"Kesepakatan"

68 54 22
                                    

"...Adalah sebuah Keegoisan. Saat kau membutuhkanku, dan aku malah meninggalkanmu." ~Reynaldi Luis Ginting.

Pagi itu, suasana di Aula penginapan terdengar sangat ramai. Banyak pendaki yang terlihat bersiap untuk menuju Pos pendaftaran, tak terkecuali Rey dan teman-temannya.

Dia mulai membereskan tenda yang dipakai untuk istirahat semalam, sembari memasang perlengkapan pendakian yang akan dipakai.

Kali ini, Rey memakai setelan celana panjang berwarna cokelat susu, yang dipadukan dengan kaos lengan pendek berwarna senada. Tak ketinggalan, sepatu gunung, tas ransel, dan juga ikat kepala yang terlihat keren di rambutnya yang sedikit acak-acakan.

“Keira, Atta, kali ini kita tidak hanya mendaki bertiga,” ujar Rey saat punya kesempatan untuk mengobrol dengan sepupu dan teman kuliahnya itu.

“Maksudnya apa, Rey?” sahut Atta di sela-sela kegiatannya memakai sepatu.

“Iya nih, Kak Rey ada-ada aja. Emangnya ada setan yang mau ikut sama kita,” Keira menimpali dengan nada becandaan. 

“Kakak serius, Kei. Ada yang mau gabung sama kita.”

“Jangan bilang gadis itu yang mau gabung,” ujar Keira sembari mengedipkan sebelah matanya.

“Iya. Dia yang akan ikut sama kita. Kalian tidak apa-apa, kan?” tanya Rey pada dua orang yang sedang menatapnya saat ini.

“Aku sih gapapa, Rey,” ujar Atta dengan senyum tulus.

“Aku juga gapapa. Kalo kalian berdua gak masalah. Sekalian biar aku ada teman cewek pas di pendakian entar," timpal Ana.

“Yaudah, entar aku panggil orangnya ya, biar bisa gabung sama kita.”

Atta dan Keira mengangguk kemudian kembali melakukan persiapan untuk menuju Pos pendaftaran.

***********************************

Ana sedang mengikat rambutnya ketika Rey datang menghampirinya. Lelaki itu datang dengan senyum ramah seperti biasanya.

“Sudah siap?” tanya Rey saat melihat penampilan Ana yang sudah cukup rapi.

“Sudah.”

“Ayo, kita harus cepat berangkat ke pos pendaftaran.”

“Bagaimana dengan teman-temanmu?” tanya Ana sedikit khawatir.

“Mereka setuju, kamu tidak perlu khawatir.”

Ana mengangguk dan memasang tas ranselnya di pundak. Kemudian mereka berangkat menuju pos pendaftaran, yang sudah ditunggu Keira dan Atta disana.

Ana sedikit gugup saat berjalan beriringan bersama Rey. Bukan apa, tetapi karena dia merasa tak enak hati melibatkan lelaki di sampingnya itu dalam masalah yang dia alami.

Sesampainya di pos, Rey menuntun Ana menemui Keira dan Atta. Mereka berdua menunggu Rey disamping gedung pos.

“Atta, Keira, kenalin, ini Ana,” ujar Rey, memperkenalkan Ana saat bertemu dengan Atta dan Keira.

REYANA (The Secret Of Edelweiss)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang