Seulgi turun dari bis. Ia mengusap kasar air matanya. Mencoba menguatkan dirinya. Ia terus berjalan menuju rumahnya. Namun, Jennie menghadangnya. Gadis itu melipat tangannya di depan dada.
"Kau berani sekali." Jennie menatap tajam Seulgi. Sedangkan yang ditatap hanya diam. Seulgi sedang tidak ingin berdebat.
Seulgi tidak menjawab pertanyaan Jennie. Ia memilih melewati Jennie. Namun, seorang Jennie yang egois mencegahnya pergi, namun Seulgi dengan kuat menghempaskannya.
"YA! Dasar jalang." Jennie berteriak. Mengundang beberapa orang menatapnya. Seulgi berdiri di tempatnya, menyaksikan orang - orang yang berlalu lalang menatapnya dengan aneh. Seulgi benci tatapan itu.
"Apa kau bahagia?" Jennie mengangkat alisnya. Ia bingung dengan pertanyaan Seulgi.
"Kau bahagia mengatakan itu?" Seulgi berbalik. Menatap Jennie dengan sayu.
"Jennie. Kenapa kau mengatakan itu padaku? Apa karena pekerjaanku atau kau tidak suka dengan pertemananku dan Taeyong?" Tidak. Sejak awal hanya Taeyong yang menganggap dirinya teman. Tidak baginya.
"Keduanya. Aku tidak suka kedunya."Jennie meninggikan suaranya.
"Kalau begitu, mulai sekarang aku akan berhenti," Seulgi tersenyum sinis, ia kembali melanjutkan langkahnya. Meninggalkan Jennie yang terdiam di tempatnya.
***
Taeyong memilih untuk kembali ke rumah setelah ibunya menghubunginya.
Sesampainya di rumah Taeyong berjalan menuju ruang utama. Meninggalkan teman-temannya yang sudah tidur di rumah yang lain. Meskipun itu berada dalam satu halaman, namun itu tempat khusus untuk urusan Taeyong."Dari mana saja?" tanya Nyonya Lee. Wanita itu menepuk sofa disampingnya. Taeyong tidak menjawab, ia hanya duduk dan menatapa ke bawah.
"Ini saat yang tepat. Taeyong-ah kau akan kuliah di Inggris." tuan Lee menegakkan tubuhnya. Tersenyum kepada anaknya yang sedang menatapnya dengan mata yang membulat.
"Kenapa tiba-tiba?" Taeyong mengubah posisi duduknya. Tuan Lee yang mendengar pertanyaan Taeyong mengedikkan bahunya. Ia memutuskan untuk mengumumkan hasil tes Taeyong malam ini, sejak kehadiran Nayeon tadi tuan Lee bisa melihat Taeyong begitu senang, jadi Taeyong pasti juga senang ketika ia akan kuliah ke Inggris bersama Nayeon.
"Ibu sudah membicarakan dengan Direktur di kampusmu. Karena minggu ini liburan setelah ujian. Kamu punya banyak waktu untuk berkemas." Nyonya Lee menyeruput tehnya.
Taeyong hanya diam. Ia menyandarkan punggungnya. Ia merasa tidak senang dengan berita tersebut. Ia seperti menyesal telah mengikuti tes.
***
Seulgi duduk di depan rumahnya. Menyembunyikan wajahnya ditumpuan tangan. Meredam tangisannya yang terus menerus pecah. Saat perjalanan menuju ke rumah Seulgi bisa melihat Taeyong mengirim pesan begitu banyak, dan panggilan yang melebihi angka 30.
"Seulgi." bibi Kang duduk di hadapan Seulgi. Menyentuh puncak kepala anaknya. Seulgi mendongkak dan kembali menangis lagi.
"Tenanglah." bibi Kang merasa sedih melihat Seulgi yang dulunya tidak pernah memperlihatkan dirinya menangis namun sekarang ia bisa melihat anaknya menangis begitu kencang.
Pagi harinya, Taeyong terbangun dari tidurnya. Ia bisa melihat Yuta masih tertidur pulas. Pagi ini ayah dan ibunya melakukan urusan bisnis. Semalam, Nayeon menghubunginya untuk memintanya tidur bersama, namun Taeyong menolak dengan alasan tidak ingin menimbulkan salah paham diantara teman-temannya. Padahal dulunya, jika Nayeon tidak bisa tidur. Taeyong akan datang dan menemani gadis itu, namun malam itu Taeyong merasa begitu sulit menerima tawaran Nayeon, karena pikirannya hanya dipenuhi Seulgi.
![](https://img.wattpad.com/cover/230525237-288-k969796.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hay! Seulgi. | Seulyong END
FanficSeulgi yang pembangkang dan suka pergi ke klub malam tiba-tiba saja berubah untuk mendapatkan Taeyong. Lalu bagaimana dengan Taeyong? yuk kepoin ceritaku ini.