Live

685 83 21
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi, seluruh siswa dan siswi bersiap siap untuk pulang ke rumah masing masing, Sarada menatap layar ponsel nya yang hendak mati ralat baterai ponsel Sarada sisa 1 persen.

Melirik parkiran sekolah yang masih ramai, banyak siswa dan siswi belum pulang, melambaikan tangan pada Chocho yang berjalan ke arah nya.

"Cho, kamu pulang naik apa?" Tanya Sarada menatap Chocho yang sibuk dengan ponsel nya.

"Ojek, lo naik apa?"

"Gak tau," jawab Sarada menggeleng pelan.

"Mau gue pesanin ojek?"

"Gak usah aku jalan kaki aja."

"Ikut gue mau?"

Sarada menggeleng, berjalan pelan menuju gerbang sekolah, lagi ia kepikiran sama baterai ponsel nya yang hendak mati, padahal Sarada udah berangan-angan membaca wattpad saat pulang sekolah, namun takdir berkata lain ia pulang dengan tangan kosong dan kebosanan yang melanda.

Menatap jalanan sepi membuat Sarada sedikit takut, ia mempercepat langkah nya kala mendengar suara kaleng yang terlempar, keringat bercucuran, nafas nya tidak teratur ia berlari cepat mengepalkan tangan.

Behenti berlari kala mendapati sosok cowok berpakai seragam, Sarada tau itu bukan seragam dari sekolah nya, mungkin seragam  sekolah lain. tapi tetap saja ia takut saat langkah cowok itu semakin mendekat, pakaian nya terlihat kusut kancing baju terbuka rambut panjang sebahu.

Cowok itu menyeringai menatap Sarada dengan bengis, berhenti berjalan satu langkah lagi di Pastikan Cowok tadi sudah mencium kening Sarada.

"Hay, sayang ikut gue yuk," Menarik tangan Sarada yang terlihat gemetar, iris hitam itu  nampak ketakutan.

"A-a-aku g-gak m-mau," berusaha menjawab setenang mungkin, tetap saja suara yang gemetar tak bisa menutupi nada ketakutan di dalam nya.

"Jangan takut gue baik kok."

Mengigit tangan yang mencengkram lengan nya, Sarada segera berlari ke arah sekolah, ia berharap sekolah masih ramai. cowok tadi terlihat kesakitan namun tetap mengejar Sarada, cairan bening itu sudah jatuh dari sarang nya, Sarada menangis sambil berlari cepat.

Menyesal sudah menolak tawaran Chocho untuk mengantar nya pulang, sekarang yang bisa dilakukan hanya meminta pertolongan dari sekolah nya, itu pun kalau sekolah masih ramai.

Berlari cepat membuat ponsel yang ada di saku baju nya terjatuh, tentu ponsel itu bukan ponsel cadangan. ponsel kesayangan nya sekaligus wattpad yang di sayangi telah terpecah belah.

Sarada menyadari ponsel nya jatuh, ia berhenti menatap ponsel bercase oren dengan layar yang sudah pecah, Sarada berteriak histeris  sambil nangis. mengambil ponsel yang terjatuh, menatap sendu.

Ponsel itu adalah hadiah ulang tahun nya yang ke 14, sudah 2 tahun ponsel pemberian papanya menemani setiap kali ia bosan.

Sedih.

Siapa sih yang tidak sedih ponsel kesayangan rusak di depan mata, meski Sarada mampu membeli lagi tetap saja ponsel itu menyimpan wattpad nya yang berharga tidak bisa di gantikan. walau ada ponsel dan wattpad cadangan tetap bisa tak tergantikan.

Melirik ke arah cowok yang masih berlari mengejarnya, ia menatap benci pada Cowok itu. segera mengambil batu dan melemparkannya pada sang cowok.

"Itu balasan karena kamu udah bikin wattpad ku mati, terima ini hiks.. hiks..," Menangis sambil melempar batu pada cowok itu.

"Dasar cewek sialan," Cowok tadi hendak menampar Sarada yang sudah di depan mata, sebelum menyetuh tubuh nya, seorang mencengkeram tangan cowok tadi.

"Berani nya nampar cewek, cemen lo," Sosok laki laki bersurai kuning menatap tajam ke arah cowok di depannya.

"Tenyata lo bajingan Boruto?"

"Pergi sebelum gue bikin lo babak belur, Shizuma."

"Lo? mau bikin gue babak belur? coba aja gue pengen rasain Bogeman dari ketua geng-"

Belum selesai mengucapkan kan perkataannya, Shizuma sudah terkapar memegang perut yang terasa sakit, menatap Boruto dengan sengit.

Boruto berbalik menghadap Sarada yang nampak tercengang melihat adegan kelahi secara live, lagi ia bisa menonton adegan dalam Wattpad secara nyata.

"Ikut gue," menarik tangan Sarada menuju  halte,  Boruto menelepon seseorang. Menatap ponsel dengan sendu layat retak itu sama seperti hati Sarada yang retak.

Sarada 's pov

"Sedih?"

Mana mungkin aku tak sedih, ponsel kesayangan hancur di depan mata. Menatap iris biru dengan sedih, apa Boruto tidak peka mana ada cewek gak sedih saat barang kesayangan hancur.

"Ya," Menarik nafas lalu menghembuskan kembali, menyimpan ponsel di saku seragam melirik jalan sepi. Mungkin aku akan memesan ojek lewat ponsel cadangan.

Saat hendak berbalik mengambil tas di pundak, aku melihat mobil berwarna hitam berhenti di depan Boruto, menarik tangan ku dan memasuki mobil. Ya kurasa aku pernah membaca adegan cowok yang mengantar cewek pulang, tapi kenapa bisa itu cewek aku? entahlah.

Suasana di mobil bagaikan aku sedang ke kuburan, tak bisa berlama lama dengan kehingan ini aku segera mengambil ponsel cadangan di dalam tas, setelah itu sudah pasti membaca wattpad.

Merasakan pergerakan di samping, menoleh pada laki laki bersurai kuning yang mendekat ke arah ku, tunggu tunggu aku belum pernah baca adegan seperti ini apa yang akan di lakukan? aku tak bisa memprediksi nya.

"Mana?"

"Hah?" Mana aku tahu apa yang kau maksud, kalau  kau begitu singkat ngomong nya.

"Ponsel rusak."

Ohh jadi dia minta ponsel rusak ku, tapi buat apa? entah.

"Buat apa?" Memberikan ponsel ku yang rusak, tadi mobil yang ku tumpangi melaju sekarang berhenti.

"..."

Dia itu pernah baca wattpad gak sih? sampai sampai hapal banget sifat dingin di tokoh tokoh wattpad. Boruto membuka pintu mobil ia keluar, dia tak berniat membiarkan ku di culik kan? segera aku mengikuti apa yang di lakukan nya, membuntuti seperti anak kucing.

Kurasa di berjalan ke arah tokoh ponsel? dia mau beli ponsel baru? atau ponsel nya rusak?

"Boruto, kau mau bawa ponsel ku kemana?"

Lagi lagi dia jual kacang mahal, berapa sih kacang nya biar ku beli jadi gak di cuekin sama Boruto, serasa ngomong sama tembok datar. Lebih datar dia sih, aku mulai memasuki tokoh ponsel mengikuti Boruto.

Berhenti di salah satu stan ponsel, memberi ponsel ku yang rusak. Dia tidak berniat menjual ponsel ku kan?  setelah sedikit berbincang dengan penjaha stan Boruto berbalik menuju keluar, kenapa ponsel ku ditinggal tuh kan pasti benar ponsle ku mau di jual, jahat banget sih.

"Masuk."

Dengan kesal aku membuka pintu mobil dan menutup nya dengan keras, dia melirik ke arah ku.

"Gak di jual."

"Hah?" kenapa sih ngomong pendek mulu lida nya sakit, atau mulut sariawan.

"Ponsel lo gak gue jual."

"Terus kenapa di kasih ke penjual nya?"

"Di perbaiki."

Author 's pov

Sarada sudah tiba di rumah beberapa menit lalu, membuka pintu rumah yang masih kosong, tentu saja orang tua Sarada masih berkerja kadang ia merasa kesepian, di rumah hanya ada diri dan orang tuanya.

..........

Hallo minna apa kabar? ada yang nunggu ceritanya?

jangan lupa

vote and komen

🙋salam author🙋

    ꦽꦁ︧.۪̇〬°⃟᮪݇⃟⃟🍧ワットパッドガール Wattopaddogāru    ꦽꦁ︧.۪̇〬°⃟᮪݇⃟⃟🍧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang