Part 12 - Byan

554 26 0
                                    

" Lexaaa...Ayo banguuunnn...Ini udah jam tujuh! " teriakan Mama dari lantai bawah seperti berjarak lima sentimeter di telingaku. Aku membuka mata dengan berat dan melihat jam yang ada di meja dekat tempat tidur.

" What??? Jam tujuh? Mati gue, gue ada kuliah jam delapan pagi ini. Mana dosennya galak banget lagi!!! " teriakku histeris saat melihat jam. Aku langsung melompat dari tempat tidur dan menyambar handuk di sudut kamar. Dalam hitungan dua menit aku keluar dari kamar mandi dan langsung berdandan ala kadarnya. Aku berlari ke bawah dengan tas dan sepatu yang dipegang.

" Lex, kamu mau ngampus? " tanya Mama saat aku tiba di meja makan.

" Ya iya, Ma, emang mau kemana lagi? "

" Kok berantakan banget? Itu rambut di sisir dulu."

" Ntar aja di mobil." kataku sambil menyambar roti yang sudah diolesi selai oleh Mama dan memasukkannya ke mulut.

" Eh, ini susu belum diminum."

" Gak sempat, Ma. Aku berangkat dulu ya, maahh, muaahh...Daa..." pamitku setelah mencium pipi Mama dan Papa. Aku berlari menuju teras meninggalkan Mama dan Papa yang geleng-geleng kepala melihat kelakuanku pagi ini.

"Lagian tidur kok kayak kebo, ya telat bangunnya." kata Papa setelah aku pergi.

" Itu kan ketularan Papa." sahut Mama.

" Ih, Papa gak susah ya kalo dibangunin."

" Kata siapa? Papa sama Lexa itu sama aja, kalo tidur udah kayak mati suri. Gak bakal bangun deh mau ada gempa atau tsunami."

" Yeee Mama tuh."

Mama dan Papa bertdebat kecil membahas sikap tidurku yang sangat susah kalo dibangunkan. Aku berlari menuju teras dan ternyata Pak Maman sudah menyiapkan mobilku.

" Waduh, Non Lexa, mau Bapak anterin? "

" Nggak udah, Pak, aku nyeir sendiri aja."

" Tapi itu rotinya belum dihabisin toh."
" Iya, ini mau dihabisin. Yaudah aku pergi ya, Pak."

" Hati-hati, Non."

" Iya."

Aku menghidupkan mobil dan mengendarainya menuju kampus. Kecepatan nyeir pagi ini lebih cepat daripada kecepatan biasanya. Pukul delapan teng aku tiba di kampus. Aku langsung berlari menuju kelas.

Gubraaakkkk...Aku menabrak seseorang ketika mau belok di ujung koridor.

" Aduh, maaf, maaf, gue gak sengaja." kataku yang terduduk di lantai.

" Iya, gak papa." jawab orang yang aku tabrak.

" Tunggu, suara itu..." aku langsung mengangkat kepala ke atas untuk melihat orang yang aku tabrak.

" Byan??? " teriakku histeris ketika melihat Byan, sahabatku dari kecil dan yang aku tinggalkan di Bandung ketika harus pindah ke Jakarta.

" Hai, Lex." balas Byan sok santai sambil tersenyum.

" Aaaaaa ngapain lo disini? Gue kangen banget sama lo..." teriakku sambil memeluknya, dia pun membalas pelukanku. Mexi yang tak sengaja lewat melihat adegan aku memeluk Byan. Mexi menghentikan langkahnya dan memperhatikanku dari jauh. Berbagai pertanyaan pun muncul di pikirannya, apalagi dia tak pernah melihat Byan di kampus sebelumnya.

" Siapa tuh cowok? " tanya Mexi dalam hati.

" Hahaha...Sama, gue juga kangen sama lo makanya gue pindah kesini." kata Byan membalas kangen dariku.

" Pindah? Lo kuliah disini? " tanyaku bingung.

" He-eh."

" Serius??? Kok bisa? "

Gift From GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang