Spesial lebaran

442 38 21
                                    

Lantunan takbir terdengar, gadis berhijab hitam dengan kaca mata merah bersiap berangkat menuju masjid menunaikan shalat sunnah idul Fitri.

Semangat 45 ia kerahkan semua saat mendaki gunung yang sebenarnya tidak tinggi, mungkin akibat dari jarang gerak atau karena telah lama berpisah dari kasur meski baru setengah jam.

"Huh, huh siapa yang taruh gunung di sini? Bikin niat ke masjid luntur aja!" Gadis itu berteriak kesal  untung saja masih pagi belum terlalu ramai.

Melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda akibat gunung, netra hitam menangkap sosok lelaki dengan peci hitam baju koko sedang mengendarai sepeda bersiap menyeberang jalan.

Sudut bibir terangkat, senyum cerah terpancar dari wajah nya mengangkat sedikit gamis yang di kenakan berlari menghampiri, sepeda itu hendak berjalan namun secepat kilat gadis berhijab hitam menahan belakang sepeda.

"Hehe, Boruto numpang boleh dong ya?" Gadis tadi tersenyum jahil.

"Enggak!"

Wajah yang tadi cerah kini berubah mendung, mata berkaca kaca air terlihat hendak terjatuh jika saja si pengendara tak berbicara.

"Jangan sentuh gue!"

"Oke oke," sang gadis menaiki kursi penumpang duduk dengan senang, menghela nafas lega betul kata orang di saat susah pasti ada jalan senang.

"Oh iya, Boruto habis shalat kau ngapain?" Sarada melirik Boruto.

"..."

Sabar tarik nafas buang, gadis itu tengah berusaha sabar menghadapi sikap dingin dari teman masa kecil nya ini.

"Susah ya kalau bicara sama kulkas, bawaan nya emosi mulu," gerutuan keluar dari bibir sang gadis niat hati tak ingin marah selama seharian namun gagal begitu bertemu dengan si batu.

Tak berapa lama mereka sampai di tempat tujuan, Gadis tadi turun menghampiri sang sahabat yang tenga menunggu dirinya.

"Heee kalian kan belum muhrim tapi kok berangkat nya barengan?" Chocho sang penggosip sahabat karib dari gadis bernama Sarada.

"Enggak kok tadi ketemuan di jalan makanya bisa bareng, lagi pula aku tidak ada menyentuh tubuh nya," Sarada melepas sendal memasuki masjid, duduk di pojok mengelurkan mungkena dari tas memakai nya.

"Cho, habis ini kau mau kerumah ku? Mama lagi bikin bakso sih," ucap Sarada tersenyum lima jari.

"Oke, tenang aja."

"Cewek!" Teriakan itu membuat seluruh gadis yang ada di sana menoleh pada sang pemanggil siapa lagi kalau bukan trio masjid, Iwabe, Inojin, dan Mitsuki.

"Kalau gak niat shalat gak usah ke masjid!" Teguran dari para nenek legendaris berhasil membuat para trio tadi mundur  memasuki kawasan laki laki.

"Tuh nenek seram banget dah, masa gue di beri tatapan cinta yang mengerikan," Inojin berucap duduk samping si kuning.

"Makanya udah gua kasih tau kalau nenek masjid tuh ngeri ngeri semua masih aja ngeyel!" Si peci merah berucap.

"Ya, kan di kira gak ngeri ngeri banget!" Inojin membela diri.

"Alasan!" Mitsuki menyahut.

"Lebih baik lo zikir dari pada ngomong gak jelas!" Boruto berucap ketiga ornag tadi segera berzikir tanpa bantahan apa pun, itulah enak nya jadi boss dari trio.

🧶🧶🧶

Langkah kaki menuju ruang tamu berhenti tepat di depan meja, melirik kanan dan kiri. Menghela nafas saat tau tak ada orang yang melihat, secepat kilat ia mengambil toples berisi kue putri salju berlari pelan memasuki kamar.

Tap.

Menepuk pundak sang gadis behijab hitam, dengan gerakan patah patah ia melirik sang pelaku.

"E-eheh M-mama, he he he halo," gadis berkacamata merah tersenyum melambaikan tangan.

"S-a-r-a-d-a, mau kemana?" Bagai backsound filim horor terputar, sang ibu menutup mata menarik nafas panjang dan menghembuskan dengan nyaring, mata perlahan terbuka tatapan tajam ia berikan pada anak tunggal nya itu.

"Ma, anu itu Sarada cuma ngambil dikit," cicit Sarada memeluk toples kue.

"Hah, jika kamu semua yang makan kue nya buat para tamu nanti gimana?" Sang ibu berbicara lembut.

"Iya Sara tau, tapi ini terakhir janji!" Ia berlari memasuki kamar menutup pintu segera melempar diri ke atas kasur berbaring mengambil ponsel aplikasi Wattpad tertera di sana, kue tadi sudah ada di samping. Posisi paling enak itu ya makan sambil baca, tanpa gangguan apa pun.

Setengah jam berlalu Sarada berhenti membaca tidak ada alasan lain di akhir chapter cerita favorit ada tulisan yang benar benar membuat mood nya hancur kata bersambung, kata keramat bagi Sarada karena harus menunggu lanjutanan cerita entah sampai kapan.

Dengan malas ia membawa toples kosong keluar kamar, menaruh di dapur suara bising emak emak rempong terdengar Sarada mengintip di belakang tembok semua teman ibu nya ngumpul sambil gosip.

Puas mengintip ia membuka kulkas  terdapat banyak aneka kue dan makanan, saat hendak mengambil kue berbentuk bulan sabit sebuah tangan menggapai pundak nya membuat Sarada berhenti gerak.

"Lo ngapain?"

"Ah! Bikin kaget aja sih, untung bukan mama," menghela nafas lega.

"Boruto sendiri aja? yang lain mana?" Tanya Sarada menatap sang pelaku tengah menuang es teh ke gelas.

"Di depan."

Singkat, padat, dan jelas.

Tanpa melanjutkan percakapan Sarada bergegas mengambil beberapa butir bulan sabit dari toples, berjalan keluar sembari menghindar pertanyaan emak emak. Kalau di jawab pasti bakal berlanjut sampai besok, kaki jenjang menyentuh permukaan sepatu.

Perasaan senang merambat, akhirnya dapat memakai baju, sepatu, jilbab baru. Dengan gembira Sarada menghampiri teman teman nya.

Memeluk tubuh teman nya itu "Chocho!" Si gadis berjilbab coklat terlihat memakai baju yang berbeda dari sebelumnya, Chocho membalas pelukan sang gadis berkacamata "Sarada!"

"Janjikan mau jalan jalan, loh Inojin juga ikut?"

"Ho'oh dia maksa," lemparan kaleng kosong mengenai jidat Chocho, Inojin tersenyum senang.

"Gue kalau gak di suruh sama Boruto ogah juga kali!" Ucap Inojin

"HOOIY, LO PADA NINGGALIN GUE?" peci merah di kepala, sarung cokelat tersampir pada bahu langkah nya semakin cepat menghampiri Inojin.

"Salah sendiri pake dandan segala kayak cewek aja!"

"Gini kalau mau ganteng harus tampil 'Wah' gitu makanya lama, btw kita mau kemana?" Iwabe duduk di anak tangga depan rumah Sarada.

"Keliling desa," Boruto memakai sandal menghampiri teman temannya.

"Mitsuki gak ikut?" Tanya Sarada.

"Di panggil ortu nya, dia nyuruh duluan aja," Inojin berucap mengikuti langkah kaki Boruto.

Mereka berlima berjalan bersama sama mengelilingi desa, sekalian cari ampau buat nambah uang tabungan atau pun untuk membeli barang impian.

.......
Hallo minna, gomen lambat up gimana ceritanya? Maaf kalau pendek atau gak nyambung.

Omake.

Manggil Boruto sama yang lainnya berdiri di atas panggung bareng Audi.

"Wattopaddogāru mengucapkan Selamat idul fitri, mohon maaf lahir dan batin"

B

oruto: maafin ya kalau ada salah

Sarada:jaga kesehatan.

Chocho: bagi bagi makanan lebarannya.

Inojin:siapa yang mau jadi pacar gue?"

Iwabe:hmm apa ya pokoknya maafin babe kalau ada salah.

Mitsuki:gue ada ampau ular ada yang mau?

    ꦽꦁ︧.۪̇〬°⃟᮪݇⃟⃟🍧ワットパッドガール Wattopaddogāru    ꦽꦁ︧.۪̇〬°⃟᮪݇⃟⃟🍧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang