I am me, not him

510 51 9
                                    

Yunho masih ingat pertemuan pertamanya dengan lelaki Park bermata cantik itu. Saat itu seperti biasa, Yunho dan rekan satu divisi-nya yang lain sedang melakukan sparing futsal.

Ketika sedang sibuk mengelap peluh yang menetes di dahinya, Yunho tanpa sengaja mengalihkan pandangannya kepada seorang pemuda bertubuh langsing yang baru saja masuk. Mata bulatnya mengedar ke seluruh lapangan indoor itu. Senyum manisnya melebar ketika matanya menemukan Yunho, ah bukan, lebih tepatnya menemukan seseorang yang berada di samping Yunho.

Kaki jenjangnya bergerak cepat menuju tempat Yunho berada, “Hongjoong!”

Yang dipanggil menoleh, “Oh, Hwa!” Hongjoong segera berdiri, senyumnya merekah karena mendapati kesayangannya berada di sini.

“Tumben ke sini. Ada apa?” Hongjoong bertanya, membuat bibir ranum itu sedikit mengerucut.

“Kau melupakan bekalmu lagi!” tangannya menyodorkan sebuah kotak bekal.

Hongjoong tergelak, dicubitnya pipi putih itu, “Duh, Seonghwa-ku sangat perhatian. Terima kasih banyak ya, sayang.”

“Ish! Jangan dicubit. Besok kalau lupa lagi, silahkan saja Hongjoong kelaparan di luar!” si manis itu merajuk. Membuat sesuatu dalam diri Yunho menghangat.

“Oke, sayangku. Besok janji tidak akan lupa lagi kok.” Hongjoong berjanji seraya mengambil kotak bekal itu.

“Hwa langsung pulang atau mau menungguku dulu?”

“Aku langsung pulang saja. Masih ada yang harus dikerjakan di rumah.” tolak Seonghwa.

“Perlu aku pesankan taksi?”

Seonghwa menggeleng, “Tidak usah. Di bawah masih ada taksi tadi yang menungguku.”

“Ah, baiklah kalau begitu.” Hongjoong memangkas jarak di antara mereka, bibirnya dengan cepat mendarat di pipi Seonghwa. Sebuah kecupan manis tanda perpisahan.

Dasar Hongjoong dan kebiasaan PDA-nya.

“Hati-hati pulangnya, sweetheart.”

“Aku pergi dulu!” Seonghwa berbalik dengan wajah yang memerah. Sebelum itu, Seonghwa menyempatkan untuk membungkuk sedikit kepada Yunho yang berada di belakang Hongjoong.

Tatapan mereka bertemu selama sepersekian detik. Yunho berhasil merekam penampakan wajah merona yang lucu itu. Matanya tidak berkedip memperhatikan Seonghwa hingga benar-benar menghilang dari pandangannya.

Hongjoong berbalik, kembali duduk di sebelah Yunho.

“Yang tadi itu siapa?” pertanyaan klise sebenarnya. Orang buta juga akan paham ada hubungan apa antara Hongjoong dengan si manis tadi. Tapi, Yunho hanya ingin memastikan.

“Ah, itu Seonghwa.” Hongjoong refleks tersenyum saat menyebutkan nama itu, “Dia kekasihku —eh, aku belum pernah cerita ya?” Hongjoong menoleh, nampak Yunho tengah mengangkat bahu.

“Ehem, ya begitulah. Seonghwa-ku yang manis selalu mengomel jika aku melupakan makan sejak kami tinggal bersama, haha.” Hongjoong tertawa renyah.

“Oh.”

Hanya balasan singkat itu yang Yunho berikan.

___________________________________________

Selama duapuluh lima tahun hidupnya, Jeong Yunho tidak pernah pusing mengenai masalah cinta. Dia pikir hidupnya sudah cukup menyenangkan untuk saat ini. Mempunyai karir yang bagus dengan kondisi finansial yang sangat baik, serta lingkungan dengan orang-orang yang membuatnya nyaman.

Dia masih muda. Terdapat cukup banyak waktu bagi Yunho untuk benar-benar menemukan seseorang yang tepat baginya. Sebenarnya kalau Yunho mau, dia hanya perlu menolehkan kepalanya sedikit kepada gadis-gadis cantik dari divisi sebelah yang jelas-jelas memiliki ketertarikan kepada Yunho.

•Yunhwa Crumbs•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang