Waktu telah menunjukan pukul 12 siang ketika Lia dan Jaemin memutuskan menyudahi aktfitas belajar mereka. Lia datang ke rumah Jaemin memang untuk urusan tugas kuliahnya. Berhubung semester ini ia mengambil mata kuliah Hukum Bisnis jadi ia membutuhkan sedikit bantuan Jaemin untuk menyelesaikan essay-nya. Sekalian bisa dijadikannya alasan untuk bertemu Jaemin juga. Lia memilih bertemu di rumah ketimbang di luar sebab ia tidak mau mengambil resiko kedapatan oleh ayah atau kakaknya bertemu Jaemin hanya berduaan. Setelah tugas Lia selesai, Jaemin memutuskan membuatkan makan siang untuk Lia, sekaligus memamerkan kebolehan memasaknya yang biasanya sukses membuat wanita semakin kagum luluh lantak bertekuk lutut dan tak bisa bangkit lagi oleh pesonanya.
Setelah makan siang, tepat pukul 2 siang sebenarnya Lia sudah ingin pulang, namun Jaemin menahannya dengan alasan di luar matahari masih terik-teriknya. Selain itu Lia baru saja selesai makan, akan lebih baik bila ia duduk dan bersantai dahulu menunggu sampai makanannya turun dan tercerna dengan baik. Jaemin mengajak Lia bersantai sembari menoton TV di sofa ruang tengah rumah Jaemin. Televisi yang menayangkan channel National Geographic dibiarkan berjalan begitu saja tanpa mendapatkan perhatian mereka. Lia dan Jaemin malah sibuk sendiri, Lia bermain dengan salah satu anjing Jaemin dan Jaemin yang mendapat hiburan baru, yaitu memandangi Lia.
"So cute," ujar Lia gemas pada anjing berbulu putih nan tebal bagai boneka itu. Jaemin benar-benar merawat peliharaannya dengan baik, terlihat dari tubuh anjingnya yang sehat berisi dan bulunya yang bersih terawat. Lia tak perlu ragu menduselkan wajahnya dan memeluk anjing itu, bahkan ia juga menciumnya berkali-kali. Lia kalau sudah ketemu anjing memang tak ada obatnya, apalagi kalau anjingnya bersih dan terawat, ia tak akan menahan diri sama sekali.
"Anjingnya aja nih yang dicium-cium? Pemiliknya enggak? celetuk Jaemin yang mulai bosan didiamkan. Ia bergurau sembari melirik Lia dengan posisinya yang menyandar malas pada sandaran sofa. Niatnya bercanda, namun tanpa diduga oleh Jaemin, Lia memajukan wajahnya dan memberikan kecupan singkat pada pipi Jaemin.
Jaemin terkesiap dan menegakan tubuhnya, ia memegang sebelah pipinya dengan reaksi yang sungguh berlebihan seperti remaja ingusan yang baru pertama kali disentuh wanita. Jujur saja walaupun ia melebih-lebihkan reaksinya, tapi ia tak sampai berpikiran Lia akan menciumnya. Tadinya ia iseng berbicara begitu untuk mendapatkan fokus Lia kembali padanya karena ia cemburu pada anjingnya sendiri yang mendapatkan perhatian lebih dari Lia. Tanpa tahu keisengannya malah membuahkan hasil rezeki nomplok yang tak terduga.
"Gak bakal gue cuci muka 7 hari 7 malem!" tegas Jaemin yang memancing tawa dari Lia. Melihat reaksi Jaemin yang sok-sok polos menggemaskan, wanita mana yang didekati akan beranggapan Jaemin adalah seorang playboy. Faktanya, sudah banyak yang tahu Jaemin itu playboy, tapi tingkah Jaemin yang bagaikan bocah agresif yang baru kenal cinta dan wanita, selalu berhasil memanipulasi incarannya, membuat mereka seperti terkena ilusi dan terperdaya dengan mudah.
Rekasi Jaemin membuat Lia malu sendiri. Ia kemudian menepis tangan Jaemin yang masih memegangi pipinya dan menghapus paksa bekas ciumannya dari pipi Jaemin. Tidak sepantasnya ia mencium Jaemin tapi ia tak bisa menahan dirinya. Otaknya yang bertugas atas pikiran logis menjadi tidak sinkron dengan perasaannya yang sudah terpengaruh oleh efek gravitasi dari daya tarik Jaemin sehingga menghasilkan refleksnya bergerak atas perintah perasaannya.
"Eh! Kok gitu?" keluh Jaemin kecewa persis baru saja kehilangan sesuatu yang berharga. Ia melipat tangannya ke depan dada dan kemudian berpura-pura merajuk pada Lia. Tingkahnya sudah seperti bocah lima tahun yang permennya dicuri oleh Lia.
"Lo marah?" tanya Lia sembari mengoyang-goyangkan lengan Jaemin yang enggan menoleh padanya. Jaemin itu memang aneh bagi Lia, baru kali ini ia melihat cowok yang tidak malu bertingkah manja dan kekanakan di depan perempuan. Biasanya kan cowok-cowok selalu ingin dianggap cool dan macho, apalagi di depan wanita yang sedang didekatinya. Jaemin memang beda, polahnya penuh warna bukan hanya monoton stright antara hitam atau putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wobble ❝Jaemin Lia❞ ☑
FanfictionFrom a playboy like me, to the special one like you. ©bananaorenji, 2020.