10| Flashback

567 68 5
                                    

"Lo abis makan mau ke shelter Tante Tiffany lagi?" tanya Jeno pada Jaemin selagi mereka berjalan beriringan menyusuri jalan setapak yang menghubungkan antara lingkungan Fakultas Filsafat dan FEB.

Seperti hari-hari biasanya, seusai kelas mereka berakhir, Jaemin dan Jeno mulai berkeliaran dan tebar pesona untuk mengisi waktu luang di antara jadwal yang kosong. Terkadang tak ada arah yang jelas kemana langkah mereka menuju. Tujuannya pun random. Kadang sekadar bosan ingin mencari suasana baru selain lingkungan FH. Kadang ingin mencari makan untuk mengisi perut yang lapar. Atau kadang juga ingin cuci mata dengan mencari mangsa cewek-cewek cantik nan hits ala fakultas humaniora. Namun kebetulan saat ini Jaemin sedang memiliki kekasih dan begitu juga dengan Jeno yang belum lama ini mulai berpacaran dengan Yeji. Jadi untuk sementara dan dalam jangka waktu yang tak bisa ditentukan, pilihan cuci mata dan mencari mangsa cewek-cewek cantik harus digugurkan dalam aktifitas sakral mengisi waktu luang mereka.

"Iya, gue mau adopsi anjing yang gue temuin waktu itu," jawab Jaemin yang akhirnya lega kini mereka telah menginjakan kaki dalam bagian bangunan FEB. Sejak tadi ia kesulitan membuka lebar matanya akibat silau matahari yang sedang terik-teriknya tepat berada di atas kepala.

"Lo mau nambah peliharaan lagi?" Jeno menggeleng heran pada Jaemin yang tak sadar rumahnya sekarang sudah bagaikan kebun binatang. Jeno saja yang di rumahnya hanya memelihara tiga ekor kucing sudah kewalahan.

"Gaklah, gue bisa diusir nyokap kalo nekat nambah. Bukan gue, tapi Winter yang mau ngerawat anjingnya." Mamanya melarang Jaemin menambah peliharaan bukan karena tak mendukung kesukaan anaknya, justru Sang Mama yang sangat tahu kemampuan anaknya. Jaemin masih berada dalam usia aktif dan produktif, banyak kegiatan yang dilakukannya di luar rumah seperti kuliah, organisasi dan kerja paruh waktu. Jaemin nyaris tak bisa lagi membagi waktunya secara maksimal, belum lagi Jaemin juga membutuhkan istrahat yang cukup untuk mengimbangi kesibukan aktifitasnya. Walaupun dalam mengurus peliharaannya Jaemin mendapat bantuan dari adik-adiknya, tetap saja semua ada batasannya. Mamanya tak mau hewan yang diadopsi Jaemin bukannya hidup dengan terjamin, malah tak terurus atau mati akibat Jaemin yang tak sanggup membagi waktunya.

"Lo kalo pacaran gak bisa gitu ngasih yang wajar-wajar aja kayak bunga atau makanan? Kenapa harus ngasih makhluk hidup sih?" tanya Jeno yang mengulang pertanyaan tersebut mungkin sudah yang kesekian kalinya karena rasa penasarannya tak pernah terjawab. Jeno selalu menanyakan hal yang sama hampir setiap kali mengetahui Jaemin ingin mengadopsi anjing atau kucing dari shelter untuk diberikan kepada pacarnya. Setiap kali bertanya Jeno selalu mendapatkan jawaban yang berbeda-beda, seakan Jaemin tak kehabisan akal untuk menjawabnya dengan candaan. Sampai sekarang pun Jeno tak tahu mana jawaban yang benar.

"Lebih berkesan aja. Biar mereka keinget gue mulu, terus gak bisa move on. Kalo bunga ntar layu, makanan pasti abis," jawab Jaemin enteng walau realisasinya sesekali ia tetap memberikan bunga dan mengajak makan sang pacar saat isi dompetnya sedang tebal.

Dan benar saja, bagaimana para mantannya bisa move on kalau Jaemin rutin menengok hewan-hewan peliharaan tersebut ke rumah mantannya. Perlu digarisbawahi dan diberi highlight, bahwa Jaemin hanya melihat keadaan hewan peliharaan mereka, bukan keadaan mantannya. Kalau mantannya sampai terbawa perasaan atau gagal move on berarti itu bukan salah dan tanggung jawab Jaemin sama sekali. Bagaimanapun juga semua hewan peliharaan itu diadopsi atas nama Jaemin, jadi secara langsung ia tetap memiliki tanggung jawab untuk memastikan mereka hidup terjamin di tangan mantan-mantannya.

"Ya, kalo anjing atau kucing kan ujung-ujungnya mati juga," balas Jeno yang menalarnya sama saja walau ia malah terkesan jahat mengatakannya seperti itu. Sudah tahu Jaemin tak serius menjawabnya, masih saja Jeno berusaha menyangkal dengan ide rasionalitasnya yang tentu saja bertentangan dengan jawaban asal-asalan dari Jaemin.

Wobble ❝Jaemin Lia❞ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang