambil meminta segelas air.
"Kau serius ? Kapan kau mengatakannya ? Ya Tuhan."
"Eoh. Tadi. Dan dia langsung menolakku." Sehun menatap sedih ke depan.
"Ya Tuhan."
"Argh. Apa yang harus aku katakan kalau bertemu dengannya ?"Sehun mengacak sebal rambutnya.
°°°
Adalah Seulgi yang duduk termenung di atap gedung tempat ia bekerja. Seulgi memeluk dirinya sendiri, merasakan hawa dingin menerpa tubuh kurusnya. Seulgi menyembunikan wajahnya di tumpuan tangan sejenak sebelum akhirnya tertawa tanpa sebab.
"Dasar bodoh."
"Kau bodoh Kang Seulgi." Seulgi terisak perlahan, ia kembali menyembunyikan wajahnya.
Seulgi turun dengan lift, karena sudah malam suasana koridor cukup sepi. Jadi Seulgi berpikir tidak akan ada orang yang naik lift. Sesampainya di koridor Seulgi melihat ruang perpustakaan masih terbuka, ia berniat menegur seseorang tersebut, karena ini sudah malam.
Saat Seulgi masuk ia bisa mencium bau buku, begitu khas. Seulgi terus berjalan berniat mencari seseorang tersebut, tiba di di koridor dengan tiang yang dibangun di depannya. Seulgi melihat sosok laki laki bersandar di rak sambil menunduk memjamkan matanya. Seulgi terus mendekat, ia membulatkan matanya saat mengenal orang tersebut.
Seulgi berniat pergi namun karena suara langkahnya yang terdengar membuat orang tersebut tersadar dan mengejar Seulgi, mencegah Seulgi pergi.
Seulgi berusaha melepaskan tangannya. Ia tiba tiba mendengar langkah mendekat, sontak sosok laki laki itu membawa Seulgi di balik rak, mengurung tubuh Seulgi diantara rak buku dan tubuh laki laki itu.
Seketika sorot lampu senter terlihat, melewati satu demi satu rak buku. Seulgi mendongkkan kepalanya, menatap wajah tampan yang selalu ia rindukan. Merasa di tatap laki laki itu ikut menatap Seulgi.
"Kenapa tidak datang ?"
"Taeyong-"
"Aku pikir yang datang adalah dirimu tapi ternyata orang lain."
"Bohong." Ucap Seulgi. Ia bisa mengingat jelas Taeyong meniimati ciuman dengan Nayeon.
Sosok yang membawa senter tersebut keluar, pegawai tersebut membiarkan pintu terbuka karena tugas perpustakaan masih ada meeting terkait pembangunan perpustakaan.
"Apa maksudmu ?" Tanya Taeyong
Seulgi terkekeh pelan. Membuat Taeyong mengernyitkan dahinya.
"Jika aku melakukan hal yang sama seperti yang Nayeon lakukan apa kau akan bereaksi yang sama ?" Tanya Seulgi, ia terlihat seperti hilang akal
"Mwo ?" Tanya Taeyong, ia masih tidak mengerti.
Seulgi beralih menatap bibir Taeyong, ia kembali teringat ciuman malam itu dan kejadian tadi. Seulgi menarik kerah pakaian Taeyong, membawa bibir Taeyong untuk mendekat, detik berikutnya ia mencium bibir Taeyong. Ia tidak berniat menggerakkan bibirnya sama sekali.
Taeyong yang terkejut membulatkan matanya sejenak. Ia kembali teringat malam itu Seulgi pergi begitu saja setelah melihat adegan ciumannya dengan Nayeon.
Seulgi menjauhkan wajahnya, ia menundukkan wajahnya,
"Kenapa sesulit ini ? Kenapa aku harus jatuh cinta padamu ?" Ucap Seulgi.
Taeyong diam. Ia melihat Seulgi terus menundukkan kepalanya.
"Kenapa kita tidak mengenal sejak awal ? Aku tahu itu egois. Aku bahkan tidak suka kau mengucapkan tipe idealmu yang tidak ada pada diriku."
"Rasanya aku ingin mengubah diriku sesuai tipe idelamu. Bukankah itu ide gila ?" Seulgi tertawa.
"Taeyong ?"
Seulgi mendongkkan kepalanya. Menatap tepat di mata Taeyong."Bagaimana caranya membuatmu menyukaiku ?" Tanya Seulgi.
Taeyong tidak suka melihat Seulgi seperti ini. Gadis itu tidak terlihat seperti dirinya. Taeyong membawa tubuh Seulgi ke dalam pelukannya. Taeyong mengusap lembut rambut Seulgi.
"Maaf. Maafkan aku."
Seulgi menitihkan air matanya saat mendengar permintaan maaf Taeyong."Aku tidak peduli dengan perasanmu. Tidak menyadarinya. Maafkan aku." Taeyong menggeratkan pelukannya.
Seulgi menyembunyikan wajahnya di pundak Taeyong. Terisak pelan.Taeyong melepaskan pelukannya. Ia meletakkan tangannya di kedua pundak Seulgi. Karena Seulgi terus menunduk, Taeyong menyentuh dagu Seulgi, membawa gadis itu untuk menatapnya. Taeyong menangkup wajah Seulgi, menghapus sisa air matanya.
"Kau tahu apa yang ingin aku katakan padamu ?"
"Aku mencintaimu, Kang Seulgi." Seulgi menatap Taeyong tidak percaya.
"Aku benar benar mencintaimu." Seulgi tersenyum samar.
Perlahan Taeyong membawa wajah Seulgi untuk mendekat padanya, ia memiringkan kepalanya, detik berikutnya Taeyong mencium bibir Seulgi, Seulgi memejamkan matanya. Perlahan Taeyong menggerakkan bibirnya, Seulgi mencengkeram baju Taeyong. Keduanya terus berciuman. Taeyong menuntun tangan Seulgi untuk memeluk lehernya, sedangkan tangan Taeyong beralih memeluk pinggang ramping Seulgi. Membawa tubuh Seulgi untuk mendekat padanya. Keduanya terus berciuman, suara bibir keduanya terdengar. Seulgi menarik dirinya. Ia menyandarkan kepalanya di rak buku, mengisi paru parunya.
"Jika ada waktu, kita bisa berkencan." Ucap Taeyong memainkan rambut Seulgi.
Seulgi memganggukkan kepalanya.
Keduanya kembali berciuman. Melepaskan semua rasa mereka selama ini. Rasa kesal, rasa sedih, rasa cinta bercampur menjadi satu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hay! Seulgi. | Seulyong END
FanfictionSeulgi yang pembangkang dan suka pergi ke klub malam tiba-tiba saja berubah untuk mendapatkan Taeyong. Lalu bagaimana dengan Taeyong? yuk kepoin ceritaku ini.