Jalan Bareng

645 73 31
                                    

Jam menujukan pukul 19.00 dan Sarada masih asik berteriak di depan kipas angin, tak ada yang bisa ia lakukan malam minggu hanya untuk sepasang kekasih jalan jalan dan para jomblo beraksi cari pasangan, sedangkan Sarada punya gebetan saja tidak apa lagi kekasih. Karena kebosanan alhasil ia berteriak di depan kipas angin sambil makan camilan, mau nonton Drakor tapi laptopnya di pinjem sama Yoru ponsel di cas.

"Kak, gak ada kerjaan apa. Cari pasangan kek belajar pacaran kek, ini malah ribut depan kipas angin malam Minggu di manfaatkan dengan baik kak jangan disia-siain kayak doi," ceramah Yoru pada Sarada yang masih asik.

"Kakak udah belajar cari pasangan kok, kamu gak liat di depan kakak ini? Asik banget malam Minggu diajakin muter-muter sama  kipas angin," ucap Sarada sambil terus melihat kipas angin yang mutar mutar.

"Terserah kakak lah," pasrah Yoru. Berdebat dengan Sarada hanya membuat nya lelah.

Tok..tok..tok.

Suara ketukan pintu membuat Yoru dan Sarada saling tatap bertelepati, memaksa satu sama lain untuk membuka pintu. Mereka berdua tidak ada yang mau mengalah hingga si Yoru harus pasrah lagi dan lagi, ia bangkit berjalan menuju pintu. Mereka lagi asik di ruang tamu, malas kekamar masing masing.

"Iya, siapa?" Yoru bertanya saat melihat laki laki bersurai kuning dengan pakaian casual, ia menelisik dari bawah keatas saat tatapan nya bertemu iris biru itu terlihat dingin wajah datar. Entahlah Yoru merasa seperti tawanan penjara karena bebuat sesuatu yang amat salah di mata negara.

"YORU, SIAPA YANG DATANG? CEPAT AMBILKAN KAKAK CAMILAN," Sarada berteriak membuat perhatian Yoru teralihkan ia segera masuk kedapur meninggalkan sang tamu yang menatap nya dengan aneh. Setelah beberapa menit Yoru menyuruh Boruto masuk kedalam rumah, ia bisa melihat ke absurd tan si Sarada dengan celana pendek, rambut acak acakan baju karung goni yang melekat di tubuh nya. Hampir saja ia tertawa kala Sarada menoleh kan kepala pada Boruto.

"Boruto ngapain ke sini? Wattpad ku lagi istirahat," ucap Sarada asal, ia kira Boruto datang karena pengen baca cerita di wattpad meski ia tau Boruto tak sama sekali tertarik.

"Gue gak nanya wattpad," balas Boruto datar, tanpa izin Sarada Boruto menarik nya berjalan menuju kamar bernuansa oren. Si Yoru masa bodoh ia lagi pengen main game gak fokus gara gara ada Sarada, ia akan merasa senang jika cowok tadi mengajak kakaknya jalan.

"Kenapa narik narik, gak tau apa tadi aku lagi jalan sama kipas angin mutar mutar rumah?" Tanya Sarada.

"Ganti baju, gue tunggu diluar."

Boruto pergi, dan Sarada yang masih mencerna semua perkataan Boruto. Setelah mengerti ia berjalan menuju lemari mencari baju layak pakai, melepas baju kesayangan yang terbuat dari karung goni, buatan sendiri. Baju putih polos di tambah rok di bawah lutut berwarna hitam, berjalan keluar kamar menghampiru Boruto dan Yoru yang lagi asik sama game.

"Yang betul aja sih kak, masa pakaian udah cakep makainya sandal jepit," komen Yoru saat melihat penampilan Sarada, rambutnya juga terlihat rapi di kuncir satu yang kurang hanyalah sandal jepit.

"Kenapa? Kan bagus pakai sandal jepit gak bikin kaki lecet," ucap Sarada sambil melihat sandal jepit kesayangan nya.

"Gak gitu juga kak, pake sepatu sneakers punya ku aja ambil di rak," ucap Yoru menujuk tempat sepatu yang tersusun rapi, Sarada segera berlari mengambil sepatu sneakers berwarna putih.

"Makasih Yoru," ucap Sarada sambil narik lengan Boruto menuju keluar rumah.

"Jadi kita mau kemana?" Tanya Sarada yang sudah duduk di atas motor Boruto, ia terlihat seperti anak kecil meminta jalan jalan, Boruto tak menjawab ia langsung naik ke atas motor menyala kan mesin dan bersiap pergi ketempat yang di tuju.

.........

"Kalian tau problematika hidup saat ini adalah 1. Harta 2. Tahta 3. Kuota. Gak ada kuota gak bakal bisa hidup gue hahahah," ucap Inojin tertawa sendiri yang lain pada diam.

"Waras, jin. Entar lagi lo bakal mati," ucap Iwabe sambil bersiap siap melempar parang pada wajah Inojin, mereka semua pada sedih gara gara hari ulangan tinggal empat hari lagi. Takut gak bisa ngerjain kecuali Shikadai dia santai banget.

"MAMA TOLONG PALA GUE RASA NYA MAU PECAH APA JUGA INI, ADA YANG TAU ASAL NYA ANGKA ANGKA GAK JELAS INI DARI MANA," Metal lee berteriak kala melihat banyak angka yang tertulis, tugas dari Bu Tsunade bikin mumet kepala.

"Oh gue tau itu, si aduh siapa namanya. Itu loh itu, ah jumi kali eh bukan si juni iya. Eh bukan deh-" ucapan Inojin terhenti.

"Jangan asal tebak lo," ucap Shikadai.

"Ya kan gue gak tau namanya," kesal Inojin.

"Terserah."

"Eh liat deh kembaran lo Be, dia manjat pohon dong gak di tolongin apa?" Tunjuk Inojin pada monyet yang sedang manjat pohon, sambil makan pisang.

"Masih mending kembaran gue monyet lah elo, kembaran nya setan!" Ucap Iwabe ngegas, sampai makanan di mulutnya keluar mengenai wajah putih mulus milik Inojin.

"Dih, si Babe gak punya bibir lo makan nya semprot semprot aja." Ucap Inojin  sambil ngelap wajahnya pake tisu baby. Iwabe cuma nyengir lebar.

......

Menyantap permen kapas dengan lahap, Sarada dan Boruto baru saja sampai di dekat mall, rencana nya mereka akan pergi berbelanja tapi Sarada melihat penjual permen kapas ia pun meminta Boruto untuk membelikannya.

"Hmm, Boruto enak kan permen nya?" Tanya Sarada antusias.

"Ya," balas Boruto dengan singkat, jelas dan padat.

"Kamu mau beli apa sih sampai ngajak ke mall segala? Mau beli ponsel baru? Ah kayaknya bukan deh kamu kan tipe orang sayang ponsel jadi gak mungkin kamu ngerusak ponsel, pasti mau beli sepatu kan." Ucap Sarada sambil terus memakan permen kapas nya.

"Makan,"ucap Boruto membuang tangkai permen kapas milik nya, melirik Sarada yang masih asik dengan makanan berwarna pink di hadapan gadis itu tanpa peduli sekitar.

"Padahal bisa makan di pinggir jalan kenapa harus makan di mall, menurut ku bakso lebih enak dari pada spaghetti, " komentar Sarada. Ia bangkit berjalan memasuki area mall diikuti Boruto yang hanya menghembuskan nafas nya.

"Cerewet."

Ucapan Boruto membuat Sarada naik darah, bagaimana bisa ia yang kalem ini di bilang cerewet. Ini nih sikap Boruto paling di benci Sarada, sikap nya tuh kayak dinding, udah datar, dingin seperti balok es lebih parnnya lagi ganteng bikin Sarada gak bisa benci Boruto.

"Dari pada kamu datar dingin, udah kayak es Antartika + nyebelin," ucap Sarada berlari mendahului Boruto.
.......

Hallo minna giman cerita kali ini, boring? Bosan? gak asik? Jelek?
Maaf ya kalau author belum bisa nulis bagus dan masih banyak kesalahan. Makasih yang udah mau baca vote and komen🤗 author senang.

Jangan lupa vote and komen

😙Salam author😙

    ꦽꦁ︧.۪̇〬°⃟᮪݇⃟⃟🍧ワットパッドガール Wattopaddogāru    ꦽꦁ︧.۪̇〬°⃟᮪݇⃟⃟🍧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang