"Gila mataharinya terik banget," keluh seorang gadis berambut ash gray ketika tubuhnya terpapar sinar matahari yang sedang berada tepat di atas kepala. Inginnya ia tidak beranjak dari naungan atap fakultasnya yang teduh dan nyaman, namun mau tidak mau ia terpaksa melangkahkan kaki keluar dari sarangnya demi mengisi perut yang lapar dan janji bertemu dengan sang kekasih. Siang ini ia sudah sepakat untuk menemui Jeno dan tentu saja juga yang datang sepaket dengan Jaemin. Mereka setuju bertemu di salah satu tempat makan andalan mereka, yakni food court Fisipol yang luas, selalu ramai, banyak pilihan makanan dan murah meriah. Walaupun dirinya sendiri adalah penghuni FEB, sementara Jaemin dan Jeno berasal dari Fakultas Hukum, namun mereka lebih senang makan dan nongkrong di area lain di sekitar lingkungan Humaniora itu, contohnya seperti di kantin FIB dan Fahutan.
"Yah, itu punya gue, Ji!" protes Jaemin saat melihat gelas es jeruknya telah disambar dengan cepat tanpa sempat disadarinya. Buru-buru ia menarik kembali es jeruknya yang sudah hampir setengah gelas diteguk oleh gadis pemilik mata serupa kucing itu.
"Ih, gue kira punya Jeno." Yeji yang tanpa bersalah hampir menghabisi es jeruk milik Jaemin, segera beralih meraih botol mineral dingin yang berada dekat Jeno dan lanjut meneguknya untuk memuaskan dahaganya.
"Lebay emang, cuma nyebrang deket doang tapi kayak abis nyebrangin padang pasir," sambar Haechan heran pada kehebohan Yeji. Padahal mereka hanya menyeberang dari FEB yang bertetangga gedung dengan Fisipol, tidak membutuhkan waktu sampai satu menit dengan berjalan kaki.
"Eh, ada Haechan juga," tegur Jaemin ramah yang baru menyadari Yeji tidak datang sendirian.
Saat SMA dulu, Haechan berasal dari satu sekolah dan bahkan kelas yang sama juga dengan Jaemin dan Jeno. Pada dasarnya Jaemin, Jeno dan Haechan sudah berteman akrab, namun setelah memasuki bangku kuliah dan berpisah fakultas, frekuensi komunikasi mereka berkurang banyak. Hubungan Haechan dengan kedua pasang karib itu perlahan berubah menjadi teman biasa yang mengobrol seadanya ketika tidak sengaja berpapasan di lingkungan kampus. Haechan yang masuk jurusan Manajemen kemudian mengenal Yeji dan lebih dekat dengan gadis yang hampir setiap hari bertemu dengannya tersebut. Haechan mulai kembali akrab dan sering bertemu dengan Jeno dan Jaemin karena Yeji yang secara kebetulan beberapa bulan belakangan berpacaran dengan Jeno.
"Lo ngapain ikut ngekor ke sini, Chan?" tanya Jeno sewot melihat Yeji dan Haechan yang lagi-lagi tak terpisahkan. Kemana saja Yeji pergi selalu ada Haechan, begitupun sebaliknya. Tentu saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari Yeji dan Haechan yang merupakan sepasang sahabat yang berawal dari teman sejurusan, tapi tetap saja Jeno tidak bisa menerima Haechan yang terlihat lebih sering bersama Yeji daripada dirinya.
"Masih nanya? Gue mau makanlah," jawab Haechan santai seakan mengabaikan kekesalan Jeno yang terbaca dengan jelas olehnya. Orang yang sedang cemburu itu memang konyol, sangat menyenangkan untuk semakin diprovokasi.
"Udah sana lo pergi pesen makan aja," usir Jaemin yang terlalu setia kawan sampai ikut-ikutan menjadi sinis pada Haechan. Keramahan yang tadi secara tulus ditampakannya mendadak sirna seketika. Jika Jeno bersikap tidak suka, maka Jaemin juga tidak suka. Sepertinya bukan hanya orang cemburu yang konyol, tapi persahabatan mereka juga sudah melewati kekonyolan yang hakiki.
"Lo berdua gak makan?" tawar Haechan yang tetap menunjukan kebaikan hatinya meladeni Jaemin dan Jeno.
"Kita dari tadi di sini udah makan duluan," balas Jaemin dengan gerakan tangannya yang seperti mengusir Haechan agar cepat-cepat menghilang dari hadapan mereka.
"Yaudah, gue nitip tas," ujar Haechan sembari menaruh tasnya ke atas kursi yang kosong sebelum pergi memilih-milih makanan dari berbagai stan yang berjualan di food court itu. Lebih baik ia mengisi perutnya yang kosong daripada membuang tenaga meladeni tidak pentingnya masalah hidup kedua karib itu, ia tidak ada urusan dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wobble ❝Jaemin Lia❞ ☑
FanfictionFrom a playboy like me, to the special one like you. ©bananaorenji, 2020.