Pagi ini aku berangkat ke kampus dengan semangat. Bagaimana tidak? Mama dan Papa akhirnya mengizinkanku ikut camping setelah tadi malam aku membujuk mereka agar mengizinkanku. Alasan terbesar mereka mengizinkanku adalah karena adanya Byan, kemarin Byan main ke rumah sekalian silaturahmi dengan orangtuaku. Mereka sangat mempercayai Byan untuk menjagaku selama camping. Aku tak masalah dengan hal itu, karena keluargaku dan keluarga Byan memang sudah sangat dekat. Papaku dan Papa Byan sudah bersahabat sejak SMA, mereka adalah sahabat karib layaknya aku dan Byan saat ini. Setelah pamit dengan Papa dan Mama, aku melesat menuju kampus diantar oleh Pak Maman. Begitu tiba di kampus, halaman sudah rame dengan anak-anak dan bus pariwisata. Aku melihat Jeje dari kejauhan dan langsung berlari mendekatinya.
" Je..."
" Hai, Lex. Akhirnya lo datang juga."
" Emang kenapa? "
" Gue kira lo gak ikut gara-gara gak diizinin bokap lo."
" Hahaha...Alhamdulillah gue diizinin gara-gara ada Byan."
" Hahaha...Syukur deh kalo gitu."
" Eh, Heidy mana? Dia gak ikut? "
" Enggak. Dia lagi ke Surabaya ada acara nikahan sepupunya disana. Dia titip salam sama lo."
" Oh gitu. Yaahhh...Padahal pasti lebih rame kalo ada dia."
" Ya iyalah. Suara delapan oktafnya itu emang gak ada yang ngalahin. Hahaha..."
" Hahaha...Ini Byan kemana ya? Kok belum nyampe sih? "
" Tauk, mana bentar lagi kita berangkat lagi." kata Jeje yang mulai khawatir.
" Lex..." tiba-tiba Gio datang menghampiriku dan Jeje.
" Eh, Gio."
"Lex, gue kesana dulu ya." kata Jeje yang langsung mengerti.
" Eh, apaan sih. Lo disini aja."
" Emmm...Gue mau ke toilet."
" Eh, Je..."
" Lex..." panggil Gio lagi.
" I, i, iya..." jawbaku gugup.
" Gue seneng lo bisa ikut acara camping ini."
" Iya. Gue juga seneng bisa ikut serta dalam acara senat mahasiswa ini."
" Lo udh di absen? "
" Udah."
" Yaudah, masuk ke bus donk."
" Eh, i, iya..."
Aku pun membalikkan badan untuk menaiki bus. Tanpa aku sadari, seseorang sedang memperhatikanku yang sedang ngobrol dengan Gio.
" Teman-teman..." tiba-tiba Keyna berteriak.
" Saya akan mengabsen satu-satu ya, nanti yang namanya saya panggil silakan masuk ke dalam bus." lanjut Keyna lagi yang diiyakan oleh anak-anak. Keyna pun mulai memanggil nama kami satu per satu, begitu juga dengan namaku dan Jeje.
" Huffttt...Untung aja gue gak telat." kata Byan lega saat melihat halaman kampus masih rame. Kemudian dia berlari menuju keramaian.
" Byan Harilza..." Keyna memanggil nama Byan untuk mengabsen.
" Iya, gue." teriak Byan yang ngos-ngosan karena baru saja berlari.
" Silakan naik ke bus." kata Keyna lagi, Byan hanya mengangguk. Setelah mengabsen semua anak-anak dan memastikan semuanya sudah memasuki bus, Keyna pun masuk ke dalam bus juga. Saat menaiki anak tangga bus tersebut, Keyna sedikit terlicin karena sepatunya yang terbuat dari bahan yang licin. Untungnya Byan yang ingin naik juga langsung menangkap tubuh Keyna. Mereka terpaku untuk beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gift From God
RomanceAlexa, seorang gadis berusia 21 tahun, yang harus pindah dari kota Bandung ke Jakarta karena pekerjaan orang tuanya. Kehidupan di Jakarta yang di dalam pikiran Alexa pasti sangat menjenuhkan ternyata benar adanya, apalagi ketika dia bertemu dengan M...