07| Winter and Summer

550 75 1
                                    

"Ya ampun, Winter? Sumpah ya abis lulus SMA gue baru liat lagi lo sekarang loh." sambut Lia ceria untuk membalas seorang gadis yang baru saja menyapanya di pelataran parkir restoran. Ia adalah Winter, seorang teman yang pernah bersekolah di SMA yang sama dengannya.

"Gue juga, Li. Padahal kampus kita tetanggaan."

"Gue malah gak tau lo kuliah di situ," ujar Lia berterus terang bahwa ia tidak sekalipun pernah mendengar kabar tentang Winter setelah lepas dari SMA.

"Sekarang kan lo udah tau. Omong-omong, lo ke sini sendirian aja?" Winter menoleh ke sekitar pelataran parkir yang hanya dihuni oleh mereka dan dua petugas parkir berseragam jingga, tidak ada seorang pun yang datang bersama Lia. Sangat berbeda dengan Winter yang beramai-ramai datang bersama rombongan teman-temannya.

"Gak kok, gue janjian sama temen-temen gue. Mereka udah duluan di dalem."

"Oh gitu. Ya udah kalo gitu ayo masuk. Kita semua udah pada kelaparan nih," ajak Winter seraya diikuti oleh teman-temannya untuk berjalan menuju pintu masuk restoran. Winter dan Lia tidak begitu saling mengenal akrab ketika di bangku SMA, makanya tidak banyak basa-basi yang bisa mereka katakan satu sama lain.

"Kalo gitu kita pisah ya, itu temen-temen gue," tunjuk Lia ke arah meja dengan tiga orang penghuni yang duduk cukup jauh dari pintu masuk.

"Loh, mereka temen lo?" tanya Winter agak terkejut dengan ekspresi wajahnya yang berubah sedikit dingin dan tidak mengenakan.

"Iya, lo kenal?"

"Gue kenal Jaemin sama Jeno."

"Mau gabung aja gak?" tawar Lia yang bisa saja dikatakan tanpa ketulusan. Sebenarnya ia tidak terlalu berharap Winter hendak menerima tawarannya. Pasti akan sangat tidak nyaman berada dalam satu meja dengan kelompok teman Winter yang sama sekali tidak dikenalnya.

"Gak deh, gak enak sama temen-temen gue juga, mereka maunya ke atas. Sampein aja buat mereka salam dari Winter, sorry gak bisa nyapa langsung."

"Oke deh, kalo gitu gue ke sana ya," ujar Lia sebelum ia dan Winter berpisah di bawah anak tangga yang menuju ke lantai dua.

"Maaf ya gue lama," sapa Lia menyela di antara obrolan ketiga orang yang dihampirinya.

"Weh, Lia, lo lama banget sumpah padahal gue mau ngasih tau kalo Jaemin―" ucapan Yeji otomatis terhenti begitu merasakan kakinya yang tiba-tiba serasa diinjak oleh kaki gajah. Yeji lantas mendelik ke arah Jaemin yang malah balik melototinya.

"Yeji mau ngasih tau kalo Jaemin udah laper," sambung Jeno yang juga bisa membaca keadaan terdesak Jaemin. Bagaimana pun keadaannya, Jeno pasti akan berada di sisi Jaemin untuk membantunya.

"Sorry ya, tadi macet parah."

"Li, tadi gue liat lo masuk bareng gerombolan anak kampus sebelah. Lo kenal mereka?" Yeji lekas bertanya bahkan sebelum Lia sempat mendudukan dirinya di kursi.

"Gak semua, gue kenal sama Winter doang, soalnya kita dulu satu SMA," terang Lia apa adanya.

"Sekelas?" selidik Jeno lagi dengan raut wajah yang mulai tampak resah.

"Beda kelas. Kita juga sebenarnya gak akrab sih, cuma gak enak aja kalo gak nyapa."

"Winter juga sempat ngeliat kalian tadi. Katanya dia kenal lo sama Jaemin, cuma gak sempat nyapa langsung."

Jeno tampak bernapas lega, tanpa menyadari responnya dicermati oleh Yeji yang mulai mencium sesuatu yang tidak beres.

Berbeda lagi dengan Jaemin yang seketika terbatuk-batuk seakan ia baru saja tersedak akibat laporan Lia tentang Winter. Cepat-cepat Jaemin meraih gelas minumannya dan menghabisinya hingga tandas.

Wobble ❝Jaemin Lia❞ ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang